BerandaKhazanah Al-QuranBacaan Al-Quran Agar Diberi Kemudahan Dalam Mencari Rezeki

Bacaan Al-Quran Agar Diberi Kemudahan Dalam Mencari Rezeki

Setiap orang mungkin berharap agar diberi kemudahan dalam mencari rezeki dan mendapatkan keberkahan dari rezeki tersebut. Sebab pada faktanya bekerja untuk mencari nafkah bukanlah perkara yang mudah. Ada yang harus bekerja membanting tulang dengan susah-payah, ada yang harus memeras otak tiada henti dan ada pula yang bekerja dengan sepenuh pikiran dan tenaga.

Bukan hanya itu saja, beberapa orang bahkan kesulitan untuk sekedar mendapatkan pekerjaan yang layak, baik itu karena ketiadaan pekerjaan ataupun ketidakmampuan untuk bekerja. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan sulit untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Realitas ini menunjukkan bahwa mencari rezeki dipenuhi dengan perjuangan.

Meskipun demikian, harus diketahui bahwa kesulitan dan kesusahan dalam mencari rezeki jika dimaknai dengan positif maka dapat bernilai ibadah. Dalam ajaran Islam, mencari nafkah merupakan suatu perbuatan mulia yang akan diberi ganjaran oleh Allah swt. Dalam hal ini, mencari nafkah memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai sarana memenuhi kebutuhan dan bagian ibadah kepada Allah swt.

Baca Juga: Ini Dia Enam Tips Memperlancar Rezeki Menurut Al-Quran

Mencari rezeki adalah kewajiban setiap muslim sebagai bagian dari ikhtiar mereka di dunia sekalipun Allah swt telah menjamin keberlangsungan rezeki masing-masing individu. Bahkan para nabi juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Nabi Muhammad saw pernah bersabda:

عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ» رَوَاهُ الْبُخَارِى

Artinya: “Dari Miqdam ra, dari Rasulullah saw bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri” (HR. al-Bukhari).

Bacaan Al-Quran Agar Diberi Kemudahan Dalam Mencari Rezeki

Bekerja atau mencari nafkah dalam ajaran Islam tidak sekedar berlandaskan tujuan yang bersifat duniawi, namun lebih kepada bekerja untuk ibadah. Bekerja akan membuahkan hasil dan hasil itulah yang bisa memberikan makan, tempat tinggal, pakaian, menafkahi keluarga sekaligus menjalani bentuk ibadah lain dengan baik.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang mukmin yang suka bekerja keras dalam usaha mencari mata pencaharian”. (HR. Tabrani dan Bukhari). Dalam hadis lain yang sanadnya sampai ke ‘Aisyah ra, beliau juga mengatakan:   “Seseorang bekerja keras ia akan diampuni Allah”. (HR. Tabrani dan Bukhari).

Habiburrahman El-Shirazy dalam Ayat-Ayat Cinta menyederhanakan relasi usaha dan takdir dengan ungkapan, “Takdir Tuhan ada di ujung usaha manusia. Tuhan Maha adil, Dia akan memberikan sesuatu kepada Umat-Nya sesuai dengan kadar usaha dan ikhtiarnya.” Artinya, meskipun setiap orang telah dijamin rezekinya, namun ia tetap harus berusaha untuk mencari rezeki tersebut.

Selain melakukan usaha sungguh-sungguh dalam mencari rezeki, seseorang juga harus berdoa dan bertawakal kepada Allah swt dalam setiap langkahnya. Karena Dia adalah Yang Maha Pemberi Rezeki dan Maha Penentu. Seseorang harus memastikan bahwa setiap perkataan dan perbuatannya dilandasi dengan sikap ini kapanpun dan dimanapun ia berada.

Imam al-Ghazali dalam adz-Dzahabul Ibris mengatakan bahwa disamping bekerja dalam rangka mencari rezeki – pada saat bersamaan – seseorang juga dapat mengamalkan bacaan Al-Quran agar diberi kemudahan dalam mencari rezeki. Menurutnya, ayat Al-Quran yang dapat dibaca adalah surah al-Fath [48] ayat 1 dan surah al-Anfal [8] ayat 19 yang masing-masing berbunyi:

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ١

“Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Al-Fath [48]: 1)

اِنْ تَسْتَفْتِحُوْا فَقَدْ جَاۤءَكُمُ الْفَتْحُۚ وَاِنْ تَنْتَهُوْا فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَعُوْدُوْا نَعُدْۚ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَوْ كَثُرَتْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ ١٩

Jika kamu meminta keputusan, maka sesungguhnya keputusan telah datang kepadamu; dan jika kamu berhenti (memusuhi Rasul), maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (memberi pertolongan); dan pasukanmu tidak akan dapat menolak sesuatu bahaya sedikit pun darimu, biarpun dia jumlahnya (pasukan) banyak. Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman. (Al-Anfal [8]: 19).

Baca Juga: 9 Sumber Rezeki Yang Disebutkan dalam Al-Quran

Amalan ini al-Ghazali dapatkan dari seseorang laki-laki penduduk Mekah, ia berkata, Dahulu aku tertimpa kesulitan rezeki, aku lalu mengadukannya kepada seorang laki-laki saleh. Ia lantas berkata kepadaku: “Tulislah di sebuah kertas, lalu gantungkan pada lenganmu firman Allah swt surah al-Fath [48] ayat 1 dan surah al-Anfal [8] ayat 19.”

Si laki-laki tersebut kemudian mengamalkan apa yang diperintahkan oleh orang saleh. Berkat izin Allah swt, setelah itu pintu rezeki dibukakan untuknya dan dia diberi kemudahan dalam mencari rezeki. Berdasarkan riwayat inilah imam al-Ghazali berpandangan bahwa surah al-Fath [48] ayat 1 dan surah al-Anfal [8] ayat 19 adalah bacaan pembuka rezeki.

Berdasarkan keterangan di atas, ada beberapa hal yang dapat dijadikan catatan, yakni: 1) setiap manusia wajib untuk berusaha mencari rezeki semampu mungkin; 2) usaha mencari nafkah merupakan suatu perbuatan ibadah, bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan harian; 3) usaha harus dibarengi dengan doa dan tawakal kepada Allah swt. Misalnya dengan membaca surah al-Fath [48] ayat 1 dan surah al-Anfal [8] agar diberi kemudahan dalam mencari rezeki. Wallahu a’lam.

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...