BerandaTafsir TematikTafsir Tarbawi: Pentingnya Penguasaan Teknologi Bagi Pendidik

Tafsir Tarbawi: Pentingnya Penguasaan Teknologi Bagi Pendidik

Penguasaan teknologi bagi pendidik merupakan hal sentral demi akselerasi pendidikan di tengah disrupsi teknologi. Pendidik adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaiamana amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa salah satu kualifikasi akademik yang harus dimiliki guru dan dosen adalah kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Dan penguasaan teknologi bagi pendidik adalah bagian dari kompetensi pedagogik tersebut. Penguasaan teknologi dalam Alquran dilukiskan dalam kata al-Qalam sebagaimana firman-Nya Q.S. al-Qalam [68]: 1,

نۤ ۚوَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَۙ

Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan, (Q.S. al-Qalam [68]: 1)


Baca juga: Tafsir Surat Hud Ayat 3: Raih Kebahagiaan dengan Beristighfar


Tafsir Surat al-Qalam Ayat 1

Surat al-Qalam sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir adalah surah nun. Surat nun merujuk pada madinah (sebuah kota). Keterangan klasik menunjukkan awalan huruf hijaiyah di awal surat-surat Alquran, seperti surah al-Baqarah, surah nun, surah qaf, surah shad, dan sebagainya telah cukup dijelaskan dalam tafsir surah al-Baqarah sehingga tidak perlu diulang penjelasannya. Huruf nun juga tatkala ditafsirkan, hanya Allah lah yang mengetahui artinya seperti halnya huruf-huruf lain yang disebut sebagai fawatihus suwar.

Menurut suatu pendapat, nun adalah nama seekor ikan yang sangat besar di lautan lepas, dialah penghuni dan penyangga tujuh lapis bumi, sebagaimana dituturkan oleh Abu Ja’far bin Jarir: telah diceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, Yahya, Sufyan, al-Tsauri, Sulaiman, al-A’masy, dari Abi Dzayban, dari Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah al-Qalam.

Allah swt berfirman, “Tulislah!” Qalam bertanya, “Apa yang harus aku tulis?”, Allah swt menjawab, “Tulislah takdir”. Maka Qalam mencatat semua yang akan terjadi sejak hari itu hingga hari kiamat. Lalu, Allah ciptakan nun dan menaikkan uap air, terciptalah darinya langit dan terhamparkan bumi di atas nun. Kemudian nun bergetar, bumi pun terhampar luas, lalu dikokohkan dengan gunung-gunung. Sesungguhnya nun itu benar-benar bangga terhadap Kami.

Sedangkan al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ani menjelaskan bahwa nun adalah tinta. Makna ini dikutip dari riwayat Imam Mujahid, Ibnu ‘Abbas, Hasan, Qatadah dan al-Dhahhak. Pemaknaan serupa juga disampaikan Hamka bahwa nun adalah dawat atau tinta. Sedang, kata al-Qalam bermakna sejenis pena yang digunakan untuk menulis. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt Q.S. al-‘Alaq [96]: 4, “Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam.”

Ali al-Shabuny misalnya dalam Shafwah at-Tafasir menjelaskan Allah swt bersumpah dengan al-Qalam di mana dengannya Dia menuliskan takdir manusia berdasarkan ilmu dan pengetahuan. Hal ini mengindikasikan al-Qalam memiliki keistimewaan khusus di hadapan-Nya sehingga Allah swt sampai bersumpah menggunakan nama al-Qalam.

Keistimewaan lain adalah dengan al-Qalam, Dia menuliskan sifat shiddiq (jujur) Rasul saw dan menyelamatkannya dari nasab (keturunan) yang bodoh lagi gila. Melalui al-Qalam pula, betapa Dia ingin menunjukkan bahwa pentingnya untuk menulis dan membaca sebagai bekal manusia dalam mengarungi hidup dan mengemban tugasnya sebagai khalifah fil ardh.

Sedangkan Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah merinci makna al-Qalam sebagai berikut. Al-Qalam berarti pena tertentu atau alat tulis apapun termasuk laptop, hp, notebook, dan sebagainya.

Adapula yang berpendapat al-Qalam bermakna pena tertentu dalam bentuk lain seperti pena yang digunakan oleh para malaikat untuk menulis takdir baik dan buruk manusia serta segala kejadian yang tercatat dalam Lauh Mahfudz, atau juga bisa bermakna pena yang digunakan oleh para sahabat untuk menuliskan Alquran.


Baca juga: Keutamaan Shalat Tahajud, Tafsir Surat Al-Isra Ayat 79


Pentingnya Penguasaan Teknologi Bagi Pendidik

Dalam konteks pendidikan, al-Qalam bisa diartikan sebagai media teknologi atau IT (information technology). Teknologi ini menjadi penting bagi pendidik dan semua orang yang terlibat atau menekuni dunia pendidikan. Terlebih di era disrupsi teknologi dan pandemi Covid-19, pengakselerasian penggunaan teknologi dalam pendidikan adalah keniscayaan. Terutama bagi seorang pendidik harus memiliki kompetensi IT.

Pendidik harus bisa beradaptasi sesuai dengan konteks zamannya. Sebab kompetensi pedagogik jika diperluas pengertiannya, penguasaan teknologi adalah bagian dari pedagogik itu sendiri. Media pembelajaran sekarang juga sudah berbasis internet. Peserta didik bahkan bisa mengakses materi pembelajaran secara leluasa, bahkan kadang-kadang gurunya kalah pintar, kalah cepat dengan peserta didik.

Itulah sebabnya mengapa Allah swt bersumpah dengan kata al-Qalam, sebab dampak dan manfaatnya begitu luar biasa bagi manusia khususnya dalam pendidikan. Dampak itu bisa berupa berkah, atau juga musibah. Semua bergantung siapa yang mengoperasionalkannya. Dalam hal ini, guru harus menjadi pionir dalam penguasaan teknologi agar penggunaannya terarah, bijak dan mampu mengakselerasi kecerdasan anak bangsa.

Dalam hal ini pula Allah swt seakan sedang mengatakan, “Wahai pendidik ini ada media teknologi, gunakanlah dengan bijak, integrasikan strategi dan metode pembelajaranmu dengan media teknologi, agar siswa-siswimu dapat berkembang potensinya dengan maksimal sesuai zamannya.” Wallahu A’lam.

Senata Adi Prasetia
Senata Adi Prasetia
Redaktur tafsiralquran.id, Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya, aktif di Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...