BerandaTafsir TematikAnjuran Menjaga Diri Dari Orang Yang Berpikir Buruk: Surat Yusuf Ayat 67

Anjuran Menjaga Diri Dari Orang Yang Berpikir Buruk: Surat Yusuf Ayat 67

Salah satu hal unik yang dapat kita temukan pada kisah Nabi Yusuf di dalam Al-Qur’an, adalah saat ke-9 anak Nabi Ya’qub hendak memasuki Mesir, Nabi Ya’qub meminta mereka masuk dari pintu yang berbeda-beda. Kebanyakan ahli tafsir menyatakan, hal ini disebabkan Nabi Ya’qub takut anak-anaknya akan terkena sesuatu hal buruk yang diistilahkan sebagai Al-‘Ain, yang mana dijelaskan pada surat Yusuf ayat 67.

Al-‘Ain dapat diartikan sebagai pandangan mata dari orang yang memiliki pikiran buruk. Anak-anak Nabi Ya’qub memiliki perawakan yang rupawan dan berwibawa. Hal ini membuat Nabi Ya’qub khawatir bila sosok mereka akan mengundang perhatian orang yang melihat mereka dan kebetulan memiliki pikiran yang buruk. Tindakan Nabi Ya’qub ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk berusaha menjaga diri dari pandangan orang yang berpikiran buruk.

Sabda Nabi Muhammad Tentang Al-‘Ain

Allah berfirman di dalam surat yusuf ayat 67:

وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ

Dan Ya’qub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah. Kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri”(QS: Yusuf [12] 67).

Baca juga: Apa Makna “Kiamat Sudah Dekat” dalam Al-Quran? Ini Penjelasannya

Imam Ar-Razi menyatakan bahwa berdasar pendapat mayoritas ahli tafsir, alasan Nabi Ya’qub meminta anak-anaknya memasuki Mesir dari pintu yang berbeda-beda, adalah Nabi Ya’qub khawatir anak-anaknya terkena Al-‘Ain. Imam Ar-Razi kemudian menyebutkan beberapa hadis yang membuktikan terhadap keberadaan Al-’Ain pada kitab Mafatihul Ghaib.

Diantara hadis yang Imam Ar-Razi sebutkan adalah:

قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ « إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ، أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ »

Berkata Ibn ‘Abbas: “Suatu kali Nabi pernah meminta perlindungan dengan sebuah kalimat, untuk Hasan dan Husain. Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya ayah kalian, yaitu Isma’il dan Ishaq, meminta perlindungan dengan kalimat tersebut. Yaitu kalimat: ‘Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari tiap-tiap setan, hewan berbisa, dan penyakit yang mengenai manusia (HR. Imam Bukhari)

Pengertian Serta Cara Kerja Al-‘Ain

Al-‘Ain menurut Ibn Hajar Al-‘Asqalani adalah pandangan kagum bercampur dengan rasa iri, yang muncul dari watak buruk seseorang dan memunculkan dampak buruk pada orang yang dipandang. Dampak buruk yang muncul dari Al’-‘Ain bukanlah semacam tindakan buruk yang kasat mata. Namun lebih kepada rasa tidak nyaman pada tubuh meski si orang yang berwatak buruk tersebut sekedar memandang orang yang ia pandang, tanpa melakukan tindakan lain.

Baca juga: Potret Persaudaraan Muhajirin dan Anshar Yang Diabadikan Al-Quran

Memang bila dicerna akal pikiran agak tidak masuk akal. Bagaimana bisa hanya sekedar pandangan mata bisa memberi pengaruh kepada orang yang dipandang. Namun menurut banyak ulama’, Al-‘Ain benar-benar ada dan berulangkali disinggung oleh Nabi muhammad. Pada Fathul Bari Ibn Hajar mencontohkan pengaruh Al-‘Ain sebagaimana orang yang memiliki mata sehat bisa menjadi belekan sebab memandang mata orang yang belekan. Dan bagaimana saat satu orang menguap di samping yang lain, maka yang lain ikut menguap.

Sebagai penutup, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya menyatakan, menurut mayoritas ahli tafsir, Surat Yusuf ayat 67 adalah dasar anjuran berlindung dari Al-‘Ain. Al-‘Ain adalah benar ada. Namun pada hakikatnya yang memunculkan dampak buruk di dalam Al-‘Ain adalah Allah semata, dan mata manusia hanya sebagai lantaran semata.  wallahu a’lam bisshowab.

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...