Al-Quran sebagai mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw sangat berbeda dengan mukjizat-mukjizat yang lain yang diberikan kepada nabi-nabi yang lain. Mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada nabi-nabi yang lain, hanya berlaku sesaat, atau sekali saja pada saat nabi-nabi itu hidup, tidak akan berlaku sesudah nabi-nabi itu meninggal.
Tongkat Nabi Musa sebagai mukjizat hanya berlangsung sekali pada saat Nabi Musa menghadapi tantangan dari kaumnya yang melemparkan potongan-potongan tali yang kemudian menjadi ular. Saat itu Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk melempar tongkat yang ada di tangannya. Tongkatnya itu menjadi ular raksasa, yang kemudian melahap semua ular yang dilemparkan tukang-tukang sihir ketika itu. Mukjizat ini bukan dari Allah, tetapi diberikan oleh Allah.
Menghidupkan orang mati sebagai mukjizat Nabi Isa hanya diberikan sekali saja kepadanya, dan tidak akan terjadi lagi sesudah Nabi Isa wafat. Mukjizatnya diberikan oleh Allah kepadanya untuk menandingi kelebihan dan kemampuan kaumnya yang dapat mengobati segala penyakit. Mukjizat ini bukan dari datang dari Allah, tetapi diberikan oleh Allah.
Mukjizat Nabi Ibrahim adalah badannya tidak terbakar ketika dilemparkan masuk ke dalam api oleh kaum kafir. Allah Swt memberikan kekuatan pada badan Nabi Ibrahim lebih dari kekuatan api yang membakar. Badan Nabi Ibrahim tidak dapat dibakar oleh api. Api tidak sanggup membakar badan Nabi Ibrahim. Api, ketika itu, dicabut kekutan membakarnya oleh Allah sehingga api tidak dapat membakar Nabi Ibrahim. Kekuatan Nabi Ibrahim ini hanya berlaku pada saat itu. Sesudah itu, api tetap bisa membakar siapa pun.
Baca Juga: Kemukjizatan Al-Quran: Pengertian dan Tanda-Tandanya
Berbeda dengan mukjizat-mukjizat di atas, Al-Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad memiliki kekhasan yang sangat berbeda. Paling tidak, menurut ulama, ada dua hal yang membuat Al-Qur’an berbeda dengan mukjizat nabi-nabi yang lain:
Pertama, Al-Quran adalah mukjizat yang langsung datang dari Allah, karena Al-Qur’an adalah firman-firman Allah Yang Maha Suci. Firman-firman-Nya itu diberikan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizatnya.
Kedua, Al-Qur’an sebagai mukjizat tidak hanya berlaku sesaat, dan hanya pada masa hiduopnya Rasulullah saw, tetapi mukjizat ini akan berlangsung sepanjang masa, mulai dari masa awal turunnya hingga akhir zaman. Mukjizat Al-Quran akan berlangsung sepanjang maza. Tidak mungkian ada satu pun manusia yang dapat menandingi dan menyainginya.
Dengan penjelasan ini, semoga wawasan dan kecintaan kita terhadap Al-Quran semakin bertambah. Wallahu A’lam.