BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Qasas ayat 63-67

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 63-67

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 63-67 menjelaskan bahwa orang yang telah menyesatkan orang lain maka dipastikan dia akan mendapat kemurkaan dan ancaman dari Allah. Selain itu ditegaskan kembali dalam Tafsir Surah Al-Qasas ayat 63-67 bahwa perbuatan perbuatan menyekutukan Allah sangatlah dimurkai oleh Allah. 


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Qasas ayat 58-62


Ayat 63

Ayat ini menerangkan jawaban para penyesat dan pengajak kepada kekafiran yang berusaha melepaskan diri dari tanggung jawabnya menyesatkan orang lain. Mereka telah dipastikan mendapat kemurkaan dan yang telah mendapat ancaman dari Allah dengan firman-Nya:

لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ

Pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-Sajdah/32: 13)

Para pengajak kepada kekafiran itu akhirnya masuk ke dalam neraka. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mereka itulah yang telah kami sesatkan sebagaimana kami juga sesat. Kami sekadar mengajak mereka lalu mereka mengikuti ajakan kami yang menyesatkan itu dengan kemauan sendiri. Tidak ada paksaan sama sekali dari kami.”

Ketika mereka diajak untuk beriman kepada Allah, mereka tidak menghiraukannya sama sekali padahal ajakan itu adalah ajakan yang sebenarnya. Peristiwa semacam ini sama dengan peristiwa yang akan terjadi di akhirat yaitu dialog antara setan dengan manusia yang telah disesatkannya, sebagaimana firman Allah:

وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri.

Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)

Pembelaan diri setan dengan mengatakan bahwa orang yang sesat itu mematuhi ajakannya dengan kemauan mereka sendiri, bukan tekanan darinya karena ia tidak punya kekuasaan atas manusia, dikuatkan oleh firman Allah kepada Iblis:

اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغٰوِيْنَ

Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. (al-Hijr/15: 42)

Pemimpin-pemimpin yang menyesatkan itu menyatakan tidak bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatan pengikut-pengikutnya, dengan alasan bahwa mereka tidak menyembah kepada-Nya tetapi kepada berhala-berhala. Kejadian seperti ini disebutkan dalam ayat yang lain yaitu firman Allah:

اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَابُ

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus. (al-Baqarah/2: 166)

Ayat 64

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 63-67 pada ayat ini diterangkan bahwa mereka yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan lain di dunia, disuruh memanggil tuhan-tuhan mereka yang dijadikan sekutu Allah untuk menolak azab yang menimpa mereka. Ketika mereka memanggilnya, berhala-berhala itu tentu tidak bisa menjawab karena tidak berdaya sedikit pun.

Hal ini dilakukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka yang disaksikan oleh segenap penghuni akhirat. Mereka yang memanggil dan yang dipanggil yakin bahwa mereka akan diseret ke neraka karena dosa-dosa mereka, dan mereka sudah tidak dapat mengelak dan lari ke tempat lain, sebagaimana firman Allah:

وَرَاَ الْمُجْرِمُوْنَ النَّارَ فَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مُّوَاقِعُوْهَا وَلَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًا

Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (al-Kahf/18: 53)

Setelah menyaksikan azab yang akan menimpa mereka, ketika itu mereka menyesal seandainya dahulu ketika masih hidup di dunia mereka menerima petunjuk dan beriman kepada Allah. Akan tetapi, pengandaian itu hanya merupakan angan-angan yang tidak mungkin terlaksana.

Ayat 65-66

Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan.

Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang meng-hadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:

يَوْمَ يَجْمَعُ اللّٰهُ الرُّسُلَ فَيَقُوْلُ مَاذَٓا اُجِبْتُمْ ۗ قَالُوْا لَا عِلْمَ لَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ

(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), “Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?” Mereka (para rasul) menjawab, “Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.” (al-Ma’idah/5: 109)

Ayat 67

Betapapun banyaknya dosa seseorang, termasuk menyekutukan Allah yang merupakan dosa yang paling besar, bila ia tobat dan kembali kepada kebenaran, serta beribadah kepada-Nya, membenarkan nabi-Nya, mengerjakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya, tentu ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berbahagia di akhirat.

Kejahatannya diganti oleh Allah dengan kebajikan. Ia mendapat karunia dan masuk ke surga yang penuh nikmat. Ia tinggal di dalamnya kekal untuk selama-lamanya, sebagaimana firman Allah :

وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا ۙ  ٦٨  يُّضٰعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا ۙ  ٦٩  اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا   ٧٠

Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-Furqan/25: 68-70)

(Tafsir Kemenag)


Baca Selanjutnya: Tafsir Surah Al-Qasas ayat 68-71


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...