BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 75-79

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 75-79

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 75-79 berbicara tentang dakwah Nabi Nuh yang selalu diingkari oleh kaumnya. Akibat keingkaran itu, Nuh pun berdo’a kepada Allah Swt. untuk meminta perlindungan-Nya. Seketika itu, do’a dikabulkan, dan turunlah azab Allah atas kaum Nuh yang ingkar, sementara kaumnya yang beriman diselamatkan dari azab tersebut.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 69-74


Ayat 75

Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh berdoa kepada Tuhan supaya memberikan pertolongan kepadanya terhadap ancaman penganiayaan dari kaumnya. Bahkan mereka sudah bermaksud membunuhnya sewaktu dia menyeru mereka kepada agama tauhid.

Meskipun cukup lama Nabi Nuh menyeru kaumnya siang dan malam, secara sembunyi dan terang-terangan, namun hanya sedikit di antara mereka yang beriman.

Setiap kali diberi peringatan dan pengajaran, mereka bertambah jauh dari agama dan tambah sengit permusuhannya kepada Nabi Nuh. Hal itu menyebabkan Nabi Nuh sangat kecewa lalu dia berdoa kepada Tuhan agar orang-orang kafir itu segera dibinasakan. Firman Allah:

وَقَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا   ٢٦  اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوْٓا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا   ٢٧

Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. (Nuh/71: 26-27).

Allah mengabulkan doa Nabi Nuh itu. Allah menyebutkan dirinya sebagai Zat yang paling baik dalam mengabulkan doa. Pengabulan itu sangat diharapkan oleh Nabi Nuh pada saat itu karena kaumnya mendustakan dan menentangnya.

Ayat 76-78

Kemudian dijelaskan jenis doa Nabi Nuh yang dikabulkan itu, antara lain: Pertama, Allah telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman, termasuk beberapa orang puteranya, dari bencana yang besar yakni angin topan yang dahsyat dibarengi banjir besar. Seorang puteranya ikut tenggelam.

Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka yang berada dalam kapal. Firman Allah:

فَاَنْجَيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ    ١١٩  ثُمَّ اَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبٰقِيْنَ    ١٢٠

Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (asy-Syu’ara’/26: 119-120).

Kedua, Allah menjadikan anak cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, dan mereka yang membangkang dan menentang seruannya dibinasakan, seperti yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.

Ketiga, Allah mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh di kalangan para nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir zaman.

Beliau masyhur di kalangan kaum muslimin, termasuk salah seorang dari lima rasul yang disebut ulul ‘azmi yang artinya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw.


Baca Juga : Kisah Al-Quran: Beberapa Gelar Yang Disandang Nabi Ibrahim a.s.


Ayat 79

Kemudian disebutkan salam kesejahteraan bagi Nuh “Salamun ‘ala Nuhin” sebagai pengajaran bagi para malaikat, jin, dan manusia supaya mereka juga mengucapkan salam sejahtera kepada Nuh sampai hari Kiamat. Allah berfirman:

قِيْلَ يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ مَّعَكَ

Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu. (Hud/11: 48).

Dengan ucapan salam sejahtera untuk Nuh oleh umat manusia dari masa ke masa maka nama Nabi Nuh akan tetap harum dan diingat sepanjang masa.

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 80-87


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Potret al-Dakhīl dalam Tafsir al-Baiḍāwī

0
Para ulama merumuskan dasar-dasar dan kaidah tafsir, termasuk juga syarat dan adab mufassir agar tidak melampai batasan-batasan tafsir. Sebagian dari mereka menyimpang dari kaidah...