Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 66-69 berbicara mengenai bencana yang akan menimpa orang-orang yang mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT. Tidak ada jaminan bagi orang yang kelihatannya aman-aman saja dari bencana. Jika Allah berkehendak maka bencana yang lain akan menimpa mereka.
Baca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 64-65
Ayat 66
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah yang menggerakkan kapal-kapal di lautan untuk para hamba-Nya, agar mereka dapat memanfaatkan kapal-kapal itu sebagai alat pengangkut kebutuhan hidup dari suatu negeri ke negeri lain. Dengan pengangkutan itulah kemakmuran yang terdapat di suatu negeri dapat beralih ke negeri yang lain.
Di akhir ayat, ditegaskan bahwa Allah benar-benar Maha Penyayang terhadap seluruh hamba-Nya, karena ke mana saja manusia mengarahkan pandangannya, tentu akan menyaksikan berbagi nikmat Allah yang tak terhingga, yang menjadi tanda kebesaran kekuasaan-Nya.
Ayat 67
Kemudian Allah mengungkapkan keadaan orang-orang kafir ketika ditimpa mara bahaya yang mengancam jiwanya.
Mereka tidak dapat mengharapkan pertolongan kecuali dari Allah, yang berkuasa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya. Allah swt menyatakan bahwa apabila orang kafir ditimpa mara bahaya di lautan, niscaya hilang harapan mereka untuk meminta bantuan dan pertolongan kepada berhala-berhala, jin, malaikat, pohon-pohon, dan batu-batu yang mereka sembah.
Pada saat yang gawat itu, yang mereka ingat hanyalah Allah Yang Maha Esa yang berkuasa dan mampu menghilangkan bahaya itu, maka mereka meminta pertolongan kepada-Nya.
Namun, apabila Allah telah mengabulkan permintaan mereka, yakni mereka telah terlepas dari bencana topan dan badai yang hampir menenggelamkan mereka, dan tiba di darat dengan selamat, mereka pun kembali berpaling menjadi orang-orang yang mengingkari nikmat-nikmat Allah dan kembali menyekutukan-Nya dengan tuhan yang lain.
Allah menegaskan bahwa tabiat manusia cenderung melupakan nikmat yang mereka terima dan selalu tidak beriman atau tidak mau berterima kasih kepada Zat yang memberikan nikmat itu. Ini adalah keanehan yang terdapat pada diri manusia kecuali hamba-Nya yang selalu berada dalam bimbingan dan perlindungan-Nya.
Baca juga: Makna Pengulangan Lafaz al-Rahmān al-Rahīm dalam Surah al-Fatihah
Ayat 68
Allah mengancam orang-orang yang mengingkari nikmat-nikmat-Nya, yang mengira bahwa dengan selamatnya mereka dari ancaman topan dan badai itu, mereka aman dari hukuman Allah Yang berkuasa menjungkirbalikkan sebagian daratan, sehingga mereka terpendam ke perut bumi.
Apabila berkehendak, Allah berkuasa meniupkan angin keras dan menghujani mereka dengan batu-batu kecil sehingga mereka lenyap dalam waktu yang sangat singkat dari permukaan bumi ini.
Dalam keadaan seperti itu, mereka tidak akan mendapatkan seorang pelindung yang mampu menyelamatkan mereka dari bencana tersebut kecuali Allah Yang Mahakuasa menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk-Nya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa bencana itu bisa terjadi di mana-mana, meskipun selamat dari bencana yang mengancam mereka di lautan, yang berupa topan dan badai, di daratan bencana yang lebih dahsyat mungkin saja terjadi, seperti gempa bumi, hujan batu, banjir, dan sebagainya.
Semuanya berada dalam kekuasaan Allah yang menciptakan langit dan bumi serta seluruh makhluk yang berada di antara keduanya.
Ayat 69
Selanjutnya dijelaskan bahwa Allah berkuasa untuk mengembalikan orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya itu ke lautan kembali, setelah mereka merasa aman di darat. Apakah mereka merasa aman dari bencana yang akan menimpa mereka di lautan setelah mereka sampai ke daratan.
Allah berkuasa mengembalikan mereka ke lautan kembali, dengan mengirim angin topan dan tsunami yang sangat dahsyat.
Angin itu menyapu mereka dari daratan, sehingga mereka akan digulung oleh gelombang yang dapat menenggelamkan mereka. Pada saat-saat mengalami musibah yang sangat dahsyat itu, mereka tidak akan mendapatkan seorang pun yang dapat menolong untuk melepaskan mereka dari siksa Allah.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 70-71
(Tafsir Kemenag)