BerandaTafsir TahliliTafsir Surah an-Nazi’at Ayat 43-46

Tafsir Surah an-Nazi’at Ayat 43-46

Pada artikel sebelumnya sempat disinggung mengenai datang hari kiamat, kelanjutannya akan dibicarakan dalam Tafsir Surah an-Nazi’at Ayat 43-46 ini.


Baca juga: Tafsir Surah an Nazi’at Ayat 31-42


Lebih khusus Tafsir Surah an-Nazi’at Ayat 43-46 ini membicarakan mengenai pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad saw. Adapun pertanyaannya terkait dengan kapan kiamat itu akan tiba. Namun Allah swt tidak memerintah Nabi untuk memberitahu waktu pasti terjadinya hari kiamat. Nabi hanya diperintah untuk memberi peringatan agar  manusia bersiap menghadapi hari itu.

Ayat 43

Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu Kiamat itu? Padahal tugasnya hanya sekadar memberi peringatan sehingga tidak ada kewenangan untuk menyebutkan tentang kedatangan hari kebangkitan.

Waktu datangnya hari Kiamat tetap merupakan rahasia Allah. Nabi sendiri tidak mengetahui tentang waktu kedatangannya, sebagaimana difirmankan Allah dalam Alquran:

اِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلٰغُ

Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (asy-Syµra/42: 48)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Umar bin Khattab, ketika Nabi ditanya tentang kapan datangnya hari Kiamat, beliau menjawab:

مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.

(رواه مسلم عن عمر بن الخطاب)

Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. (Riwayat Muslim dari ‘Umar bin al-Khattab)

Allah tetap merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat mempunyai hikmah yang besar, yaitu supaya manusia selalu mempersiapkan diri setiap saat dengan banyak-banyak berbuat kebaikan dan selalu menghindari perbuatan jahat.

Ayat 44

Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan ketentuan waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan ketentuan waktunya, dan kapan akan terjadinya kiamat kecuali Allah sendiri.

Firman Allah:

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ  لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ  لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ   ١٨٧

Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.”

Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (al-A’raf/7: 187)


Baca juga: Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 8-11: Penyesalan Orang yang Ingkar di Hari Kiamat


Ayat 45

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal kebaikan dan menghindari kejahatan.

Ayat 46

Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu. Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah:

يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ  لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ

Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (al-Ahqaf/46: 35)


Baca juga: Tafsir Surah Abasa Ayat 1-2


(Tarsif Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

skenario di balik pewahyuan Alquran

Skenario Tuhan di Balik Pewahyuan Alquran

Pewahyuan Alquran merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Lebih dari sekadar kitab suci, Alquran yaitu mukjizat yang mencakup dimensi spiritual, sosial, dan intelektual. Pewahyuannya...