Tafsir Surah Ibrahim Ayat 45-48

Tafsir Surah Ibrahim
Tafsir Surah Ibrahim

Adapun Tafsir Surah Ibrahim Ayat 45-48 adalah penjelasan kepada orang-orang beriman bahwa kaum yang zalim pernah mendengar kisah kaum yang serupa dengan mereka seperti ‘Ad dan Tsamud, yang telah jelas azab untuk kaum tersebut, akan tetapi mereka tidak mengambil pelajaran darinya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ibrahim Ayat 43-44


Dijelasan pula dalam Tafsir Surah Ibrahim Ayat 45-48 bahwa Allah sekali-kali tidaklah ingkar dengan janji yang telah ia sampaikan, dan akan memberikan porsi yang adil untuk menghakimi setiap perbuatan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.

Ayat 45

Ayat ini mengingatkan Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman bahwa orang-orang yang zalim tersebut pernah tinggal di negeri orang-orang yang pernah menganiaya diri mereka sendiri dan berbuat kebinasaan di muka bumi, seperti yang pernah dilakukan kaum ‘Ad dan Tsamud.

Telah jelas azab yang ditimpakan Allah kepada mereka dan bekas-bekasnya terdapat di negeri-negeri itu berdasarkan kisah yang tersebut dalam Al-Qur’an.

Demikian pula Allah swt telah memberikan perumpamaan-perumpamaan bagi kaum Muslimin tentang akibat yang akan dialami oleh orang-orang yang zalim itu di dunia dan di akhirat kelak.

Seandainya kaum Muslimin melakukan tindakan dan perbuatan seperti yang telah dilakukan orang-orang yang zalim itu, pasti mereka akan ditimpa azab pula, seperti azab yang telah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim dahulu. Karena itu, hendaknya kaum Muslimin mengambil pelajaran dari kisah-kisah dan peristiwa orang-orang dahulu itu.

Ayat 46

Allah swt menerangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang kafir Mekah telah membuat rencana jahat untuk mematahkan perjuangan kaum Muslimin. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa setiap rencana jahat mereka pasti diketahui Allah, tidak ada yang tersembunyi bagi Allah sedikit pun.

Allah menggagalkan setiap usaha mereka, sehingga cita-cita dan tujuan mereka itu tidak akan tercapai. Sebenarnya usaha mereka itu sangat besar, sehingga jika rencana itu digunakan untuk menghancur-leburkan gunung yang sangat kokoh pun akan terlaksana.

Tetapi segala rencana mereka betapapun besarnya tidak akan dapat mengalahkan mukjizat Allah, tidak dapat menghapuskan ayat-ayat-Nya, dan tidak mampu menghambat perkembangan agama Islam di muka bumi.

Ayat ini mengisyaratkan kemenangan kaum Muslimin dan kehancuran orang-orang musyrik Mekah dalam waktu yang dekat. Ayat ini berlaku juga bagi kaum Muslimin pada masa kini, asal saja mereka meningkatkan daya dan usaha mereka, selalu sabar dan tabah menghadapi berbagai penderitaan dan cobaan yang ditimpakan oleh rencana jahat orang-orang kafir.


Baca Juga : Tafsir Surat Al-Fath Ayat 1-3: Kunci Kemenangan Ada pada Perdamaian


Ayat 47

Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt tidak akan memungkiri janji-Nya, betapapun besarnya rencana jahat orang-orang kafir itu, janganlah dikira bahwa Allah akan menyalahi janji yang telah dibuat-Nya dengan para rasul.

Janji itu ialah: Allah pasti menolong rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman besertanya, sehingga mereka memperoleh kemenangan. Demikian pula Allah tidak akan menyalahi janji-Nya untuk mengazab orang kafir di akhirat nanti, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya yang terdahulu:

اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ

Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (Ibrahim/14: 42).

Pada akhir ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa Dia Mahaperkasa dan Mahakeras siksa-Nya. Tidak seorangpun yang sanggup menghindarkan diri dari tuntutan-Nya. Dia pasti membalas dan menyiksa orang-orang yang menghalang-halangi rasul-rasul-Nya.

Ayat 48

Ayat ini menerangkan bahwa waktu pembalasan dan pelaksanaan siksa itu ialah pada hari yang bumi ditukar dengan bumi lain, pada saat Allah menghancurkan langit dan segala yang ada di dalamnya dan menukarnya dengan langit yang lain.

Pada waktu itu bumi, bulan, dan segala bintang akan berbenturan, sehingga pecah hancur seperti debu dan beterbangan seperti awan, kemudian terjadilah bumi dan langit yang lain.

Berkata Ibnu ‘Abbas, “Bumi yang lain itu tidak lain adalah bumi yang telah berubah sifatnya dari bumi yang sekarang ini, seperti telah berpindah gunungnya, dan tidak mengalir airnya, dan mati lautnya, tidak berombak dan tidak pula tenang.”

Dari ayat dan riwayat Ibnu ‘Abbas di atas dapat dipahami bahwa nanti pada hari kiamat seluruh semesta ini akan hancur lebur.

Masing-masing berbenturan dengan yang lain, sehingga pecah bertaburan dan beterbangan di angkasa beberapa waktu lamanya, kemudian membentuk seperti bentuk bumi dan langit, tetapi ia bukan bumi dan langit yang sekarang ini.

Keadaan manusia pada saat itu dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadis ini:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ هٰذِهِ الْأٰيَةِ. قَالَتْ، قُلْتُ أَيْنَ النَّاسُ يَوْمَئِذٍ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: عَلَى الصِّراَطِ (رواه مسلم)

Dari ‘Aisyah ia berkata, “Saya adalah manusia yang pertama kali menanyakan hal ini kepada Rasulullah saw tentang ayat ini.” ‘Aisyah berkata, “Saya menanyakan, “Dimana manusia ketika itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Di atas shirath (jalan lurus).” (Riwayat Muslim)

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ibrahim Ayat 49-52