BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 84-85

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 84-85

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 84-85 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai suatu keadaan yang terjadi pada hari kiamat. Kedua mengenai azab yang ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 81-83


Ayat 84

Allah swt menjelaskan bahwa pada hari kiamat, para rasul menjadi saksi atas umat mereka masing-masing. Merekalah yang mengetahui sikap umatnya ketika mereka berdakwah, apakah umatnya menerima dengan baik ajakan dan seruan yang disampaikan, ataukah mereka kufur dan menolak-nya.

Kesaksian para rasul atas penerimaan dan penolakan umatnya disertai dengan penjelasan yang cukup dan bukti yang benar. Berdasarkan kesaksian itu, hukuman dijatuhkan kepada mereka. Mereka tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan untuk membela diri ataupun minta maaf akan segala perbuatan dan tindakan mereka pada masa hidup di dunia.

Allah berfirman:

هٰذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُوْنَۙ  ٣٥  وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ   ٣٦

Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan. (al-Mursalat/77: 35-36)

Dan firman Allah:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ  وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ  ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-Baqarah/2: 143)

Dan firman-Nya:

يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمْۚ فَمَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ يَقْرَءُوْنَ كِتٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا

(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun. (al-Isra’/17: 71)

Hari akhirat adalah hari pembalasan atas amal perbuatan di dunia dan bukan waktu bertobat serta melakukan amal kebaikan untuk menebus dosa. Pada hari kiamat, manusia hanya menerima keputusan dari Allah yang memberikan keputusan dengan seadil-adilnya, masuk surga atau masuk neraka.

Allah berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ  ٧  وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ  ٨

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. (az-Zalzalah/99: 7-8)


Baca juga: Tafsir Surah Al-Isra Ayat 78: Matahari sebagai Petunjuk Waktu Salat


Ayat 85

Dalam ayat ini dijelaskan tentang azab bagi orang-orang yang zalim, yaitu orang-orang musyrik yang mendustakan rasul-rasul dan memusuhinya, seperti halnya kaum musyrikin Mekah. Sewaktu menyaksikan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka, mereka berusaha membela diri untuk meringankan azabnya.

Akan tetapi, pembelaan mereka itu tidak diterima karena tidak ada alasan yang patut dikemukakan untuk mengurangi hukuman mereka. Waktu untuk bertobat sudah berlalu, dan hari kiamat adalah hari pengadilan. Setiap insan dihadapkan ke mahkamah Tuhan Yang Maha bijaksana dan Maha Mengetahui.

Setiap orang dalam mahkamah harus berkata benar dan jujur, apakah dia menjadi saksi atau tertuduh. Bila saksi sudah berkata benar dengan bukti-bukti yang benar maka tertuduh harus berkata jujur dan benar pula, supaya hakim menentukan hukuman yang benar. Tidaklah benar jika hakim memberatkan atau meringankan hukuman dan tidak benar pula jika dia menunda-nundanya.

Demikian pula halnya orang-orang kafir pada hari kiamat. Karena dosa mereka sudah jelas, maka azab segera ditimpakan kepada mereka, tidak diringankan, dan tidak pula ditangguhkan. Orang-orang berdosa yang berbuat zalim, melakukan kejahatan besar, dan melawan agama yang dibawa nabi-nabi tidak akan dapat melepaskan diri dari azab neraka.

Allah berfirman:

وَرَاَ الْمُجْرِمُوْنَ النَّارَ فَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مُّوَاقِعُوْهَا وَلَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًا ࣖ

Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (al-Kahf/18: 53)


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 84-85


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...