BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Saba’ Ayat 21-22

Tafsir Surah Saba’ Ayat 21-22

Melanjutkan tafsir sebelumnya, Tafsir Surah Saba’ Ayat 21-22 membicarakan tentang penentangan Allah atas sangkaan iblis, bahwa ia telah menyesatkan manusia. Bagi Allah, Iblis tidak memiliki kekuasaan untuk itu, adapun tipu daya yang dilakukan oleh Iblis adalah bentuk ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan tidak berpengaruh pada keimanan seorang hamba, sama sekali.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Saba’ Ayat 19-20


Tafsir Surah Saba’ Ayat 21-22 juga menceritakan tentang perintah Allah kepada Muhammad Saw. agar menantang kaum musyrik Makkah, apakah mereka bisa memberikan bukti nyata manfaat dari berhala yang mereka sembah? Apakah berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri dapat menolong mereka? Jika tidak, bagaimana mungkin mereka menyembah sesuatu yang tidak bergeming sama sekali?

Ayat 21

Allah menolak dan membatalkan persangkaan Iblis yang tidak benar itu. Allah menegaskan bahwa tidak ada kekuasaan sedikit pun bagi setan terhadap manusia untuk menyesatkan mereka, sehingga mereka durhaka kepada-Nya.

Tipu daya setan itu hanyalah sebagai ujian dari Allah terhadap hamba-hamba-Nya, apakah mereka mau teperdaya oleh bujukan setan ataukah mereka menolaknya sama sekali sehingga tidak mempengaruhi sedikit pun pada keimanan dan ketakwaan mereka.

Hasan al-Bashri berpendapat bahwa setan itu tidak pernah memukul manusia dengan tongkat dan tidak pernah memaksa mereka untuk melakukan sesuatu. Tindakan setan hanya sekadar melakukan tipu daya, membujuk dengan angan-angan kosong, lalu manusia menerimanya.

Tipu daya setan itu hanya seperti itu, tidak ubahnya seperti bakteri-bakteri yang menyerang manusia di musim tersebarnya wabah penyakit. Barang siapa tidak memiliki ketahanan yang kuat dalam tubuhnya untuk menahan serangan penyakit itu, ia menjadi korbannya.

Tetapi, penyakit itu tidak akan dapat menguasai orang yang di dalam tubuhnya terdapat unsur-unsur ketahanan yang kuat. Ia akan tetap sehat walafiat meskipun telah banyak orang yang jatuh sakit atau meninggal karenanya. Bila ada orang yang terperosok masuk perangkap setan maka janganlah ia menyalahkan orang lain, yang salah dan lemah dalam hal ini adalah dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, setiap manusia harus membentengi dirinya dengan iman yang kuat dengan takwa dan selalu beramal saleh.

Firman Allah:;وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22).

Allah lalu menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa Dia mencatat segala perbuatan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sebesar ©arrah pun. Ia akan memperhitungkan perbuatan manusia dengan seadil-adilnya dan tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam hal ini, bahkan Dia akan membalas perbuatan yang baik dengan pahala yang berlipat ganda.


Baca Juga : Tafsir Surah Ali ‘Imran Ayat 54: Belajar Mewaspadai Makar dari Kisah Nabi Isa


Ayat 22

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya menantang kaum musyrikin Mekah, kalau berhala-berhala dan sembahan mereka benar-benar mempunyai kekuasaan walaupun sedikit, cobalah mereka buktikan hal itu dengan memberikan contoh tentang apa yang telah diciptakan atau yang mereka miliki.

Apakah berhala itu dapat memberikan pertolongan kepada mereka atau menolak bahaya yang mengancam mereka. Tentu saja mereka tidak dapat memberikan bukti-bukti seperti itu, karena tidak mungkin benda mati yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri akan dapat membuat sesuatu atau dapat menolong serta menolak kemudaratan dari mereka.

Oleh sebab itu, Allah menegaskan bahwa berhala-berhala itu tidak memiliki kekuasaan sedikit pun (walau sebesar ©arrah sekalipun) terhadap langit, bumi, dan apa yang terdapat dalam keduanya, dan tidak ada kemampuan sama sekali untuk menolong mereka.

Bagaimanakah mereka sampai menyembahnya kalau mereka mempergunakan akal pikiran mereka. Dalam ayat lain, Allah menegaskan pula hal ini dengan firman-Nya.

وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مَا يَمْلِكُوْنَ مِنْ قِطْمِيْرٍۗ

Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (Fathir/35: 13)

Mereka tidak memiliki apa pun secara sendiri atau secara berserikat dengan yang lain dan tidak ada suatu apa pun yang bekerja sama dengan mereka dalam menciptakan atau memiliki sesuatu. Hal ini adalah fakta yang kita lihat di dunia.

 

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Saba’ Ayat 23-24


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...