Apa benar malaikat sujud kepada Nabi Adam dengan menyentuhkan dahi ke tanah, sebagaimana kita sujud saat salat? Atau itu hanya kiasan saja sebab sujud kepada manusia sama saja dengan menyekutukan Allah? Mungkin ini adalah beberapa pertanyaan yang terbersit di benak pembaca Al-Qur’an, saat menyimak kisah kesombongan dan awal pembelotan iblis terhadap perintah Allah. Lalu bagaimana sebenarnya praktik sujud malaikat kepada Nabi Adam? Simak penjelasan ahli tafsir berikut ini:
Sujud Para Malaikat Kepada Nabi Adam
Kisah tentang perintah Allah kepada malaikat agar bersujud kepada Nabi Adam dan pembelotan iblis cukup sering disebutkan di dalam Al-Qur’an. Alami Zadah dalam Kamus Fathurrahman menghitung bahwa ayat yang menyebutkan dalam redaksi فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ (Maka malaikat bersujud kecuali iblis) ada pada empat tempat. Belum lagi yang mengulas kisah tersebut dengan redaksi berbeda. Salah satu ayat yang menyebutkan kisah tersebut ada pada surat al-baqarah ayat 34 (Fathurrahman/207):
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir (QS. Al-Baqarah [2] :34)
Baca juga: Penafsiran Umar bin Khattab sebagai Dasar Model Tafsir Kontekstual menurut Abdullah Saeed
Imam Al-Qurthubi di dalam tafsirnya menyatakan, ulama’ telah sepakat bahwa sujud malaikat kepada Nabi Adam bukanlah bentuk penyembahan. Namun mereka berbeda dalam menjelaskan praktik sujudnya. Mayoritas meyakini bahwa sujud mereka sebagaimana sujud kita di dalam salat, yakni dengan menjatuhkan dahi ke tanah. Sebagian lain menyatakan bahwa sujud malaikat hanyalah kiasan dari sikap rendah diri saja (Tafsir Al-Jami’ Liahkamil Qur’an/1/293).
Imam Ar-Razi di dalam tafsirnya menyebutkan ada tiga pendapat mengenai praktik sujud malaikat kepada Nabi Adam. Pertama, sujud dengan menjatuhkan dahi ke tanah dan memposisikan Nabi Adam sebagaimana Ka’bah menjadi kiblat di dalam sujud kita. Sehingga pada hakikatnya sujud ini dilakukan kepada Allah. Kedua, sujud dengan menjatuhkan dahi ke tanah sebagai bentuk ucapan selamat dan penghormatan kepada Nabi Adam. Ketiga, sujud tersebut bukanlah sujud dengan menjatuhkan dahi ke tanah sebagaimana kita di dalam salat. Melainkan hanya praktik sikap rendah diri (Tafsir Ibn Katsir/1/232 dan Mafatihul Ghaib/1/493).
Dari ketiga pendapat tersebut, Imam Ar-Razi memilih pendapat kedua. Yakni praktik sujud malaikat kepada Nabi Adam adalah dengan menjatuhkan dahi ke tanah dan menjadikan sujud tersebut sebagai bentuk ucapan selamat dan penghormatan kepada Nabi Adam. Tradisi sujud sebagai bentuk penghormatan memang ada sejak zaman sebelum Nabi Muhammad dan kemudian dilarang di dalam syariat Nabi Muhammad. Sujud tersebut sebagaimana yang dilakukan orang tua serta saudara-saudara Nabi Yusuf kepada Nabi Yusuf, sebagaimana yang dikisahkan dalam Surat Yusuf ayat 100.
Imam Ar-Razi menolak pendapat yang menjadikan Nabi Adam sebagai kiblat sebagaimana dalam salat, sebab hal itu sama sekali tidak menunjukkan kemuliaan Nabi Adam. Padahal ayat di atas berbicara tentang kemuliaan Nabi Adam. Imam Ar-Razi juga menolak pendapat yang menjadikan sujud sebagai kata kiasan, sebab hal itu sama saja beralih dari makna asli menuju makna yang kurang dikenal pada pemakaiannya (Mafatihul Ghaib/1/493).
Baca juga: Keindahan Bahasa Al-Qur’an dan Kemunculan Metode Tafsir Sastrawi
Hikmah Diperintahkannya Malaikat Bersujud Pada Nabi Adam
Apa hikmah diperintahkannya malaikat bersujud kepada Nabi Adam? Imam Al-Qurthubi mengutip banyak pendapat ulama’ tentang hal ini. Ada yang menyatakan bahwa Allah sedang menunjukkan pada para malaikat bahwa Allah tidak butuh dengan sujud mereka, ada yang menyatakan hal itu untuk menghilangkan pandangan negatif malaikat kepada Nabi Adam disebabkan mereka belum mengetahui keistimewaan diciptakannya Nabi Adam. Namun ada juga yang menyatakan bahwa hal itu sebagai hukuman sebab mengkritik tindakan Allah dalam mencipatakan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi (Tafsir Al-Jami’ Liahkamil Qur’an/1/292).
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas ulama’ meyakini bahwa sujud malaikat kepada Nabi Adam tidaklah sekedar kiasan saja, tapi benar-benar sujud dengan meletakkan dahi di tanah. Sujud ini bukanlah sebagai bentuk penyembahan atau memposisikan Nabi Adam sebagai sekedar kiblat, tapi sebagai penghormatan kepada Nabi Adam. Wallahu a’lam bish showab.