BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Hud Ayat 82-84

Tafsir Surah Hud Ayat 82-84

Tafsir Surah Hud Ayat 82-84 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai berlangsungnya azab yang menimpa kaum Nabi Lut a.s. Kedua berbicara mengenai Nabi Syu’aib yang diutus kepada kaum Madyan.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Hud Ayat 77-81


Ayat 82

Ketika putusan Allah telah datang untuk mengazab kaum Lut, Allah menjadikan negeri mereka terjungkir balik, yang di atas jatuh ke bawah dan yang di bawah naik ke atas, dan Allah menghujani mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar hangus yang jatuh kepada mereka secara bertubi-tubi.

Tentang ambruknya tanah menurut ahli pengetahuan adalah disebabkan karena adanya uap atau gas-gas yang keluar dari dasarnya kemudian karena adanya kekosongan di bawah lapisan bumi itu, maka tanah-tanah yang ada di atasnya menjadi runtuh dan ambruk ke bawah.

Ayat 83

Allah menurunkan batu-batu sijjil sebelum bumi dijungkirbalikkan. Menurut firman Allah dalam surah az-Zariyat batu-batu itu adalah tanah liat yang terbakar sehingga menjadi batu yang diberi tanda oleh Allah dengan nama orang-orang yang akan ditimpakannya.

Batu-batu itu dijatuhkan di tempat yang sering dilalui orang musyrik Quraisy ketika mereka berdagang ke negeri Syam supaya menjadi peringatan bagi mereka agar jangan memusuhi Muhammad, supaya jangan ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nabi Lut a.s. yang ingkar kepada nabinya.

Tempat itu sering dilalui oleh mereka bila mereka berdagang di musim panas di negeri Syam seperti diterangkan dalam firman Allah:

وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُّصْبِحِيْنَۙ  ١٣٧

Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi, (as-Saffat/37: 137)


Baca juga:  Epidemiologi Al-Qur’an (2): Virus Sampar Dalam Kisah Nabi Shalih dan Kaum Tsamud


Ayat 84

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt mengutus Syu’aib sebagai rasul-Nya kepada penduduk Madyan. Syu’aib dipilih dari kaumnya sendiri. Syu’aib adalah seorang putera keturunan dari Madyan bin Ibrahim a.s.

Madyan membangun suatu daerah untuk kaumnya yang terletak di Hajar dekat negeri Syam, dan dinamakan sesuai dengan namanya, sehingga daerah itu beserta penduduknya dan kabilahnya dikatakan Madyan.

Syu’aib a.s. sebagai rasul Allah memulai tugas dakwahnya dengan mengajak kaumnya supaya menyembah Allah dan melarang mempersekutukan-Nya dengan berhala-berhala, patung-patung, dan sebagainya, karena tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa yang menciptakan seluruh alam semesta.

Kemudian Syu’aib a.s. melarang kaumnya mengurangi takaran dan timbangan, sebagaimana yang mereka lakukan dalam segala macam perdagangan dan jual-beli, sebab perbuatan itu sama dengan mengambil hak orang dengan kecurangan yang sangat jahat dan keji. Larangan serupa ini diterangkan pula dalam firman Allah:

وَيْلٌ لِّلْ#مُطَفِّفِيْنَۙ  ١

الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ  ٢

وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ  ٣

Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. (al-Mutaffifin/83: 1- 3)

Syu’aib a.s. menjelaskan kepada kaumnya, bahwa ia melihat mereka hidup berkecukupan dan kaya raya, mereka tidak perlu melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan. Sebab, perbuatan itu selain mengambil hak orang lain dengan cara yang licik dan keji juga berarti mengingkari nikmat Allah yang telah memberi kekayaan yang banyak kepada mereka.

Semestinya mereka bersyukur kepada-Nya, bukan sebalik-nya mereka menambah harta kekayaan dengan kecurangan-kecurangan dan kelicikan-kelicikan yang sangat dimurkai Allah. Nabi Syu’aib a.s. mem-peringatkan kaumnya, bahwa apabila mereka masih tetap membangkang dalam kekafiran dan terus melakukan pekerjaan tercela itu, maka ia khawatir mereka akan ditimpa azab yang membinasakan mereka.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Hud Ayat 85-86


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Mengenal Aquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar: Metode dan Perkembangannya

0
Kini, penerjemahan Alquran tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Muslim secara nasional, melainkan juga secara lokal salah satunya yakni Alquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar....