Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 47-48 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai sikap Fir’aun atas seruan dakwah Nabi Musa. Kedua mengenai mukjizat.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 45-46
Ayat 47
Ayat ini menerangkan sikap Fir’aun dan kaumnya terhadap seruan Nabi Musa. Mereka meminta Nabi Musa menyampaikan bukti-bukti kerasulannya, lalu Nabi Musa menyampaikan mukjizat-mukjizatnya, di antaranya tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, dan lain-lain.
Tetapi mereka menertawakannya dan mengejeknya. Nabi Muhammad pun diperlakukan demikian oleh kaum kafir Mekah. Mereka menuduhnya pesihir dan pembohong (Sad/38: 4), dan menuduh Al-Qur’an itu mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad saw (al-Anbiya’/21: 5).
Apa yang disampaikan dalam ayat ini meringankan tekanan batin yang diderita Nabi saw akibat penentangan yang keras dari kaum kafir Mekah.
Dari isi ayat itu Nabi saw memperoleh pelajaran bahwa sudah menjadi kebiasaan seorang nabi ditentang oleh kaumnya, karena itu yang ditentang bukan hanya dia, tetapi seluruh nabi.
Ia harus sabar dan tabah menghadapi segala tantangan, sebagaimana Nabi Musa sabar dan tabah menghadapi Fir’aun dan balatentaranya, sehingga ia memperoleh kemenangan.
Begitu pula Nabi Muhammad saw, bila sabar dan tabah, maka ia juga akan memperoleh kemenangan atas kaum kafir Mekah di dunia ini juga, yang kemudian dibuktikan dengan hancurnya pasukan kafir Mekah pada Perang Badar.
Baca juga: Tafsir Surah Quraisy Ayat 1: Mengenal Kabilah Quraisy
Ayat 48
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa mukjizat adalah suatu peristiwa atau sesuatu yang besar dan luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi sebagai bukti kenabiannya. Namun mukjizat yang diberikan kepada seorang nabi lebih hebat dari mukjizat yang diberikan kepada nabi sebelumnya.
Begitu pula mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa. Dalam Surah al-Isra’/17: 101 dinyatakan bahwa Nabi Musa diberi sembilan macam mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, kemarau panjang, laut terbelah, topan yang dahsyat, belalang yang memusnahkan tanaman, kutu yang menimbulkan penyakit, kodok yang menjadi hama, dan air minum yang berubah menjadi darah yang Allah turunkan kepada Fir’aun dan kaumnya dalam bentuk bencana untuk menyadarkan mereka, sebagaimana firman Allah:
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (al-A’raf/7: 133)
Dengan ditimpakannya bencana-bencana itu kepada Fir’aun dan pengikut-pengikutnya diharapkan mereka akan kembali, yaitu beriman. Tetapi tidak demikian, mereka tetap membangkang.
Begitu pula dengan Nabi Muhammad saw, beliau telah menyampaikan kepada kafir Mekah mukjizatnya yang terbesar, yaitu Al-Qur’an. Tetapi mereka tetap menolaknya dan menyatakan bahwa Al-Qur’an itu adalah mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad saw.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 49-51
(Tafsir Kemenag)