Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 188-191 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai azab yang menimpa kaum Nabi Syu’aib as karena pengingkaran mereka. Kedua mengenai ke kuasa Allah SWT.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 185-187
Ayat 188
Ungkapan ayat ini merupakan jawaban Syuaib terhadap peng-ingkaran dan penantangan kaumnya dengan mengatakan bahwa ia tidak diutus untuk menjadikan mereka beriman dengan memasukkan iman ke dalam hati mereka.
Ia juga tidak bertugas menghisab amal perbuatan mereka, serta menghukum dan menimpakan azab kepada mereka. Tugasnya hanya menyampaikan agama Allah kepada kaumnya. Adapun menjadikan seseorang itu beriman, menghisab perbuatan manusia, dan menimpakan azab adalah hak Allah semata, karena Dia adalah Yang Mahakuasa dan lebih mengetahui segala perbuatan manusia.
Ayat 189
Karena penduduk Madyan tetap membangkang, Syuaib mengancam dengan menyuruh mereka menunggu azab yang akan didatangkan Allah. Pada waktu yang dijanjikan Allah, datanglah malapetaka yang dahsyat menimpa mereka.
Pada hari itu, mereka merasakan terik panas yang sangat menyesakkan napas. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menolong mereka dari keadaan yang demikian, apakah berupa naungan rumah, ataupun air yang dapat diminum, dan sebagainya.
Oleh karena itu, mereka ke luar ke tanah lapang dan bernaung di bawah segumpal awan yang menyejukkan. Dalam keadaan demikian, turunlah azab Allah berupa sambaran petir yang dahsyat yang ke luar dari gumpalan awan itu, dengan suara yang keras, dan menyebabkan bumi berguncang.
Mereka semua mati tersungkur dengan muka tertelungkup ke tanah. Keadaan mereka itu seperti keadaan kaum Nabi Saleh yang ditimpa azab Allah sebelumnya. Adapun Nabi Syuaib dan orang-orang yang beriman diselamatkan Allah dari azab itu.
Baca juga: Beda Qiraat Al-Quran, Beda Pula Penetapan Hukumnya
Ayat 190
Semua kejadian yang terdapat dalam kisah Syuaib dan kaumnya, yaitu kehancuran penduduk Madyan yang mengingkari seruan Syuaib dan penyelamatan orang-orang yang beriman dari sambaran petir dan gempa, merupakan bukti atas kebenaran Syuaib sebagai rasul Allah.
Sekalipun demikian, orang-orang musyrik Mekah serta manusia yang tidak mau mengambil pelajaran daripadanya, tetap tidak beriman kepada Nabi Muhammad.
Ayat 191
Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang menunjukkan manusia kepada jalan yang benar, yang dapat mengangkat manusia ke tempat yang mulia dan terpuji, adalah Tuhan Yang Mahaadil, Mahakeras tuntutan-Nya, dan Mahakekal rahmat-Nya terhadap orang-orang yang beriman.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 192-195
(Tafsir Kemenag)