Tafsir Surah Ghafir Ayat 12-14 menegaskan bahwa penyesalan ketika di akhirat sungguh tiada berarti. Maka, beruntunglah mereka yang menyadari kekuasaan Allah sewaktu di dunia, mereka adalah orang-orang yang kembali meniti jalan kebenaran, dan akan menuju tempat yang diimpikan, yaitu surga.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah GhafirAyat 10-11
Ayat 12
Pada ayat ini dijelaskan bahwa permintaan mereka itu tidak mungkin diperkenankan oleh Allah. Mereka tidak akan dikembalikan ke dunia, karena hati mereka sudah tidak menerima kebenaran lagi.
Di dunia, mereka kafir dan ingkar apabila diseru untuk hanya menyembah Allah saja, tetapi apabila Allah dipersekutukan dengan yang lain, mereka percaya dan membenarkannya.
Permintaan mereka ke luar dari neraka dan dikembalikan ke dunia untuk beramal saleh, dijawab oleh Allah dengan firman-Nya:
قَالَ اخْسَـُٔوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ
Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Gafirun/23: 108)
Andaikata permintaan mereka diperkenankan dan dikembalikan ke dunia, mereka akan tetap mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah sebagaimana halnya dahulu. Mereka itu pembohong, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ
Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An’am/6: 28).
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa putusan di hari Kiamat berada di tangan Allah yang akan memberi putusan dengan hak dan adil, Tuhan Yang Mahatinggi dan Mahabesar tiada sesuatu yang menyamai-Nya.
Tuhan sangat benci kepada yang mempersekutukan-Nya dan telah memberlakukan kebijaksanaan yaitu mengekalkan mereka di dalam neraka.
Ayat 13
Ayat ini menerangkan bahwa Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti adanya angin, awan, guruh, kilat, petir, matahari, bulan, bintang, dan lain sebagainya.
Dia pula yang menurunkan hujan dari langit, maka tumbuhlah pepohonan yang menghasilkan buah-buahan yang beraneka ragam macam warna, rasa, bentuk, dan kejadiannya. Semua itu menunjukkan kekuasaan Allah.
Hanya orang yang kembali kepada Allah dan taat kepada-Nya yang dapat mengambil iktibar dari tanda-tanda tersebut di atas, dan memahami bahwa semua itu adalah tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah.
Baca Juga : Tafsir Surah Yasin ayat 80: ‘Pohon’ Sebagai Perumpaan Hari Kebangkitan
Ayat 14
Pada akhir ayat di atas dinyatakan bahwa orang yang menyadari kekuasaan dan keesaan Allah hanyalah orang-orang yang kembali kepada-Nya.
Sepatutnya kita menyembah dan memohon kepada-Nya dengan ikhlas, memurnikan ibadah kepada-Nya, tidak mempersekutukannya dengan yang lain, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dari ‘Abdullah bin Zubair:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ عقب الصَّلَوَات الْمَكْتُوْبَة: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ، وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. (رواه البخاري و مسلم عن عبد الله بن الزبير)
Bahwa Rasulullah setelah selesai salat fardu membaca La ilaha illallah…dan seterusnya (artinya) Tidak ada Tuhan selain Allah tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya bagi Allah seluruh kekuasaan, bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya semua kenikmatan, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada Tuhan selain Allah, dengan mengikhlaskan diri dalam berbakti kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (Riwayat al-Bukhari and Muslim dari ‘Abdullah bin Zubair)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ghafir 15-17