BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Najm Ayat 3-5

Tafsir Surah An-Najm Ayat 3-5

Dalam Tafsir Surah An-Najm Ayat 3-5 menegaskan bagaiamana Nabi Muhammad menjadi seorang Rasul yang terpercaya. Tidak diragukan lagi atas kerasulannya. Karena Rasulullah merupakan seseorang yang dijamin tidak melakukan segala sesuatunya karena hawa nafsunya. Dalam Tafsir Surah An-Najm Ayat 3-5 kita akan menemukan perjalanan Nabi Muhammad dalam menjadi seorang Rasul.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 1-2


Ayat 3

Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa Muhammad saw itu tidak sesat dan tidak keliru karena beliau seorang yang tidak pernah menuruti hawa nafsunya termasuk dalam perkataannya. Orang yang mungkin keliru atau tersesat ialah orang yang menuruti hawa nafsunya. Sebagaimana firman Allah:

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ

Janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. (Shad/38: 26)

Ayat 4

Dalam ayat ini, Allah menguatkan ayat sebelumnya, yakni bahwa Muhammad saw hanyalah mengatakan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk disampaikan kepada manusia secara sempurna, tidak ditambah-tambah dan tidak pula dikurangi menurut apa yang diwahyukan kepadanya.

Abdullah bin Amr bin A¡ menulis setiap apa yang ia dengar dari Rasulullah saw, karena ia mau menghafalkannya. Tapi orang-orang Quraisy melarangnya. Mereka mengatakan mengapa ia menulis setiap perkataan Muhammad saw, sedangkan Muhammad itu adalah manusia biasa yang berkata dalam keadaan marah. Maka berhentilah Abdullah bin Umar menulis. Kemudian ia mendatangi Rasulullah saw, dan memberitahukan perihalnya itu. Maka bersabdalah Rasulullah saw:

أُكْتُبْ فَوَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا خَرَجَ مِنِّيْ اِﻻَّ الْحَقُّ. (رواه أحمد وأبوداود)

“Tulislah demi Zat yang menguasai diriku, tidak ada yang keluar dari perkataanku kecuali kebenaran.” (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud) ;Al-Hafiz, Abu Bakar al-Bazzar menyebutkan riwayat Abu Hurairah bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda:

مَا أَخْبَرْتُكُمْ اَنَّهُ مِنْ عِنْدِ اللهِ فَهُوَ الَّّذِي لاَ شَكَّ فِيْهِ. (رواه ابن حبان والبزار)

“Sesuatu yang aku kabarkan kepadamu bahwa ia dari Allah swt, maka tidak ada keraguan padanya.” (Riwayat Ibnu Hibban dan al-Bazzar);Dari Yunus, Lai¡, Muhammad bin Said bin Abu Said, dari Abu Hurairah mereka berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَاَقُوْلُ إِﻻَّحَقًّا. (رواه أحمد والبزار)

“Tidaklah aku berkata kecuali yang benar.” (Riwayat Ahmad dan al-Bazzar)


Baca Juga: Kisah Al-Quran: Biografi Nabi Ibrahim dan Perjalanan Dakwahnya 


Ayat 5

Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa Muhammad saw (kawan mereka itu) diajari oleh Jibril. Jibril itu sangat kuat, baik ilmunya maupun amalnya. Dalam firman Allah dijelaskan:

اِنَّهٗ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍۙ  ١٩  ذِيْ قُوَّةٍ عِنْدَ ذِى الْعَرْشِ مَكِيْنٍۙ  ٢٠  مُّطَاعٍ ثَمَّ اَمِيْنٍۗ  ٢١ 

Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki ‘Arsy, yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya. (at-Takwir/81: 19-21)Kemudian Muhammad saw mempelajarinya dan mengamalkannya. Ayat ini merupakan jawaban dari perkataan mereka yang mengatakan bahwa Muhamamd saw itu hanyalah tukang dongeng yang mendongengkan dongeng-dongen (legenda-legenda) orang-orang dahulu.

Dari sini jelas bahwa Muhammad saw itu bukan diajari oleh seorang manusia, tapi ia diajari oleh malaikat Jibril yang sangat kuat.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 6-15


 

 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...