BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Kafirun Ayat 1-6

Tafsir Surah Al Kafirun Ayat 1-6

Tafsir Surah Al Kafirun Ayat 1-6 merupakan surat yang terhimpun dalam golongan surah-surah makiyah, yaitu surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Posisi surah ini berada pada nomor 109 secara urutan mushaf usmani. Adapun nomor 108 merupakan surah al Kausar yang berjumlah enam ayat.

Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al Kausar Ayat 1-3

Tafsir Surah Al Kafirun Ayat 1-6 ini berisi tentang perintah Allah swt kepada Nabi Muhamad saw untuk menyatakan bahwa Tuhan yang ia sembah berbeda dengan tuhan yang orang-orang kafir. Perbedaannya terletak pada kesuciannya. Allah swt Maha Suci dan Maha Kuasa atas segalanya. Sedangkan tuhan orang-orang kafir tidak bisa berbuat apa-apa.

Ayat 1-2

Dalam ayat-ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa “Tuhan” yang mereka sembah bukanlah “Tuhan” yang ia sembah, karena mereka menyembah “Tuhan” yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam  suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan.

Sedang Nabi saw menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.

Maksud pernyataan itu adalah terdapat perbedaan sangat besar antara “Tuhan” yang disembah orang-orang kafir dengan “Tuhan” yang disembah Nabi Muhammad. Mereka menyifati tuhannya dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang disembah Nabi.

Ayat 3

Selanjutnya Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat “Tuhan” yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.

Baca juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 7-8: Orang-Orang yang Terbelenggu dalam Kekafiran

Ayat 4-5

Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah.

Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu.

Sedangkan “Tuhan” yang mereka sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadah nabi hanya untuk Allah saja, sedang ibadah mereka bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadah.

Pengulangan pernyataan yang sama seperti yang terdapat dalam ayat 3 dan 5 adalah untuk memperkuat dan membuat orang yang mengusulkan kepada Nabi saw berputus asa terhadap penolakan Nabi menyembah tuhan mereka selama setahun. Pengulangan seperti ini juga terdapat dalam Surah ar-Rahman/55 dan al-Mursalat/77. Hal ini adalah biasa dalam bahasa Arab.

Ayat 6

Kemudian dalam ayat ini, Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, “Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku.” Dalam ayat lain Allah berfirman:

وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ

Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. (al-Baqarah/2: 139)

Baca setelahnya: Tafsir Surah An Nasr Ayat 3

(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...