BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Najm Ayat 6-15

Tafsir Surah An-Najm Ayat 6-15

Pada Tafsir Surah An-Najm Ayat 6-15 mendeskripsikan bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh malaikat Jibril dan membahas tentang letak surga. Kemudian, pada Tafsir Surah An-Najm Ayat 6-15 ini menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad mengetahui bentuk malaikat Jibril dan pernah bertemu dengan malaikat Jibril dengan bentuk aslinya. Hal tersebut membantah keraguan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad yang tidak mengetahui bentuk malaikat Jibril.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 3-5


Ayat 6

Allah swt menerangkan dalam ayat ini, bahwa Jibril itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam riwayat bahwa ia pernah membalikkan perkampungan Nabi Lut kemudian mereka diangkat ke langit lalu dijatuhkan ke bumi. Ia pernah menghembus kaum ¤amµd hingga berterbangan. Dan apabila ia turun ke bumi hanya dibutuhkan waktu sekejap mata. Lagi pula ia dapat berubah bentuk menjadi seperti manusia.

Ayat 7-9

Setelah itu Muhammad saw melihat Jibril di tempat yang tinggi. Kemudian Jibril memenuhi angkasa itu, lalu mendekati Muhammad saw dan Jibril semakin mendekat lagi kepada Muhammad saw hingga jaraknya kira-kira hampir dua ujung busur panah lagi atau lebih dekat lagi.

Ayat 10

Selanjutnya diterangkan bahwa setelah Nabi Muhammad saw sudah berdekatan benar dengan Jibril, Jibril menyampaikan wahyu Allah mengenai persoalan-persoalan agama.

Ayat 11

Ayat ini menerangkan bahwa kebanyakan manusia menyangka bahwa ia telah menggambarkan apa yang dilihatnya, padahal hatinya belum yakin terhadap apa yang telah ia lihat, tidak demikian penglihatan dan keyakinan Muhammad saw terhadap Jibril meskipun kedatangannya kepada Muhammad saw kerap kali berbeda bentuknya, karena Muhammad saw telah mengetahui bentuk yang aslinya.

Karena Allah swt menguatkan keterangan bahwa kedatangan Jibril menyamar dalam bentuk seorang sahabat yang bernama Dihyah al-Kalbi tidaklah menghilangkan ciri-cirinya karena Muhammad saw pernah melihat bentuknya yang asli sebelum itu, yaitu di Gua Hira ketika menerima wahyu pertama, walaupun kemudian Jibril menampakkan diri lagi dengan rupa yang lain.


Baca Juga: Agen dalam Mekanisme Pewahyuan Al-Quran: Tuhan, Jibril ataukah Keduanya?


Ayat 12

Dalam ayat ini, Allah bertanya apakah orang-orang Quraisy akan mendustakan dan membantah Muhammad saw mengenai bentuk Jibril yang telah pernah dilihat Muhammad saw dengan mata kepalanya sendiri.

Ayat 13-14

Selanjutnya dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan bahwa sesungguhnya Muhammad saw pernah melihat Jibril (untuk kedua kalinya) dalam rupanya yang asli pada waktu melakukan mi’raj ke Sidratul Muntaha yaitu suatu tempat yang merupakan batas alam yang dapat diketahui oleh para malaikat.

Ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah seperti dalam firman Allah:

وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ    ٤٢

Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu). (an- Najm/53: 42)

Setiap Mukmin wajib mempercayai bahwa Sidratul Muntaha itu sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah dalam ayat-Nya. Tetapi ia tidak boleh menerangkan tempatnya dan sifat-sifatnya, dengan keterangan yang melebihi daripada apa yang telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur’an, kecuali bila keterangan itu kita dapat dari hadis Nabi Muhammad saw yang;menerangkan kepada kita dengan jelas dan pasti, karena hal itu termasuk dalam hal yang gaib yang belum diizinkan kita untuk mengetahuinya.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh A¥mad, Muslim, at-Tirmizi, dan lain-lainnya bahwa Sidratul Muntaha itu ada di langit yang ketujuh.

Ayat 15

Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa di tempat itulah (di dekat Sidratul Muntaha) letak surga. Ia merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 16-19


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...