BerandaTafsir TahliliTafsir Surah al-Hadid ayat 6-8

Tafsir Surah al-Hadid ayat 6-8

Tafsir Surah al-Hadid ayat 6-8 menjelaskan tentang waktu yang berputar di muka bumi serta musim yang mengitarinya. Hal itu ditujukan agar manusia dapat berpikir dan kemudian bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya.

Dalam Tafsir Surah al-Hadid ayat 6-8 juga diingatkan pula untuk menafkahkan harta yang dimiliki sebab harta dan anak adalah titipan dari Allah.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah al-Hadid ayat 4-5


Ayat 6

Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang dikehendaki-Nya. Kadang-kadang siang lebih panjang dari malam, kadang-kadang malam lebih panjang dari siang serta kadang-kadang sama panjangnya.

Dijadikan-Nya musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur, yang bermanfaat bagi hamba-Nya, dan sesuai dengan rencana-Nya. Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi sampai kepada benda yang paling kecil dan Dia juga mengetahui apa yang tergerak dalam hati dan keinginan hamba-Nya sebagaimana Ia dapat mengetahui perbuatan-perbuatan mereka yang baik dan yang buruk.

Dengan demikian, Allah mendorong kita untuk berpikir secara mendalam dan teliti segala yang bermanfaat secara sungguh-sungguh, kemudian bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dianugerahkan-Nya yang memberikan keberuntungan bagi kita di dunia dan di akhirat.

Ayat 7

Pada ayat ini Allah swt memerintahkan agar beriman kepada-Nya dan rasul-Nya menafkahkan harta-harta yang mereka miliki, karena harta dan anak itu adalah titipan Allah pada seseorang, tentu saja pada suatu hari titipan tersebut akan diambil kembali.

Syu’bah berkata, “Aku mendengar Qatadah menceritakan tentang Muththarif yang menemui Nabi saw, beliau membaca Surah at-Takatsur, lalu berkata:

يَقُوْلُ ابْنُ آدَمَ ماَلِيْ ماَلِيْ وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ اِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ وَمَاسِوٰى ذٰلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ. (رواه مسلم)

Manusia berkata, “Hartaku, hartaku.” Hartamu hanya yang telah engkau makan lalu habis, atau pakaian yang engkau pakai lalu menjadi usang, atau sesuatu yang engkau sedekahkan lalu menjadi kekal (tetap). Maka selain dari itu akan lenyap dan untuk orang lain. (Riwayat Muslim)

Kemudian Allah menerangkan, bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah membenarkan rasul-Nya serta menginfakkan harta-harta yang jatuh menjadi milik dari peninggalan orang terdahulu, mereka ini akan mendapat pahala yang besar yang tidak pernah dilihat dan tergores di hati.

Ayat 8

Dalam ayat ini, Allah mencela orang-orang yang tidak beriman dengan menyatakan, apakah alasan tidak beriman kepada Allah, sedangkan rasul-Nya berada di tengah-tengah kamu yang mengajakmu beriman dan mengesakan-Nya dengan mengemukakan bukti-bukti nyata. Mengenai keimanan manusia Nabi saw pernah bersabda:

أَيُّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَعْجَبُ إِلَيْكُمْ إِيْمَانًا؟ قَالُوْا: اَلْمَلاَئِكَةُ، قَالَ: وَمَالَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ، قَالُوْا: فَاْلأَنْبِيَاءُ، قَالَ: وَمَالَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ وَالْوَحْيُ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ، قَالُوْا: فَنَحْنُ، قَالَ: وَمَا لَكُمْ لاَ تُؤْمِنُوْنَ وَأَنَاَ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ؟ وَلَكِنْ أَعْجَبُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِِيْمَانًا قَوْمٌ يَجِيْئُوْنَ بَعْدَكُمْ يَجِدُوْنَ صُحُفًا يُؤْمِنُوْنَ بِمَافِيْهَا. (رواه البخاري)

Menurut kalian, siapakah yang paling mengagumkan keimanannya? Mereka (para sahabat) menjawab, “Malaikat.” Nabi bersabda, “Bagaimana mung-kin mereka tidak beriman sedangkan mereka di sisi Tuhannya.” Lalu mereka menjawab, “Para Nabi.” Nabi menjawab, “Bagaimana mungkin mereka tidak beriman sedangkan mereka menerima wahyu.” Lalu mereka berkata, “Kalau begitu, kamilah orangnya.” Nabi menjawab, “Bagaimana mungkin kalian tidak akan beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian. Iman seseorang yang paling mengagumkan ialah mereka yang datang sesudah kalian, membaca Al-Qur’an dan mengimaninya.” (Riwayat al-Bukhari)

Selanjutnya Allah mencela orang-orang kafir, mengapa kamu tidak beriman, padahal Allah telah memperlihatkan bukti ketauhidan-Nya di alam semesta baik secara rasio maupun secara logika. Bumi, langit, laut, daratan dan semua ciptaan Allah yang kamu saksikan baik pada diri kamu maupun pada semua ciptaan-Nya, adalah bukti yang nyata jika kamu benar-benar berpegang kepada-Nya.

Maksudnya adalah bukti wajib beriman kepada Allah dan Rasul-Nya terdapat pada seluruh benda ciptaan-Nya serta para rasul telah membuktikan kebenaran dakwah mereka dan mukjizat-mukjizat, tetapi apa sebabnya lagi kamu tidak mau beriman?

(Tafsir Kemenag)


Baca Selanjutnya: Tafsir Surah al-Hadid ayat 9-10

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...