BerandaTafsir TematikTafsir Surah Ar Rum Ayat 23: Kemampuan Mendengar bagi Orang yang Tidur

Tafsir Surah Ar Rum Ayat 23: Kemampuan Mendengar bagi Orang yang Tidur

Suatu hal yang menjadi rutinitas sehari-hari dan terjadi berulang kali, seringkali dianggap hal yang biasa saja, seakan tak punya makna, yang menunjukkan kebesaran dan keesaan Tuhan. Kiranya, terbilang jarang bagi kita untuk memikirkan dan mencoba memahami suatu hal yang dianggap remeh sebagai salah satu tanda kebesaran dan keesaan-Nya, termasuk tidur, seperti yang ditunjukkan oleh Surah Ar Rum ayat 23.

Sungguh, terlalu banyak ayat kekuasaan-Nya yang tak terbaca oleh kita. Kemudian, ayat tersebut terlewatkan begitu saja, tanpa ada perenungan. Padahal, semua yang tercipta ini menunjukkan ke-Esa-an Tuhan. Dalam sebuah syair arab yang cukup terkenal, dikatakan:

وَفِيْ كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةٌ # تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ وَاحِدُ

Di semua hal ada ayat (tanda) yang mnunjukkan bahwa Tuhan itu Esa

Oleh karenanya, Allah mengingatkan kita akan keesaan-Nya dengan Surah Ar Rum ayat 23:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (Surah Ar Rum Ayat 23)

Baca juga: Pernah Dilakukan Sahabat, Ini Kriteria Tidur yang Tidak Batalkan Wudhu

Setidaknya, terdapat 5 diksi dalam Alquran yang terkait dengan tidur, yaitu kata naum dan derivasinya, sinah, nu’as, yahja’un, serta ruqud atau yang masih satu rumpun dengannya. Penggunaannya pun cukup beragam. Seperti kata yahja’un yang digunakan untuk tidur sebentar atau ringan. Istilah ini terdapat pada QS. Adz Dzariyat [51]:17. Lain dengan kata ruqud, yang digunakan untuk menunjukkan tidur lama, seperti tidurnya Ashhabul Kahfi.

Orang yang Tidur dapat Mendengar

Ada hal menarik dalam ayat yang sedang kita bahas ini. Salah satunya, ayat ini ditutup dengan Firman-Nya: لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ (bagi kaum yang mendengarkan). Tentu ini bukan hanya kebetulan semata. Otak manusia masih mampu menyimpan memori yang ditangkap saat tidur, bahkan kualitasnya lebih kuat dibandingkan saat terjaga.

Hal di atas sejalan dengan hasil penelitian dari Weinberg College of Arts and Sciences AS. Mereka melakukan penelitian dengan menyajikan nada musik yang harus dihafal oleh beberapa orang. Kemudian, peserta yang diteliti tersebut diminta untuk tidur selama 90 menit. Bersamaan dengan itu, peneliti memutar kembali nada-nada tertentu selama mereka tidur. Mereka menyimpulkan, bahwa kualitas ingatan mereka terhadap nada yang diputar saat tidur lebih akurat.

Baca juga: Childfree dan Tujuan Pernikahan dalam Tafsir Surah Ar-Rum Ayat 21

Dilansir dari kompas.com, disebutkan bahwa otak manusia tetap bisa merangsang kata-kata yang yang didengar saat tidur. Selain itu, otak dapat menyusun memori baru dan memperkuat memori sebelumnya. Kemudian menghubungkan antara keduanya, sehingga mempelajari sesuatu sebelum tidur bisa membantu otak manusia dalam penyusunan memori yang diterimanya.

Sebetulnya, temuan ini bukan hal yang baru. Ibnu Asyur dalam al-Tahrir wa al-Tanwir (XXI/77) sudah menyinggungnya. Dia berkata:

وَأُجْرِيَتْ صِفَةُ يَسْمَعُونَ عَلَى قَوْمٍ لِلْإِيمَاءِ إِلَى أَنَّ السَّمْعَ مُتَمَكِّنٌ مِنْهُمْ

Diberlakukannya sifat yang mendengar atas suatu kaum karena mengisyaratkan bahwa mendengarkan itu mungkin terjadi dari mereka.

Menurut penulis, penggunaan bentuk fi’il mudhori’ pada kata يَّسْمَعُوْنَ dengan zaman hal (sedang terjadi) semakin memperjelas pendapat ini. Secara kebahasaan, penggunaan fi’il mudhori’ punya makna tajaddud wa al-istimrar (selalu memperbaharui dan terus menerus). Hal ini bisa dipahami bahwa selama manusia tertidur, mereka dapat mendengar dan terus mendengar, sehingga, apapun yang didengarnya akan terekam di otak dan akan masuk ke alam bawah sadar.

Baca juga: Tafsir Surah Al Hajj Ayat 5: Getaran pada Bongkah Tanah Dalam Alquran

Jadi, alangkah baiknya, selama kita tidur, kita memaksimalkan kinerja pendengaran kita yang nonstop ini untuk mendengarkan dan merekam hal-hal yang positif. Misalnya, dengan mendengarkan audio bacaan Alquran atau selawat Nabi. Terlebih, memori otak manusia ketika di awal tidur menurut suatu penelitian, berada pada gelombang alpha dan theta, yang lebih cepat menerima ingatan serta lebih akurat dalam menyimpannya. Wallahu a’lam[]

Muhammad Hisyam Wahid
Muhammad Hisyam Wahid
Mahasiswa IAT IAIN Pekalongan dan Mutakhorrijin PP. Nurul Huda, peminat kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian I)

0
Diksi warna pada frasa tinta warna tidak dimaksudkan untuk mencakup warna hitam. Hal tersebut karena kelaziman dari tinta yang digunakan untuk menulis-bahkan tidak hanya...