BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 79-80

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 79-80

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 79-80 mengajak manusia untuk merenung dan mensyukuri atas segala nikmat yang sudah Allah curahkan. Dia telah menganugerahi penglihatan, pendengaran, dan hati, supaya manusia dapat menyikapi kehidupan lebih baik. Selagi Allah masih memberikan waktu di dunia, maka manusia diajak untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kembali kepada-Nya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 76-78


Ayat 79

Di antara karunia Allah kepada manusia ialah menciptakan manusia dengan sempurna, dibekali dengan pendengaran, penglihatan dan mata hati dan potensi lainnya sehingga dia dapat memanfaatkan semua yang diciptakan Allah di bumi dan di langit yang memang diciptakan oleh Allah untuk manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا

Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu. (al- Baqarah/2: 29)

Dan firman-Nya:

اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ۗ

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. (Luqmān/31: 20)

Dia menciptakan manusia lengkap dengan indera, potensi dan kecenderungan serta hati nurani agar dia benar-benar bisa menjadi khalifah di bumi. Tak ada makhluk di bumi ini yang lebih sempurna penciptaannya daripada manusia seperti tersebut dalam firman-Nya:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (at-T³n/95: 4).

Dengan keistimewaan itu manusia harus bersyukur kepada Penciptanya dengan memanfaatkan karunianya itu dengan sebaik-baiknya, beramal dan bekerja untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Karena nanti Allah akan mengumpulkan manusia seluruhnya di padang Mahsyar untuk menerima perhitungan amal perbuatannya selama hidup di dunia.


Baca Juga: Surah Ar-Ra’d Ayat 26: Rezeki adalah karunia Allah swt yang Harus Diusahakan


Ayat 80

Di antara karunia Allah ialah menghidupkan dan mematikan, manusia tidak akan dapat menikmati kehidupan dunia kalau Allah tidak mengaruniakan roh kepadanya.

Dengan adanya roh di dalam jasadnya barulah manusia dapat berusaha, berikhtiar dan berpikir untuk mencapai apa yang diinginkan dan dicita-citakannya. Tidak ada yang mengetahui rahasia hidup mati ini kecuali Allah.

Telah berabad-abad bahkan beribu tahun manusia berusaha untuk mengetahui rahasia roh ini agar dia dapat hidup selamanya, tetapi sampai sekarang tidak ada seorang ilmuwan pun yang sanggup mengungkap rahasia itu.

Karena soal roh itu adalah rahasia yang gaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah sebagai tersebut dalam firman-Nya:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, ”Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (al-Isrā`/17: 85)

Selanjutnya Dialah yang menjadikan pergantian antara malam dan siang. Malam dijadikan waktu untuk istirahat dan siang dijadikan waktu untuk berusaha dan bekerja.

Dapat dibayangkan bagaimana jadinya dunia ini kalau yang ada hanya siang saja, demikian pula sebaliknya. Mungkin dunia ini dan segala makhluk yang ada di atasnya akan mati terbakar karena selalu ditimpa terik matahari yang amat panas atau mungkin dunia ini akan mati dengan segala isinya kalau yang ada hanya malam saja sepanjang waktu, karena tidak ada matahari yang menjadi sumber energi dan menjadi sebab hidupnya makhluk di dunia ini.

Allah menegur sikap dan tindakan manusia yang tidak mau mengingat betapa besar karunia-Nya kepada mereka. Mengapa mereka tidak memikirkan dan memperhatikannya, agar mereka bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya itu?

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 81-83


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...