BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 38-40

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 38-40

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 38-40 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai hukuman yang akan diterima oleh orang-orang yang melawan larangan Allah. Kedua berbicara mengenai kesejahteraan bagi orang yang menaati perintah Allah. Ketiga mengenai sanggahan tentang anggapan bahwa Allah memiliki anak perempuan.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 36-37


Ayat 38

Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa semua larangan-Nya yang disebutkan sebelum ayat ini, seperti mengadakan tuhan selain Allah, durhaka kepada kedua ibu bapak, berlaku boros, membunuh anak perempuan, berbuat zina, membunuh manusia yang diharamkan membunuhnya, memakan harta anak yatim, mengurangi atau melebihkan takaran dan timbangan, mengikuti perkataan dan perbuatan yang tidak diketahui kebenarannya, dan bersikap sombong adalah perbuatan-perbuatan yang sangat dibenci-Nya.

Para pelakunya patut diancam dengan hukuman yang keras dan harus dirasakan di dunia. Di akhirat mereka akan mendapat azab yang pedih.

Ayat 39

Pada ayat ini dijelaskan bahwa bimbingan Allah berupa perintah-Nya yang harus diikuti, dan semua larangan yang harus dijauhi, yang disebutkan dalam ayat-ayat yang lalu, apabila ditaati niscaya akan membimbing manusia kepada kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Sebab, semua itu adalah sebagian dari hikmah yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya, yang berupa peraturan-peraturan agama.

Selanjutnya Allah swt mengulangi kembali larangan mengadakan tuhan selain Allah. Pengulangan larangan mempersekutukan tuhan-tuhan yang lain dengan Allah, yang berarti perintah untuk beragama tauhid, menunjukkan kepada pengertian bahwa tauhid adalah inti dari semua agama samawi, dan sebagai titik tolak dan tujuan akhir dari segala macam urusan seluruh makhluk. Semua makhluk adalah milik Allah dan kepada-Nya pula semuanya akan kembali.

Di akhir ayat, Allah swt menegaskan bahwa akibat yang akan dirasakan oleh kaum musyrikin ialah mereka dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela, baik celaan itu datang dari pihak lain, ataupun datang dari dirinya sendiri, serta dijauhkan dari rahmat Allah. Mereka tidak akan mendapat pertolongan dari siapapun.


Baca juga: Tiga Macam Bentuk Jadal (Perdebatan) Yang Direkam dalam Al-Quran


Ayat 40

Allah swt membantah anggapan kaum musyrikin Mekah bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah, dengan menanyakan apakah patut Tuhanmu memilih bagimu anak laki-laki, sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara malaikat. Pertanyaan ini mengandung arti penyangkalan terhadap anggapan mereka bahwa Allah swt mempunyai anak-anak perempuan yang berupa malaikat.

Bantahan Allah, dalam ayat ini, dengan cara menunjukkan kesalahan jalan pikiran mereka, bertujuan agar mereka dapat memahami kesalahannya.

Bagaimana mungkin Allah swt yang menciptakan langit dan bumi serta benda-benda yang berada di antara keduanya dikatakan mempunyai anak-anak perempuan yang berupa malaikat, sedangkan mereka sendiri lebih suka mempunyai anak-anak laki-laki dan membenci anak perempuan. Mereka bahkan menguburkan anak perempuan itu hidup-hidup.

Dalam hal ini, mereka memberi suatu sifat kepada Allah yang mereka sendiri tidak menyukainya. Jalan pikiran mereka benar-benar kacau. Mereka menyifati Zat Yang Maha Esa dan Mulia dengan sifat yang rendah menurut pandangan mereka sendiri. Anggapan seperti ini mengakibatkan tiga macam kesalahan.

  1. Mereka menganggap bahwa para malaikat itu anak-anak perempuan.
  2. Mereka menganggap bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah.
  3. Mereka menyembah malaikat-malaikat itu.

Allah swt berfirman:

فَاسْتَفْتِهِمْ اَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُوْنَۚ   ١٤٩  اَمْ خَلَقْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةَ اِنَاثًا وَّهُمْ شَاهِدُوْنَ  ١٥٠  اَلَآ اِنَّهُمْ مِّنْ اِفْكِهِمْ لَيَقُوْلُوْنَۙ  ١٥١  وَلَدَ اللّٰهُ ۙوَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَۙ  ١٥٢

Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), ”Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?” Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)? Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, ”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta. (as-Saffat/37: 149-152)

Allah swt menegaskan bahwa dengan ucapan itu, kaum musyrikin telah mengatakan ucapan yang besar dosanya. Mereka telah mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan karenanya diancam dengan siksaan yang pedih. Mereka juga telah menyia-nyiakan akal pikiran mereka sendiri, karena memutarbalikkan kebenaran yang semestinya mereka junjung tinggi.

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا ۗ  ٨٨  لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا اِدًّا ۙ  ٨٩  تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ  ٩٠  اَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَدًا ۚ  ٩١  وَمَا يَنْۢبَغِيْ لِلرَّحْمٰنِ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا ۗ  ٩٢

Dan mereka berkata, ”(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. (Maryam/19: 88-92) (Lihat juga al-Baqarah/2: 116)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 41-43


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...