BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 14-24

Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 14-24

Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 14-24 ini masih terkait dengan pembahasan yang lewat. Selain menuduh tiadanya hari kebangkitan, mereka juga menganggap bahwa Alquran hanya dongeng belaka.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 4-13


Mereka yang dinyatakan dalam Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 14-24 ini adalah orang-orang yang buta dan jauh dari rahmat Allah Swt. Berbeda dengan orang-orang yang percaya terhadap Alquran. Mereka diungsika ke tempat yang tinggi lagi mulia.

Ayat 14

Dalam ayat ini, Allah membantah tuduhan orang-orang kafir Mekah yang mengatakan bahwa Alquran itu dongengan orang dahulu. Sama sekali bukan demikian.

Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. Kebiasaan mereka berbuat dosa telah menyebabkan hati mereka jadi keras, gelap, dan tertutup laksana logam yang berkarat.

Oleh karena itu, mereka tidak dapat membedakan antara dusta yang berat dengan kebenaran yang terang benderang. Hati yang demikian hanya bisa dibersihkan dengan tobat yang sempurna.

Ayat 15

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang kafir yang tidak mau mengakui Alquran sebagai wahyu Allah terhalang dari rahmat-Nya di dunia dan akhirat.

Mereka terhalang dari nikmat terbesar bagi seorang hamba, yaitu memandang dan melihat Allah di akhirat. Imam Syafi’i mengatakan ayat ini bisa dijadikan dalil bahwa orang-orang Mukmin tidak akan terhalangi dari memandang Allah di akhirat, sebagaimana firman-Nya:

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ  ٢٢  اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ  ٢٣

Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, memandang Tuhannya. (al-Qiyamah/75: 22-23)

Ayat 16

Setelah dijauhkan dari rahmat Allah dan tidak dapat mencapai cita-cita yang diangan-angankannya pada hari pembalasan, orang-orang kafir itu benar-benar masuk neraka Jahim yang sangat panas.


Baca juga: Tafsir Al-Anbiya’ Ayat 107; Nabi Muhammad Saw Adalah Rahmat Bagi Seluruh Alam


Ayat 17

Kemudian dikatakan kepada mereka ucapan yang mengandung cercaan sehingga penderitaan mereka itu berlipat ganda. Di samping penderitaan fisik, mereka juga menderita secara psikis (kejiwaan). Inilah azab yang selalu mereka dustakan ketika di dunia.

Inilah balasan terhadap sikap mereka mendustakan berita-berita rasul yang benar, seperti anggapan mereka bahwa manusia tidak akan dibangkitkan kembali, Alquran itu dongengan orang-orang dahulu, Muhammad saw itu hanya seorang tukang sihir atau pendusta, dan berbagai macam tuduhan lainnya.

Di akhirat nanti, akan menjadi jelas bagaimana fakta kebenaran yang sesungguhnya yang dapat disaksikan oleh pancaindra mereka. Alangkah sedihnya dirasakan oleh seorang yang sedang menderita azab bila diberi kecaman yang sangat menusuk hatinya, padahal ia sempat menempuh jalan keselamatannya jika ia benar-benar beriman dan bertakwa.

Ayat 18

Dalam ayat ini, Allah membantah tuduhan orang-orang durhaka yang mengingkari hari kebangkitan dan kebenaran Alquran. Sekali-kali tidak demikian.

Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti disimpan dalam suatu tempat yang tinggi yang diberi nama ‘Illiyyµn, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat muqarrabin (yang dekat dengan Allah).

Ayat 19-21

Untuk memperlihatkan keagungan ‘Illiyyµn itu, Allah mengemukakan pertanyaan, “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyµn itu?” Allah lalu menjelaskannya langsung, “Yaitu kitab yang tertulis dan disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah.”


Baca juga: Tafsir Surah At-Taubah Ayat 36: Menanam Amalan di Bulan Rajab


Ayat 22

Setelah menerangkan kitab orang-orang yang berbakti yang diberi nama ‘Illiyyµn, lalu Allah menerangkan keadaan orang yang berbakti (al-abrar) itu secara terperinci. Sesungguhnya mereka yang membenarkan apa-apa yang dibawa oleh Muhammad saw itu, benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar, yaitu surga.

Ayat 23

Mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang berbagai macam kenikmatan surga seperti bidadari, anak-anak mereka yang mati sebelum balig yang disediakan dalam surga untuk berkhidmat kepada orang tuanya, aneka macam makanan dan minuman, dan sebagainya.

Ayat 24

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tanda-tanda kebahagiaan itu tampak pada wajah-wajah mereka. Orang yang melihatnya dapat merasakan kesenangan hidup mereka yang penuh dengan kenikmatan seperti tercantum dalam firman Allah:

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ  ٣٨  ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ  ٣٩

Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria. (‘Abasa/80: 38-39)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 25-36


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...