Sebelumnya telah dijabarkan bagaimana kenikmatan yang diraih oleh penduduk syurga. Adapun Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 58-68 berbicara tentang kondisi yang dialami penduduk neraka. Al-Qur’an menggambarkan bahwa kondisi mereka sangat memprihatinkan, selain merasakan betapa perihnya siksaan, mereka juga kelaparan, sementara sumber makanan yang tersedia hanya ada di pohon Zaqqum. Lalu, bagaimanakan rupa pohon zaqqum itu? berikut penjelasannya.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 51-57
Ayat 58-61
Pada ayat ini Allah menjelaskan pernyataan penghuni surga itu bahwa mereka sangat puas terhadap nikmat dan kebahagiaan di surga. Mereka merasakan keadaan hidup dalam surga, tidak akan mengalami kematian lagi dan tidak pula akan menderita azab.
Satu-satunya kematian yang mereka alami ialah kematian yang meninggalkan kehidupan dunia.
Berbeda halnya dengan orang-orang kafir di dalam neraka. Meskipun mereka sudah mengalami kematian di dunia, namun mereka masih menginginkan kematian kedua kalinya untuk mengakhiri penderitaan yang bersangkutan di neraka Jahanam.
Adapun penghuni surga tidak pernah meragukan keabadian hidup di surga, karena keraguan itu menimbulkan kegelisahan dan kegelisahan adalah penderitaan.
Penghuni surga menyatakan lagi dengan penuh kesungguhan bahwa segala kenikmatan yang mereka peroleh, kelezatan makanan dan minuman dan segala kepuasan rohaniah di surga itu adalah kemenangan yang besar.
Untuk mencapai kemenangan yang besar menurut mereka, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh penuh keikhlasan dan pengabdian kepada Allah di dunia.
Ayat 62-63
Pada ayat ini Allah memperingatkan kepada orang-orang kafir tentang azab yang mereka alami di neraka.
Kepada mereka dikemukakan pertanyaan tentang manakah hidangan yang lebih baik apakah rezeki yang diberikan kepada penghuni surga sebagaimana telah disebutkan di atas ataukah buah pohon zaqqum yang pahit lagi menjijikkan yang disediakan bagi mereka.
Pertanyaan itu adalah sebagai ejekan kepada mereka. Namun kemudian mereka mempertanyakan tentang pohon zaqqum.
Mungkinkah dia tumbuh dalam neraka, padahal neraka itu membakar segalanya. Bagi mereka pohon zaqqum itu merupakan ujian dan cobaan dan di akhirat akan dijadikan bahan siksaan. Allah berfirman:
وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur’an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (al-Isra’/17: 60)
Baca Juga : Kisah Keluarga ‘Imran (Bag. 4): Ujian Maryam dan Kelahiran Isa yang di Luar Nalar
Ayat 64-65
Allah menegaskan bahwa pohon zaqqum itu tumbuh dari dasar neraka yang menyala-nyala.
Dahan-dahannya menjulang tinggi, setinggi nyala api neraka. Pohon itu tumbuh dari dalam api dan dari api pula dia dijadikan. Bayangannya seperti kepala setan, sangat buruk dan menjijikkan.
Orang Arab dalam menggambarkan sesuatu yang sangat buruk dan menjijikkan mengumpamakannya dengan setan, misalnya seperti kepala setan. Akan tetapi, sebenarnya wujud setan itu tidak ada yang mengetahui.
Hanya saja khayalan manusia menggambarkannya sangat buruk. Sebaliknya dalam menggambarkan sesuatu yang indah, mereka mengumpamakannya dengan malaikat.
Karena itu Tuhan mempergunakan kata malaikat dalam menggambarkan ketampanan Yusuf dalam firman-Nya:
مَا هٰذَا بَشَرًاۗ اِنْ هٰذَآ اِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ
…Ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia. (Yusuf/12: 31)
Ayat 66-68
Kemudian Allah menjelaskan bahwa makanan penghuni neraka itu buah pohon zaqqum.
Walau pun mereka mengetahui baunya yang busuk dan rasanya yang pahit tetapi karena sangat lapar dan makanan lain tidak ada terpaksa mereka memakannya sampai penuh perut mereka.
Allah berfirman:
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ ٦ لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ ٧
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. (al-Gasyiyah/88: 6-7).
Sehabis makan buah zaqqum itu tentulah mereka memerlukan minuman. Maka kepada mereka disediakan minuman yang bercampur dari air yang sangat panas yang menghanguskan muka mereka, sebagaimana dilukiskan Allah dalam firman-Nya:
اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَ
Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (al-Kahf/18: 29).
Setelah mereka makan dan minum maka mereka dikembalikan ke neraka Jahim, tempat asal mula mereka.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 69-74