BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 67-68

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 67-68

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 67-68 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai tanda-tanda kekuasaan Allah pada sesuatu yang lain, yaitu buah kurma dan anggur. Kedua berbicara mengenai kekuasaan Allah pada seekor lebah.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 63-66


Ayat 67

Selanjutnya, Allah swt meminta para hamba-Nya agar memperhati-kan buah kurma dan anggur. Dari kedua buah-buahan itu, manusia dapat memproduksi sakar, yaitu minuman memabukkan yang diharamkan dan minuman baik yang dihalalkan.

Sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas menjelaskan, “Sakar ialah minuman yang diharamkan yang berasal dari buah kurma dan anggur. Rezeki yang baik ialah makanan halal yang bisa diproduksi dari kurma dan anggur.

Jadi dari kurma dan anggur, manusia dapat memproduksi berbagai jenis makanan. Di antaranya ada yang memudaratkan dan ada yang bermanfaat. Yang memudaratkan dilarang oleh agama, sedang yang bermanfaat dibolehkan untuk diproduksi. Dengan demikian, ayat ini sudah mengandung isyarat bagi mereka yang berpikiran suci bahwa meminum minuman keras haram hukumnya dan tidak boleh diproduksi.

Di akhir ayat, Allah swt menegaskan bahwa dalam penciptaan kedua macam tumbuh-tumbuhan itu terdapat tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan keesaan Tuhan bagi orang-orang yang mempergunakan pikirannya untuk meneliti, memperhatikan, dan mengambil pelajaran dari penciptaan tumbuh-tumbuhan yang disebutkan dalam ayat itu.


Baca juga: Tafsir Ahkam: Apakah Berwudhu Diwajibkan Niat Terlebih Dahulu?


Ayat 68

Kemudian Allah swt meminta perhatian para hamba-Nya agar memperhatikan lebah. Allah telah memberikan naluri kepada lebah sehingga mempunyai kemahiran untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang didirikan manusia.

Seorang yang mau memperhatikan bagaimana kemahiran lebah membuat sarangnya, tentu ia akan takjub. Sarang lebah terbuat dari bahan serupa lilin dan mempunyai bentuk segi enam berangkai yang menurut para ahli struktur bangunan merupakan ruang yang paling banyak memuat isi dibanding dengan segi-segi lain.

Apabila diperhatikan bobotnya, sarang lebah itu sangat ringan, tetapi dapat menahan beban yang berat yaitu madu, telur, dan embrio-embrionya. Hal ini juga menjadi bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.

Ayat di atas menggambarkan perikehidupan lebah madu secara singkat namun akurat sebagai berikut.

1. “…Buatlah sarang-sarang pada sebagian pegunungan dan sebagian pepohonan, dan pada sebagian tempat-tempat tinggi yang mereka buat…”. Kelompok lebah diperkirakan terdiri atas, paling tidak, 20.000 jenis.

Masing-masing jenis memiliki cara sendiri-sendiri dalam membuat sarangnya. Mereka menggunakan semua sarana, mulai dari gua-gua yang terletak di pegunungan, lubang-lubang pada pohon tua, atau membuat sarang sendiri dan menggantungnya pada cabang pohon. Mengingat ayat ini ditujukan khusus untuk lebah madu, maka uraian tentang sarang lebah madu akan diuraikan secara lebih rinci.

Sarang lebah madu, atau lebah pada umumnya, merupakan tempat yang strategis dan sentral untuk seluruh kehidupan kelompok. Mulai dari tempat mengasuh anakan (larva) sampai dengan pusat informasi, semuanya ada di sarang.

Sarang lebah madu terdiri atas  bilik-bilik yang berupa lubang-lubang segi enam (hexagonal) yang nyaris sempurna. Para ahli konstruksi mengakui bahwa bentuk segi enam adalah bentuk yang paling kuat, menghemat bahan dan ruangan. Bentuk tersebut juga mencegah serangga lain masuk di sela-sela bilik dan membuat sarang.

  1. “…Kemudian makanlah dari setiap buah-buahan….” Bahan utama yang dijadikan makanan lebah madu adalah nektar, suatu cairan manis yang terdapat pada bunga. Sedangkan jenis-jenis lebah lainnya ada juga yang memperoleh makanan dari sari buah-buahan.
  2. “…Dan tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu dalam keadaan mudah’….” Dalam proses pencarian lapangan bunga, beberapa lebah pekerja dikirim sebagai pemandu untuk mencari daerah yang potensial. Mereka dapat terbang sampai sejauh lima kilometer dan akan terus mencari sampai menemukan jumlah yang cukup untuk dipanen untuk kemudian disampaikan kepada lebah lainnya.;“Allah mewahyukan kepada lebah” mengandung arti kiasan.

Mengapa wahyu yang biasa diturunkan kepada manusia itu bisa diturunkan kepada bangsa lebah. Kita harus memahami ayat ini dengan memahami apa fungsi dan tujuan dari Allah menurunkan wahyu. Wahyu bertujuan untuk memberikan petunjuk. Jadi Allah memberikan petunjuk kepada bangsa lebah untuk ditaati sepanjang hidupnya oleh setiap lebah sampai kiamat.

Berbeda dengan manusia, dimana ada yang taat dan  ada pula yang membangkang bahkan dan yang mendustakan wahyu dari Allah swt. Lebah (dan binatang maupun tumbuhan lainnya) tanpa terkecuali akan menaati dan menjadikan-nya sebagai pegangan dan petunjuk hidupnya

Dalam ayat ini, petunjuk Allah adalah untuk membuat sarang (lebah) pada tempat-tempat yang dibuat manusia. Ini artinya  bahwa Allah menolong manusia untuk membudidayakan dan memanfaatkannya seperti yang dijelaskan dalam An-Naḥl 16:69.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dunia tumbuhan, dan beberapa di antaranya sangat bermanfaat setelah diproses lebih lanjut oleh binatang, misalnya madu yang diperoleh dari aktivitas lebah madu.

Aristoteles adalah orang pertama yang menekuni dan mempelajari lebah madu. Walaupun banyak teorinya yang tidak masuk akal, apabila dikaji dengan pengetahuan saat ini, namun harus diakui bahwa dialah pionir dalam penelitian dan pengungkapan perikehidupan lebah.

Perhatian manusia diper-kirakan sudah dimulai  antara 8.000 sampai 15.000 tahun yang lalu.  Banyak lukisan-lukisan di dinding gua prehestorik yang memperlihatkan bagaimana manusia memanen madu dari sarang lebah madu. Pemeliharaan lebah diduga dimulai di Mesir sekitar tahun 2400 SM.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 69-70


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

surah al-Baqarah ayat 274 dan sedekah ala Ali bin Abi Talib

Surah Al-Baqarah Ayat 274 dan Sedekah Ala Ali bin Abi Thalib 

0
Ali bin Abi Talib merupakan sepupu Nabi Muhammad saw. sekaligus suami dari putrinya, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Beliau sangat terkenal dengan kemurahan hati dan kedermawanannya...