BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Yunus Ayat 27-30

Tafsir Surah Yunus Ayat 27-30

Tafsir Surah Yunus Ayat 27-30 ini berbicara mengenai dua hal pokok. Pertama mengenai orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah. Kelak di akhirat mereka akan merasa menyesal sekali atas perbuatannya.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 25-26


Pembicaraan kedua dalam Tafsir Surah Yunus Ayat 27-30 ini mengenai berhala-berhala yang mereka sembah tidak dapat memberikan pertolongan kepada mereka. Bahka berhala-berhala itu menambah siksaan bagi mereka.

Ayat 27

Dalam ayat ini, Allah memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang menyebarkan kejahatan, mengerjakan keonaran di muka bumi serta membangkang dan mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, mereka itu akan mendapat pembalasan yang seimbang.

Mereka akan menerima hukuman dari Allah yang setimpal dengan amal perbuatan mereka Wajah mereka tampak kusut karena mereka menderita akibat dari perbuatan syirik yang merasuk ke tulang sumsum mereka, kejahatan yang telah meracuni diri mereka serta penganiayaan mereka terhadap diri mereka sendiri.

Pada saat itu mereka tidak dapat membela dirinya, karena memang tidak dapat melindungi diri mereka atau mencegah bencana yang akan ditimpakan kepada mereka. Demikianlah azab yang mereka rasakan dengan penuh penyesalan, akibat menyembah berhala yang mereka anggap sebagai perantara, yang dapat menyampaikan doa-doa mereka kepada Allah.

Itulah hari pembalasan di mana tidak ada seorang pun yang menolong mereka kecuali amal baik mereka.

Firman Allah:

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۗوَالْاَمْرُ يَوْمَىِٕذٍ لِّلّٰهِ ࣖ

(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (al-Infitar/82: 19)

Sebagai tanda penyesalan mereka, wajah-wajah mereka terlihat hitam kelam laksana gelapnya malam, tidak nampak sedikit pun percikan kilat, kemilau bintang, atau seberkas sinar bulan. Mereka benar-benar menyesali perbuatan yang dilakukan di dunia. Harapan mereka hampa, karena berpegang kepada keyakinan yang salah dan mengingkari petunjuk Allah.

Allah menegaskan bahwa mereka itu akan menjadi penghuni neraka yang kekal selama-lamanya dan tidak ada kemungkinan lagi bagi mereka untuk dapat melepaskan diri karena tempat itulah yang layak bagi mereka.

Allah berfirman:

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍۢ بَاسِرَةٌۙ  ٢٤  تَظُنُّ اَنْ يُّفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ ۗ  ٢٥

Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,  mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat. (al-Qiyamah/75: 24-25)

Dan firman Allah:

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ  ٤٠  تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ  ٤١  اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ ࣖ  ٤٢

Dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.” (‘Abasa/80: 40-42)


Baca juga: Dinamika Penerjemahan Al-Quran di Indonesia: dari Perdebatan Awal hingga Revisi Terjemahan Secara Berkala


Ayat 28

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memperhatikan orang-orang musyrik bahwa pada suatu saat yang telah ditentukan Allah akan mengumpulkan penyembah-penyembah berhala itu semuanya tanpa ada seorang pun yang ketinggalan, yaitu pada saat seluruh manusia akan diperiksa perkaranya.

Allah pada waktu itu berbicara kepada mereka yang mempersekutukan-Nya, sedang mereka terbungkam tidak bisa menge-luarkan sepatah kata pun karena kebingungan dan ketakutan.

“Mengapa mereka tidak lagi bersama-sama dengan sekutu-sekutu mereka di tempat itu. Sehingga sampai saatnya nanti mereka menyaksikan apa yang akan diberlakukan kepada mereka serta keputusan apa yang pantas diberikan kepada mereka, sebagai imbalan dari perbuatan mereka yang benar-benar melanggar larangan Allah serta bertentangan dengan fitrah mereka sendiri, yaitu mereka telah menyembah berhala. Mereka tidak dapat lagi memungkiri perbuatannya, karena bukti-bukti telah nyata bahkan memberatkan mereka.”

Pada waktu itu sekutu-sekutu mereka memberikan kesaksian bahwa mereka sebenarnya tidak hanya menyembah sekutu-sekutu itu, akan tetapi mereka juga mempertuhankan hawa nafsu dan setan.

Mereka itu menjadikan berhala-berhala sebagai alat untuk kepentingan mereka sendiri. Kemudian Allah memberikan penjelasan bahwa mereka dan sekutu-sekutunya akan dipisahkan dan masing-masing akan diperiksa, mereka sebagai tertuduh, sedang sekutu-sekutu mereka menjadi saksi.

Ayat 29

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa berhala-berhala itu memberi pernyataan, sedangkan Allah cukup menjadi saksi antara berhala-berhala dengan penyembah-penyembahnya.

Pada saat itulah berhala-berhala itu berlepas diri dari mereka dan mengatakan tidak tahu menahu akan perbuatan mereka. Pada prinsipnya mereka yang menyekutukan Allah itu akan disiksa, karena mereka telah melakukan kesalahan besar.

Mereka telah menyembah sesuatu yang tidak berhak disembah padahal mereka mengerti bahwa mereka dan berhala-berhala yang mereka sembah itu diciptakan Allah.

Maka seharusnya Allah-lah yang patut disembah, karena Dia Zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap seluruh makhluk-Nya dan Dia berkuasa pula untuk mendatangkan manfaat dan kemudaratan apabila Dia menghendaki.

Ayat 30

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa di Padang Mahsyar nanti seluruh manusia akan dikumpulkan untuk menerima pembalasan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan, tidak ada seorang pun yang bebas dari hukuman-Nya.

Bagi yang berbuat kebajikan akan mendapat balasannya dan sebaliknya mereka yang berbuat kejahatan akan mendapat pula siksaannya. Kemudian urusan mereka akan dikembalikan kepada Allah karena Dialah yang paling berhak menentukan keputusan untuk mereka.

Pada saat itu, apa yang mereka harapkan agar memberikan syafaat, serta segala sesuatu yang dianggap dapat memberikan pertolongan, akan sia-sia belaka, tidak ada yang dapat memenuhi harapan mereka, apalagi akan menyelamatkan mereka dari siksaan yang akan menimpa. Allah berfirman:

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۗوَالْاَمْرُ يَوْمَىِٕذٍ لِّلّٰهِ ࣖ

(Yaitu hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (al-Infitar/82: 19)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 31


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...