BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ar Ra’d Ayat 14-15

Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 14-15

Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 14-15 berbicara mengenai dua hal. Pertama berbicara mengenai wewenang Allah dalam hal mengabulkan doa. Kedua berbicara mengenai kepasrahan diri hanya kepada Allah Swt.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 13


Ayat 14

Ayat ini menjelaskan bahwa hanya Allah yang memiliki wewenang untuk mengabulkan doa yang benar. Ada pula yang menafsirkan: hanya kepada Allah saja seruan yang benar tentang ketauhidan, kemurnian, dan keikhlasan dalam ibadah. Berhala-berhala yang disembah kaum musyrik tidak dapat mengabulkan permintaan mereka sedikit pun.

Meminta sesuatu kepada berhala ibarat orang yang ingin minum, tetapi hanya dengan membuka kedua telapak tangannya ke dalam air. Ia berharap supaya air itu naik sendiri ke dalam mulutnya. Padahal air itu tentu tidak akan mungkin masuk dengan sendirinya ke dalam mulutnya tanpa ditampung dulu dengan kedua telapak tangan.

Demikian pula berhala-berhala yang mereka sembah, jangankan memenuhi permintaan penyembahnya, ditanya saja mereka tidak dapat menjawab. Doa dan ibadah orang-orang kafir kepada berhala hanya sia-sia belaka. Bila mereka berdoa kepada Allah, doanya tidak dikabulkan karena mereka tidak meyakini kekuasaan-Nya. Jika mereka berdoa kepada berhala-berhala, sedikit pun mereka tidak bisa mendengar apalagi mengabulkan permintaannya.


Baca juga: Surah Al-Maidah [5] Ayat 5: Hukum Hewan Sembelihan non-muslim, halalkah?


Ayat 15

Ayat ini menegaskan bahwa hanya kepada Allah semua malaikat, jin, dan manusia yang beriman tunduk, sujud, dan patuh, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, yang berada di langit dan di bumi, rela dan ikhlas dengan kemauan sendiri. Sedangkan orang-orang kafir hanya tunduk dan patuh apabila dalam keadaan darurat atau terdesak, seperti dalam firman Allah:

وَاِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ اِلَّآ اِيَّاهُۚ

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (biasa) kamu seru, kecuali Dia. (al-Isra’/17: 67)

فَاِذَا رَكِبُوْا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ اِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَۙ

Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah). (al-‘Ankabµt/29: 65)

Allah menjelaskan bahwa bukan hanya tubuh-tubuh mereka saja yang tunduk, sujud, dan patuh kepada Allah, tetapi sujud pula bayang-bayang mereka di waktu pagi dan petang.

Setiap benda yang kena sinar matahari terutama di waktu pagi dan petang tentu kelihatan bayang-bayangnya memendek atau memanjang. Semua benda dan bayang-bayangnya tunduk kepada Allah, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah yang Mahasempurna.


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 16


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian I)

0
Diksi warna pada frasa tinta warna tidak dimaksudkan untuk mencakup warna hitam. Hal tersebut karena kelaziman dari tinta yang digunakan untuk menulis-bahkan tidak hanya...