Surah as-Shaffat termasuk dari surah Makkiyah yang terdiri dari 182 ayat. Series tafsir kali ini akan dimulai dari Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 1-7 yang membicarakan kekuasaan Allah Swt. Menariknya, redaksi awal surah menggunakan kata-kata ‘sumpah’ untuk mempekuat kesan pada suatu kalimat/ayat. Dan Allah bersumpah dengan nama Malaikat sebagai makhluk yang patuh, taat, dan amanah, untuk menunjukkan bahwa ia berkuasa atas segala seusatu.
Ayat 1
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak kata-kata untuk bersumpah, yang maksudnya untuk menguatkan kesan yang diberikan dalam ayat-ayatnya.
Kata-kata yang dipakai untuk bersumpah itu pastilah kata-kata yang mempunyai arti penting yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya, misalnya: “demi matahari”, “demi malam”, dan sebagainya.
Pada ayat ini, Allah berfirman, “Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf.” Maksudnya ialah demi malaikat-malaikat yang berbaris dalam saf-saf yang lurus dan teratur, dalam melakukan ibadah dan tugas-tugas lain yang diperintahkan Allah.
Hal ini mempunyai arti bahwa para malaikat selalu disiplin, teratur, dan rapi dalam melaksanakan tugas dari Allah. Rasulullah bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اَلاَ تَصُفُّوْنَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهِمْ. قُلْنَا: وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهِمْ؟ قَالَ: يُتِمُّوْنَ الصُّفُوفَ الْمُتَقَدِّمَةَ وَيَتَرَاصَّوْنَ فِى الصَّفِّ. (رواه ابو داود وابن ماجه وأحمد عن جابر بن سمرة)
Rasulullah bersabda, “ Mengapa kamu tidak berbaris seperti malaikat berbaris dihadapan Allah?” Kami bertanya, “Bagaimana berbarisnya malaikat dihadapan Allah?” Rasulullah menjawab, “Malaikat menyempurnakan barisan depan kemudian merapatkan dan merapikannya.” (Riwayat Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Jabir bin Samurah)
Ayat 2
Pada ayat ini, Allah bersumpah dengan menyebut para malaikat yang menghardik untuk melarang makhluk sedemikian rupa dari perbuatan-perbuatan maksiat. Malaikat adalah makhluk Allah yang sangat patuh dan taat kepada perintah dan larangan-Nya.
Oleh sebab itu, mereka tidak senang melihat makhluk lain yang berbuat kemaksiatan, melanggar larangan Allah, dan tidak melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Mereka menghardiknya seperti seorang gembala yang menghardik untuk menghalau ternaknya.
Ayat 3
Allah bersumpah dengan menyebutkan malaikat yang senantiasa membacakan zikir atau ayat-ayat-Nya. Pernyataan ini berarti bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah dengan perantaraan malaikat.
Demikian pula wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad, juga disampaikan dengan perantaraan malaikat.
Baca Juga : Tafsir Surah Hud Ayat 27: Konflik Sosial di Balik Pendustaan Dakwah Nabi Nuh
Ayat 4
Allah menegaskan pada ayat ini bahwa Dia benar-benar Maha Esa. Ia tidak berserikat dengan siapa pun dalam menciptakan, memelihara, dan menguasai segala makhluk-Nya.
Tuhan yang pantas ditaati dan disembah memang hanya satu, yaitu Allah swt. Dalam Surah al-Ikhlas, jelas Allah menerangkan zat-Nya: huwa All±h a¥ad, Allah as-Shamad.
Ayat 5
Kata-kata sumpah yang terdapat pada ayat-ayat yang lalu diikuti dengan keterangan dan pembuktian tentang kekuasaan Allah. Maka pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan yang menciptakan dan memelihara semua langit dan bumi, serta segala apa yang berada di antara keduanya.
Dia pula yang menguasai seluruh penjuru alam ini, antara lain tempat-tempat terbitnya matahari setiap hari sepanjang tahun.
Ini semuanya menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya, serta keindahan dari semua ciptaan-Nya yang tak dapat ditiru oleh siapa pun juga.
Ayat 6
Selanjutnya Allah menambahkan lagi bukti-bukti tentang kekuasaan-Nya, yaitu bahwa Dia telah menghias langit dengan planet-planet yang demikian indah.
Barang siapa memandang langit di waktu malam yang cerah dan penuh bintang, serta bulan yang bersinar lemah, semestinya merasa sangat takjub dan dari mulutnya akan terucap kata-kata “Allahu Akbar”, Allah Mahabesar.
Ayat 7
Di samping ciptaan-ciptaan-Nya yang demikian menakjubkan, Allah memelihara semua makhluk-Nya itu dari apa yang akan merusaknya.
Ia memelihara manusia dari godaan setan yang senantiasa membujuk manusia untuk melakukan kemaksiatan, yang akan menjerumuskan kepada kebinasaan dan kemurkaan-Nya.
Untuk itu, Allah telah memberikan petunjuk, berupa agama yang benar, yang akan menjaga manusia dari godaan setan. Hanya manusia yang ingkar yang dapat ditundukkan oleh rayuan setan yang mencelakakan itu.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 8-12