BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Shad Ayat 9-11

Tafsir Surah Shad Ayat 9-11

Secara umum Tafsir Surah Shad Ayat 9-11 berbicara tentang kecaman Allah atas keingkaran kaum kafir Quraish atas kenabian Muhammad Saw. Terlebih lagi, mereka tidak memiliki dasar yang kuat atas penolakan itu, justru alasan mereka hanya didasari oleh sifat hasad dan sombong yang timbul dalam hati akibat rayuan setan.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Shad Ayat 7-9


Ayat 9

Pada ayat ini, Allah mengecam orang-orang Quraisy yang menolak kenabian Muhammad karena beliau bukan orang terpandang di kalangan mereka. Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menanyakan apakah mereka memiliki kekuasaan ikut menentukan dan membagi-bagi khazanah rahmat Allah.

Di akhir ayat, Allah menyebutkan sifat-Nya Yang Mahaperkasa dan Maha Pemberi. Kemahaperkasaan yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun juga dan sifat Mahapemberi yang tidak bisa dihalang-halangi oleh kekuasaan yang lain.

Allah berfirman:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ

Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. (al-Qashas/28: 68)

Dan firman-Nya:

اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗ

…Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya…. (al-An’am/6: 124)

Ayat 10

Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menanyakan kepada orang-orang Quraisy atas sikap mereka yang ingkar dan sombong.

Pertanyaan ini mengandung cemoohan karena memang mereka tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun terhadap langit, bumi, dan isi keduanya.

Kalau mereka merasa tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun di jagat raya, mestinya mereka juga tidak ikut campur tangan dalam pengangkatan rasul, yang termasuk urusan gaib, yang kekuasaannya berada pada yang Mahaperkasa dan Mahaagung.

Di akhir ayat, Allah memerintah Rasul-Nya agar menantang mereka menaiki tangga-tangga ke langit, dan mencari daya upaya agar menghalang-halangi wahyu yang didatangkan kepada rasul pilihan Allah.

Sesungguhnya mereka tidak akan mampu melakukannya. Dengan demikian, jelaslah pengingkaran mereka kepada wahyu hanya karena sikap Hasad (dengki).


Baca Juga : Kisah Nabi Nuh As dan Keingkaran Kaumnya Dalam Al-Quran


Ayat 11

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa keadaan orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan kerasulan Muhammad dan mengingkari agama tauhid laksana bala tentara yang besar, yang merupakan gabungan dari kesatuan-kesatuan tentara.

Bala tentara yang bersekutu bergerak untuk menghancurkan kaum Muslimin itu pasti dapat dikalahkan, karena landasan perjuangan mereka tidak didasarkan pada keyakinan yang kokoh, akan tetapi hanyalah karena Hasad dan sombong.

Peristiwa seperti digambarkan dalam ayat ini bukanlah terjadi pada saat diturunkannya ayat, karena pada saat itu kaum Muslimin belum mempunyai tentara, jumlah pengikutnya pun masih sedikit, dan belum ada tanda-tanda untuk menyusun kekuatan yang dapat mengalahkan bala tentara gabungan seperti digambarkan dalam ayat.

Akan tetapi, peristiwa itu baru terjadi pada saat terjadinya Perang Badar, dimana kaum musyrikin yang jumlahnya berlipat ganda melebihi kaum Muslimin dapat dikalahkan atas bantuan Allah. Firman Allah:

اَمْ يَقُوْلُوْنَ نَحْنُ جَمِيْعٌ مُّنْتَصِرٌ   ٤٤  سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّوْنَ الدُّبُرَ  ٤٥  بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ اَدْهٰى وَاَمَرُّ   ٤٦

Atau mereka mengatakan, “Kami ini golongan yang bersatu yang pasti menang.” Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (al-Qamar/54: 44-46).

Penjelasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang terdapat dalam ayat ini termasuk salah satu di antara mukjizat Nabi dan sekaligus sebagai tanda kebenaran wahyu yang diterimanya bahwa wahyu itu benar-benar dari Allah bukan buatan Muhammad.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Shad 10-11


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...