BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 106-110

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 106-110

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 106-110 berbicara tentang kondisi penghuni neraka, selain mengakui atas kesesatan yang pernah dilakukan sewaktu di dunia, mereka juga memohon agar diberi kesempatan untuk kembali kedunia agar bisa melakukan kebaikan sebagai penebus kesalahan. Namun, Allah menolak, tidak ada kesempatan lagi, terlebih kesalahan mereka begitu banyak, tidak hanya kepada Allah semata, namun juga terhadap sesama manusia.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 103-105


Ayat 106

Pada ayat ini Allah menerangkan pengakuan penghuni neraka atas kesesatan mereka, sekalipun telah diutus kepada mereka rasul-rasul untuk membimbing mereka, dan diturunkan kitab-kitab samawi untuk menjadi pedoman mereka.

Akan tetapi, mereka telah dikalahkan oleh kejahatan mereka, dan dikendalikan oleh hawa nafsu, maka tidak ada jalan bagi mereka untuk berbuat kebaikan dan menghindarkan diri dari jalan kesesatan. Sejalan dengan ayat ini firman Allah:

فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوْبِنَا فَهَلْ اِلٰى خُرُوْجٍ مِّنْ سَبِيْلٍ

Lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (al-Mu`min/40: 11)

Ayat 107

Ayat ini menerangkan permohonan penghuni neraka kepada Allah, yaitu agar mereka dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dunia. Mereka berjanji bahwa kalau permohonan mereka dikabulkan, mereka akan mengubah kekafiran mereka kepada keimanan dan taat kepada segala apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.

Jika mereka masih tetap saja berbuat maksiat sebagaimana halnya dahulu, maka mereka benar-benar orang yang aniaya dan mereka layak menerima azab dan siksa yang amat pedih.

Ayat 108

Ayat ini menerangkan jawaban Allah terhadap permintaan penghuni neraka untuk dapat dikembalikan ke dunia menebus kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuatnya.

Allah menegaskan kepada mereka supaya tetap berada di dalam neraka, meringkuk dalam keadaan hina dan tidak mempunyai harga diri sedikit pun. Mereka harus diam dan tidak melanjutkan pembicaraannya dengan Allah serta tidak mengulangi lagi perbuatannya karena mereka tak mungkin lagi dapat dikembalikan ke dunia.


Baca Juga: Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 7-12: Merenungi Tiga Macam Kondisi Manusia


Ayat 109-110

Pada ayat ini Allah menerangkan sebab musabab mereka disiksa dan diazab, serta jawaban yang menghina atas permintaan mereka kembali ke dunia.

Hinaan itu muncul karena mereka menghina hamba-hamba Allah yang telah beriman, seperti Bilal, Khabbāb, Shuhaib dan orang-orang mukmin yang lemah lainnya, selalu mendekatkan diri kepada Allah, menegaskan ikrar dan pengakuan keimanan mereka kepada-Nya, membenar-kan para rasul yang telah diutus-Nya, senantiasa meminta ampunan dan memohon rahmat kepada-Nya karena Dialah pemberi rahmat yang sebaik-baiknya.

Orang-orang kafir menghadapi orang-orang mukmin itu dengan sikap mengejek, menertawakan, dan menghina. Ayat ini juga menerangkan bahwa kesibukan orang-orang kafir itu mereka mengejek dan menertawakan orang-orang mukmin, membuat mereka lupa mengingat Allah. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ  ٢٩  وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَۖ  ٣٠  وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ  ٣١  وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ  ٣٢  وَمَآ اُرْسِلُوْا عَلَيْهِمْ حٰفِظِيْنَۗ  ٣٣

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya, dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria. Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, ”Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat,” padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin). (al-Muthaffifin/83: 29-33)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 111-114


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

skenario di balik pewahyuan Alquran

Skenario Tuhan di Balik Pewahyuan Alquran

Pewahyuan Alquran merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Lebih dari sekadar kitab suci, Alquran yaitu mukjizat yang mencakup dimensi spiritual, sosial, dan intelektual. Pewahyuannya...