BerandaTafsir TahliliTafsir Surah al-Jumu’ah ayat 3-5

Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 3-5

Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 3-5 menjelaskan bahwa kerasulan Nabi Muhammad adalah untuk semua umat manusia tidak hanya terbatas kepada bangsa Arab. Rasulullah diturunkan untuk membersihkan dari kemusyrikan dan sifat-sifat biadab yang dimiliki oleh manusia. Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 3-5 menyebutkan bahwa Allah sangat murka kepada orang-orang Yahudi yang telah diturunkan Taurat namun mereka tidak mengamalkannya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 1-2


Ayat 3

Allah menjelaskan bahwa kerasulan Muhammad saw tidaklah terbatas kepada bangsa Arab yang ada pada waktu itu, tetapi juga kepada orang-orang yang belum bergabung kepada mereka sampai hari Kiamat, yaitu orang-orang yang datang sesudah para sahabat Nabi saw, sampai hari Pembalasan, seperti bangsa Persia, Romawi dan lain-lain. Di dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Hurairah, ia berkata:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَأُنْزِلَتْ عَلَيْهِ سُوْرَةُ الْجُمُعَةِ (وَﺁخَرِيْنَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوْا بِهِمْ) قَالَ قُلْتُ مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَلَمْ يُرَاجِعْهُ حَتَّى سَأَلَ ثَلاَثاً وَفِيْنَاسَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ وَضَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ عَلَى سَلْمَانَ ثُمَّ َقَالَ: لَوْ كَانَ اْلاِيْمَانُ بِالثُّرَيَّا لََنَالَهُ رِجَالٌ أَوْ رَجُلٌ مِنْ هٰؤُلاَءِ. (رواه البخاري)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika kami duduk bersama Nabi saw, lalu diturunkan kepadanya Surah al-Jumu‘ah “wa akharina minhum lamma yalhaqu bihim.” Abu Hurairah bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah? Namun Nabi saw tidak menjawab sampai ia bertanya tiga kali. Abu Hurairah berkata, “Pada saat itu ada Salman al-Farisi bersama kami. Kemudian Nabi meletakkan tangannya di pundak Salman, seraya berkata, ‘Seandainya keimanan terdapat pada bintang-bintang, maka tentulah akan dicapai oleh orang-orang dari mereka (bangsa Persia).” (Riwayat al-Bukhari).

Allah itu Mahaperkasa, kuasa meningkatkan kecerdasan orang yang bodoh, dan menguatkan umat yang lemah dengan mengutus seorang rasul dari kalangan mereka juga, untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan, dan membawa kepada petunjuk kebenaran, dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang. Allah juga Mahabijaksana dalam mengatur kepentingan makhluk-Nya yang akan membawa mereka kepada kebaikan dan keuntungan.

Ayat 4

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa diutusnya rasul kepada manusia, untuk membersihkan mereka dari kemusyrikan dan sifat-sifat kebiadaban. Hal tersebut merupakan nikmat dan karunia Allah yang terbesar diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dari hamba-hamba-Nya yang telah dipilih-Nya, karena kebersihan hati mereka dan kesediaan menerimanya.

Ayat 5

Pada ayat ini Allah menyatakan kemurkaan-Nya kepada orang-orang Yahudi yang telah diturunkan kepada mereka kitab Taurat untuk diamalkan, tetapi mereka tidak melaksanakan isinya. Mereka itu tidak ada bedanya dengan keledai yang memikul kitab yang banyak, tetapi tidak mengetahui apa yang dipikulnya itu.

Bahkan mereka lebih bodoh lagi dari keledai, karena keledai itu memang tidak mempunyai akal untuk memahaminya, sedangkan mereka itu mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakan. Di sisi lain, ketika menggunakan akal, mereka menggunakannya untuk menyelewengkan Taurat dengan mengurangi, menambah, mengubah, atau menakwilkannya kepada arti yang mereka inginkan. Keadaan mereka itu digambarkan dalam ayat ini, sebagai berikut:

اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ  ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (al-A’raf/7: 179).

Alangkah buruknya perumpamaan yang diberikan kepada mereka. Itu tidak lain karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang dibawa oleh rasul mereka. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim terhadap dirinya sendiri, yang bergelimang dosa sehingga matanya tidak dapat melihat cahaya kebenaran. Hatinya merana tidak dapat merasakan hal-hal yang benar, bahkan dia berada dalam kegelapan yang menyebabkannya tidak dapat melihat jalan sampai kepada sasaran.

(Tafsir Kemenag)


Baca setelahnya: Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 6-8


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...