BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Az-Zumar Ayat 44-46

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 44-46

Sebelumnya, telah dijelaskan perihal orang musyrik yang mengaggap bahwa patung-patung yang mereka sembah akan menjadi syafa’at dihadaoan Allah. Adapun Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 44-46 mempertegas bahwa syafa’at itu hanya ditangan Allah, dan hanya Dialah yang berhak memberikan syafa’at sesuai kehendak-Nya.

Diterangkan pula, bagaimana sikap orang yang tidak beriman saat nama Allah disebutkan, mereka berpaling, sementara ketika nama berhala – yang mereka anggap tuhan – disebutkan, mereka justru gembira. Allah mengecam sikap mereka, dan memperingatkan orang beriman, agar senantiasa berlindung dari sikap yang demikian.

Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Az- Zumar Ayat 42-43

Ayat 44

Pada ayat ini, Allah menyuruh Nabi-Nya mengatakan bahwa hanya kepunyaan Allah semua syafaat itu. Tidak seorang pun yang dapat memberikan syafaat melainkan dengan izin Allah seperti tersebut dalam firman-Nya:

مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ

…Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya…. (al-Baqarah/2: 255)

Dan seperti firman-Nya:

وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى

… dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah)… (al-Anbiya’/21: 28)

Semua syafaat itu hanya dimiliki Allah karena Dia yang memiliki kerajaan langit dan bumi dan semua isinya termasuk berhala yang disembah orang-orang musyrik. Oleh karena itu, sembahlah Allah saja yang mempunyai kerajaan yang sempurna, yang kekuasaan-Nya tidak terbatas.

Kemudian kepada-Nya kamu sekalian akan dikembalikan pada hari kebangkitan. Dialah nanti yang akan menimpakan siksa yang sangat pedih kepada orang-orang musyrik. Tidak diragukan lagi bahwa ayat ini mengandung ancaman yang pedih sekali. Kemudian Allah menerangkan pula satu sifat yang sangat buruk dari orang-orang yang mengingkari keesaan-Nya.

Ayat 45

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa jika hanya nama Allah yang disebut, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Dia, maka menjadi liar dan marahlah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat. Hati mereka kesal dan mendengar kalimat tauhid itu.

Akan tetapi, apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka menjadi gembira dan bersuka ria.

‘Abdullah bin ‘Abbas menjelaskan pengertian ayat ini, “Telah menjadi keras dan liarlah hati empat orang yang tidak percaya kepada hari Kiamat, yaitu: Abu Jahal bin Hisyam, al-Walid bin Utbah, Shafwan, dan Ubay bin Khalaf, seperti tersebut dalam firman-Nya:

وَاِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِى الْقُرْاٰنِ وَحْدَهٗ وَلَّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِهِمْ نُفُوْرًا

Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur’an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci). (al-Isra’/17: 46).

Dalam tafsir Ruh al-Ma’ani, al-Alusi berkata, “Kami sering menjumpai orang-orang pada zaman sekarang yang sifatnya menyerupai orang-orang musyrik yang tersebut dalam ayat ini, yaitu suka memohon pertolongan kepada orang-orang yang telah mati, dan senang sekali mengenang dan mengungkap sejarah hidupnya yang berlebih-lebihan, yang berjalan seirama dengan hawa nafsu mereka.

Mereka sangat mengagungkan orang-orang yang dikultuskannya. Hati mereka menjadi kesal jika yang disebut hanya nama Allah atau dikatakan bahwa hanya Allah saja yang berhak disembah dengan sebenarnya, dan hanya Allah saja yang boleh dimohon pertolongan-Nya.”


Baca Juga : Tafsir Al-Azhar (1): Penggunaan Bahasa Lokal dalam Mengagungkan Nama Allah


Ayat 46

Dalam ayat ini, Allah mengajarkan kepada nabi-Nya supaya mengucapkan kalimat-kalimat berikut ini untuk mempertebal keimanan dan memohon tambahan taufik dan hidayah-Nya, “Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui hal-hal yang gaib dan nyata, Engkau memutuskan segala pertikaian antara hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan.

Engkaulah yang nanti akan memberi keputusan pada hari Kiamat siapa di antara kami yang benar dan yang salah, siapa yang dapat petunjuk dan siapa yang sesat.

Melalui hadisnya, Rasulullah mengajarkan doa yang dibaca ketika bangun tidur untuk salat malam:

اَللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ، إِهْدِنِي لِمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ ِإنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. (رواه مسلم و أبو داود و البيهقي)

 “Wahai Allah, Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui segala hal yang gaib dan nyata. Engkau memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Mu dalam hal yang mereka perselisihkan. Tunjukilah aku pada kebenaran yang diperselisihkan dengan (dasar) izin-Mu. Sungguh Engkau menunjuki siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus. (Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan al-Baihaqi)

 

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Az- Zumar Ayat 47-51


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...