At-Tur bermakna bukit Tursina, sebuah bukit yang menjadi tempat Nabi Musa mendengarkan kalamullah, penjelasan secara singkat terkait pemaknaan surat At-Tur ini berada dalam Tafsir Surah At-Tur ayat 1-4.
Selain itu, Tafsir Surah At-Tur ayat 1-4 juga mengisahkan tentang Baitul Makmur, yang menjadi rumah Thawaf-nya 70.000 malaikat setiap harinya.
Baca Juga: Nabi Musa as yang Ringan Tangan dan Doa Ketika Lapar
Ayat 1
Ayat ini mengutarakan bahwa Allah swt bersumpah dengan at-Tur yang tinggi kedudukannya karena di atas at-Tur itu Allah telah berbicara dengan Nabi Musa dan menurunkan kitab Taurat kepadanya yang berisikan hukum-hukum, hikmat, dan budi pekerti dan mudah dibaca manusia.
At-Tur berarti bukit yaitu Bukit Tursina yakni sebuah bukit di Madyan tempat Nabi Musa mendengarkan kalam Allah swt. At-Tur dalam bahasa Suryani berarti juga bukit yang banyak pohon-pohonnya, tempat di mana Tuhan berbicara langsung dengan Nabi Musa dan di tempat itu pula diangkat menjadi rasul. Dinamakan at-Tur karena banyak pohonnya, bila tidak ada pohonnya, maka tidaklah dinamakan at-Tur, akan tetapi Jabal (gunung).
Allah menggunakan gunung sebagai sumpah-Nya, karena mempunyai peranan penting dalam terjadinya kehidupan di bumi ini. Mengenai gunung dan peranannya, antara lain dapat dilihat pada bahasan beberapa ayat berikut, Luqman/31: 10 dan an-Naml/27: 88.
Bahasan selanjutnya juga dapat dilihat pada an-Naba’/78: 6-7 dan an-Nazi’at/79: 30-32.
Baca Juga: Tugas dan Kedudukan Manusia di Muka Bumi Menurut Al-Qur`an
Ayat 2
Kemudian Allah swt bersumpah dengan sebuah kitab yang tertulis (bertulisan indah) dengan susunan huruf-hurufnya yang rapih. Ada yang berpendapat bahwa maksudnya ialah Lauh Mahfudz, dan ada pula yang berpendapat bahwa arti kitab yang tertulis indah, ialah yang diturunkan dan dibacakan kepada manusia dengan terang-terangan.
Ayat 3
Selanjutnya Allah swt menerangkan dalam ayat ini bahwa kitab-kitab itu mudah bagi setiap orang mempelajari isinya. Kitab-kitab itu berisi hikmah-hikmah, hukum, kebudayaan dan budi pekerti (akhlak); karena itu ditulis pada lembaran-lembaran terbuka yang dapat dibaca.
Ayat 4
Tafsir Surah at-Tur ayat 1-4 khususnya dalam ayat ini Allah swt bersumpah dengan al-Baitul-Ma’mur yaitu sebuah rumah di langit yang ketujuh yang setiap harinya dimasuki oleh 70 ribu malaikat untuk tawaf atau salat. Mereka telah masuk ke sana tidak akan kembali untuk selamanya. Hal ini ditegaskan dalam hadis Isra’ yaitu:
ثَبَتَ فِى الصَّحِيْحَيْنِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِى حَدِيْثِ اْﻹسْرَاءِ بَعْدَ مُجَاوَزَتِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ: ثُمَّ رُفِعَ بِى إلَى البَيْتِ الْمَعْمُوْرِ وَاِذَا هُوَ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُوْنَ اَلْفَ مَلَكٍ لاَ يَعُوْدُوْنَ اِلَيْهِ ﺁخِرَ مَا عَلَيْهِمْ. (رواه البخاري ومسلم)
“Terdapat dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda dalam hadis tentang Isra’ sesudah melampaui langit ketujuh, kemudian aku diangkat ke Baitul Makmur, tiba-tiba di sana kulihat 70.000 malaikat masuk setiap hari dan mereka tidak akan kembali lagi setelah itu. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Maksud hadis di atas bahwa para malaikat itu beribadat dan melakukan tawaf di sana (Baitul Makmur) seperti halnya manusia di bumi, melakukan tawaf di Ka’bah Mekah. Begitulah keadaan para malaikat itu.
Kemudian Qatadah, Rabi’ bin Anas dan As-Suddi berkata, bahwa Rasulullah saw pada suatu hari berkata kepada para sahabat:
هَلْ تَدْرُوْنَ مَاالْبَيْتُ الْمَعْمُوْرُ؟ قَالُوْا: اَللهُ وُرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ قَالَ: فَاِنَّهُ مَسْجِدٌ فِى السَّمَاءِ بِحِيَالِ الْكَعْبَةِ لَوْ خَرَّ لَخَرَّ عَلَيْهَا يُصَلِّى فِيْهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُوْنَ اَلْفَ مَلَكٍ اِذَا خَرَجُوْا مِنْهُ لَمْ يَعُوْدُوْا ﺁخِرَمَا عَلَيْهِمْ .(أخرجه ابن جرير)
“Tahukah kamu apakah Baitul Makmur itu? Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Rasulullah berkata, “Baitul Makmur ialah sebuah masjid di langit yang searah dengan Ka’bah dan apabila (seseorang dari sana) jatuh, maka akan jatuh di atas Ka’bah, di sana salat 70.000 malaikat setiap hari; apabila mereka keluar dari sana, tidak akan kembali lagi.” (Riwayat Ibnu Jarir)
(Tafsir Kemenag)
Baca Juga: Hubungan Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Surah Albaqarah Ayat 30