Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 21-23 berbicara mengenai bantahan telak Allah terhadap tuduhan orang-orang musryik. Kedua mengenai alasan-alasan bodoh yang dibuat orang orang-orang musyrik mengenai sekutu-sekutu Allah. Ketiga mengenai hiburan Allah kepada Nabi Muhammad.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 19-20
Ayat 21
Allah menambahkan penjelasan dalam rangka penolakan-Nya terhadap anggapan orang-orang musyrik bahwa mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah, dengan firman-Nya, “Apakah memang pernah kami memberikan kepada mereka sebuah kitab sebelum Al-Qur’an, lalu mereka berpegang teguh kepada kitab itu? Tidak, sama sekali tidak.
Pendirian mereka hanya didasarkan atas dugaan dan sangkaan yang mengandung dusta, firman Allah:
اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. (al-An’am/6: 116);
Baca juga: Ketika Kaum Sufi Berinteraksi dengan Alquran
Ayat 22
Allah menerangkan bahwa apa yang disangka sebagai alasan untuk mempersekutukan Allah, sama sekali tidak benar, dan tidak mempunyai alasan yang dapat diandalkan.
Mereka semata-mata hanya bertaklid mengikuti dan berpegang teguh kepada apa yang telah diperbuat oleh nenek moyang mereka, karena mereka yakin bahwa nenek moyang mereka berpengetahuan luas, dan tidak akan menyesatkan orang-orang yang mengikutinya, malahan mereka akan mendapat petunjuk.
Mereka memutarbalikkan keadaan, karena sebenarnya mereka telah sesat, tidak mendapat petunjuk, sebagaimana firman Allah:
قَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ
Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. (al-An’am/6: 140)
Ayat 23
Pada ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad saw bahwa tidak seorang rasul pun yang diutus ke suatu negeri sebelum Muhammad saw mendapat sambutan dengan kata-kata yang menyenangkan hati. Mereka semua mendapat jawaban yang tidak enak didengar dan sangat menjengkelkan hati.
Sikap yang demikian berasal dari orang-orang yang terbiasa hidup mewah, sombong dan angkuh. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapatkan nenek moyang kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka.”
Jadi, kalau Muhammad saw mendapat jawaban seperti itu tidak perlu gusar dan merasa sesak dada. Apa yang dikatakan kepada Muhammad saw telah dikatakan pula kepada rasul-rasul sebelumnya, sebagaimana firman Allah:
مَا يُقَالُ لَكَ اِلَّا مَا قَدْ قِيْلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ
Apa yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu tidak lain adalah apa yang telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelummu. (Fussilat/41: 43)
Begitu pula kalau dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw tukang sihir, atau gila oleh kaumnya, itu pun karena rasul-rasul sebelumnya telah dituduh seperti itu juga oleh kaumnya, firman Allah:
كَذٰلِكَ مَآ اَتَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا قَالُوْا سَاحِرٌ اَوْ مَجْنُوْنٌ ٥٢
Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, “Dia itu pesihir atau orang gila.” (az-Zariyat/51: 52)
Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 24-26
(Tafsir Kemenag)