Tafsir Surah An-Nahl Ayat 15-16

tafsir surah an-nahl
tafsir surah an-nahl

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 15-16 berbicara mengenai dua hal. Pertama berbicara mengenai nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah yang tidak dirasakan manusia secara langsung. Misalnyanya penciptaan gunung-gunung. Hal ini sekaligus menjadi pembicaan kedua.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 13-14


Ayat 15

Allah swt juga menyebutkan nikmat yang didapat manusia secara tidak langsung. Dia menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang. Dengan demikian, binatang-binatang serta manusia yang berada di permukaannya dapat hidup tenang.

Gambaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah bahwa gunung diciptakan oleh Allah sebagai pemelihara keseimbangan bumi sehingga dapat berputar dengan tenang. Mengenai ketenangan bumi karena adanya gunung itu dapat diumpamakan seperti tenangnya perahu di atas air.

Apabila perahu itu tidak diberi beban, ia mudah tergoncang oleh gelombang ombak. Tetapi apabila diberi beban yang cukup berat, maka perahu itu tidak mudah oleng.

Allah swt menciptakan sungai di permukaan bumi yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba-Nya.

Sungai itu berfungsi sebagai sumber pengairan yang dapat diatur untuk mengairi sawah dan ladang, sehingga manusia dapat bercocok tanam untuk memenuhi segala macam kebutuhannya. Di samping itu, sungai dapat juga dijadikan sebagai sarana lalu lintas guna kepentingan pengangkutan barang-barang dagangan manusia.

Allah juga menciptakan daratan yang dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan transportasi dari suatu negeri ke negeri yang lain. Jalan-jalan itu terbentang mulai dari tepi pantai, menembus hutan-hutan, dan melingkari gunung-gunung, sehingga dengan demikian manusia dapat mencapai tujuannya tanpa tersesat ke tempat lain. Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah swt menyebutkan bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk. Artinya tidak tersesat tanpa arah tujuan.

Firman Allah:

وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ

Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (al-Anbiya’/21: 31)

Ayat 15 Surah an-Nahl/16 ini juga menyiratkan bagaimana proses geologi berjalan, yang pada dasarnya berupa siklus yang tiada berhenti.

Ketika proses erosi terjadi maka seluruh material hasil erosi dihamparkan dan diendapkan pada tempat-tempat yang lebih rendah, bahkan mencapai wilayah-wilayah terendah seperti palung-palung yang terdapat di sebelah barat pulau Sumatera ataupun di selatan pulau Jawa.

Kumpulan material akibat erosi selama jutaan tahun ini secara bersamaan dihimpit oleh lempengan-lempengan yang terus bergerak dan lambat laun menghasilkan pegunungan.

Proses geologi selalu menuju ke keseimbangan yang terukur. Pada pegunungan yang menjulang tinggi, maka beban ini menekan kerak bumi di bawahnya dan menyebabkan kerakbumi menekuk lebih dalam, ibarat sebuah akar yang menunjam dalam dan membuat bumi stabil. Jadi, di bawah pegunungan terdapat akar yang ketebalannya prororsional dengan beratnya (terukur).

Contoh dari fenomena  adalah  di bawah pengunungan Himalaya yang menjulang tinggi terdapat akar yang dalam.


Baca juga: Ketahui Manfaat Gunung Sebagai Pasak Bumi, Ini Penjelasannya dalam Al Quran


Ayat 16

Di samping itu, Allah swt menciptakan gunung-gunung itu sebagai tanda yang dapat digunakan manusia sebagai petunjuk untuk mengetahui di mana mereka berada. Apabila seseorang berlayar di lautan dan masih dapat melihat rambu-rambu darat maka gunung-gunung itulah sebagai tanda baginya untuk menentukan posisi dan kedudukan perahunya.

Selanjutnya Allah swt menjelaskan pula bahwa Dia menciptakan bintang-bintang yang juga dapat dijadikan sebagai penunjuk arah. Bintang digunakan para musafir di darat, pelaut, dan penerbang sebagai petunjuk di waktu malam apabila rambu-rambu tak dapat dipergunakan lagi.

Karena di waktu malam gelap, hanya cahaya-cahaya bintang itulah yang paling jelas bagi mereka. Manusia dapat mengambil petunjuk dari bintang dengan jalan mengenal gugusan bintang-bintang itu yang dalam ilmu falak telah diberi nama-nama tersendiri.

Sudah tentu, yang dapat menggunakan bintang sebagai petunjuk ialah mereka yang telah dapat membedakan masing-masing gugusan bintang itu dan mengenal saat terbit dan tenggelamnya. Gugusan-gugusan bintang itu dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan kedudukan mereka di permukaan bumi.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 17-21


(Tafsir Kemenag)