BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 45-47

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 45-47

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 45-47 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai kebebalan orang musyrik sehingga tidak bisa menerima iman. Kedua mengenai kebebalan hati orang musyrik. Ketiga mengenai pengetahuan Allah terhadap olok-olok yang dilakukan orang musyrik.


Baaca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 44


Ayat 45

Allah swt menjelaskan bahwa apabila Rasulullah saw membacakan Al-Qur’an kepada kaum musyrikin dengan maksud agar terbuka hati mereka untuk menerima kebenaran yang terkandung di dalamnya, maka Allah swt membuat dinding yang tidak tampak yang menutupi antara Rasulullah dan kaum musyrikin yang tidak beriman kepada hari akhirat.

Dinding yang menutupi dan tidak tampak itu ialah sesuatu yang menghalangi hati kaum musyrikin untuk memahami kandungan Al-Qur’an, sehingga tidak dapat mengambil manfaat dan petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya.

Hal itu adalah sebagai akibat dari keingkaran mereka kepada hari kebangkitan dan hari pembalasan, serta akibat dari noda-noda kemusyrikan yang telah menyelubungi jiwa mereka.

Ayat 46

Selanjutnya Allah swt menjelaskan bahwa pada saat Rasulullah membaca Al-Qur’an, Allah swt memasang tutup yang menyelubungi hati kaum musyrikin, sehingga hati mereka tidak bisa memahami Al-Qur’an, dan memasang sumbat di telinga mereka, sehingga tidak dapat mendengarnya.

Kalau dalam ayat 45 di atas, Allah menyebutkan sebab-sebab yang meng-halangi mereka memahami Al-Qur’an yang datang dari luar, dalam ayat ini Allah swt menyebutkan sebab-sebab yang datang dari dalam atau yang terdapat pada diri mereka sendiri.

Mereka telah mengalami kerusakan mental yang berat, sehingga tidak dapat lagi mengendalikan jiwanya. Oleh karena itu, mereka terhalang dari memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang benar-benar meminta perhatian dan pemusatan pikiran.

Kerusakan mental ini disebabkan kebiasaan mereka mengikuti jejak nenek moyang, meskipun apa yang diikuti itu tidak benar. Mereka sendiri mengakui kerusakan mental mereka, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah pada ayat yang lain:

وَقَالُوْا قُلُوْبُنَا فِيْٓ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ وَفِيْٓ اٰذَانِنَا وَقْرٌ وَّمِنْۢ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ اِنَّنَا عٰمِلُوْنَ

Dan mereka berkata, ”Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesung-guhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami).” (Fussilat/41: 5) (Perhatikan pula Fussilat/41: 44 dan al-An’am/6: 25)

Selanjutnya dijelaskan bahwa apabila Rasulullah menyebutkan nama Allah Yang Maha Esa dalam Al-Qur’an, tanpa menyebutkan nama-nama tuhan mereka, mereka berpaling ke belakang, dan menjauhinya dengan sikap yang sombong dan takabur.

Mereka merasa tersinggung sebab Rasulullah hanya menyebut nama Allah Yang Maha Esa saja dan tidak menyebutkan nama berhala-berhala mereka dalam Al-Qur’an yang dibaca.

Mereka benar-benar membenci Nabi yang tidak hanya tampak pada ucapan dan sikap mereka, akan tetapi diikuti dengan tindakan-tindakan penyiksaan kepada kaum Muslimin. Mereka juga merintangi kegiatan menyebarkan dakwah Islamiyah di kalangan penduduk Mekah dan sekitarnya.


Baca juga: Tafsir Surat Thaha Ayat 44: Nilai Kelembutan dalam Berdakwah


Ayat 47

Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa Dialah yang mengetahui sikap mereka ketika mendengarkan Rasulullah membacakan Al-Qur’an.

Mereka memperolok-olok dan mendustakannya. Allah yang menge-tahui ketika mereka berbisik-bisik satu sama lain dengan mengatakan, “Muhammad itu orang gila.”

Ada pula yang mengatakan, “Dia tukang tenung,” dan ada yang mengatakan, “Muhammad itu tiada lain kecuali orang yang kena sihir sebab pikirannya berubah-ubah dan tidak konsisten lagi, apakah kita pantas mengikuti orang gila semacam Muhammad itu?”

Firman Allah swt:

وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ

Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata, ”Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila.” (al-Qalam/68: 51)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 48-49


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

0
Bahasa Arab telah berkembang ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad saw. lahir. Meski telah berusia lama, bahasa ini masih digunakan hingga hari ini. Bahasa Arab...