Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan pengertian dari istifham, macam-macam adat al-istifham (perangkat yang digunakan untuk bertanya), dan 4 makna istifham dari 18 makna istifham yang disebutkan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam karyanya Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran. Artikel ini akan melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang makna-makna istifham tersebut.
Baca Juga: Beberapa Makna Istifham (Kalimat Pertanyaan) dalam Al-Quran
- Al-‘Itab (العتاب)
‘Itab artinya adalah sindiran atau teguran. Makna istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Hadid [57]: 16.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah
Dalam al-Quran QS. At-Taubah [9]: 43, Allah menegur Nabi Muhammad Saw. atas pemberian izinnya terhadap orang munafik yang tidak ingin ikut perang Tabuk dengan selembut-lembutnya teguran. Teguran tersebut Allah sampaikan dengan menggunakan kalimat pertanyaan. Allah Swt. berfirman:
عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ (43)
Artinya: Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
- At-Tadzkir (التذكير)
Makna istifham yang keenam adalah at-Tadzkir, yaitu memberi peringatan. Salah satu contohnya terdapat dalam al-Quran Q.S. Al-Baqarah [2]: 33
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)
Artinya: Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Baca Juga: Empat Model Al Quran dalam Menyampaikan Informasi
- Al-Iftikhar (الإفتخار)
Al-Iftikhar artinya membanggakan diri. Contoh dari istifham yang memiliki makna al-Iftikhar adalah Q.S. Az-Zukhruf [43]: 51
أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ (51)
Artinya: Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?
- At-Tafkhim (التفخيم)
At-Tafkhim berarti mengagungkan atau membesar-besarkan. Istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 49
مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا
Artinya: Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;
- At-Tahwil (التهويل) & At-Takhwif (التخويف)
At-Tahwil dan at-Takhwif memiliki arti yang sama, yaitu menakut-nakuti. Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Haqqah [69]: 1-2 dan Al-Qariah []: 1-2
الْحَاقَّةُ (1) مَا الْحَاقَّةُ (2)
Artinya: Hari kiamat, apakah hari kiamat itu?
الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2)
Artinya: Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu?
- At-Tashil (التسهيل) & At-Takhfif (التخفيف)
Makna istifham yang kesepuluh adalah At-Tashil & at-Takhfif, yang artinya memudahkan dan meringankan. Makna istifham ini adalah lawan atau antonim dari makna istifham nomor sembilan, yaitu menakut-nakuti. Contohnya terdapat dalam Q.S. An-Nisa [4]: 39
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا (39)
Artinya: Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
- At-Tahdid (التهديد) & Al-Wa’id (الوعيد)
At-Tahdid & al-Wa’id artinya adalah mengancam atau ancaman. Contoh istifham yang memiliki makna ancaman terdapat dalam Q.S. Al-Mursalat [77]: 16
أَلَمْ نُهْلِكِ الْأَوَّلِينَ (16)
Artinya: Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?
- At-Taswiyyah (التسوية)
At-Taswiyyah artinya adalah menyamaratakan. Istifham jenis ini adalah istifham yang masuk pada jumlah (kalimat) yang posisinya dapat digantikan oleh masdhar. Contoh istifham ini terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 6
سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
- Al-Amru (الامر)
Istifham yang memiliki makna al-Amru berarti istifham tersebut menunjukkan perintah. Contohnya terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 20
وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ
Artinya: Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam.”
Maksud dari kalimat pertanyaan أَأَسْلَمْتُمْ itu adalah ‘masuk islamlah kalian.’
Istifham ini juga terdapat dalam Q.S. Al-Furqan [25]: 20
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
Artinya: Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.
Maksud dari kalimat tanya pada ayat tersebut adalah ‘bersabarlah.’
- At-Tanbih (التنبيه)
At–Tanbih berarti memberi peringatan. Istifham yang bermakna tanbih itu juga termasuk dalam bagian perintah (الامر). Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Furqan [25]: 45
أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang
Karena istifham yang memberikan peringatan juga bermakna perintah, maka istifham pada ayat di atas dapat diartikan dengan ‘lihatlah.’
Baca Juga: Kontribusi Al-Qur’an terhadap Perkembangan Bahasa Arab
- At-Targhib (الترغيب)
At-Targhib artinya adalah menumbuhkan kecintaan, membujuk, atau memberi sesuatu yang ia sukai. Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 245
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
- An-Nahy (النهي)
An-Nahy berarti menunjukkan makna larangan. Contohnya terdapat dalam Q.S. At-Taubah [9]: 13
أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
Dalil yang mendasari istifham tersebut bermakna nahy adalah Q.S. Al-Maidah [5]: 44
فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ
Artinya: Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.
- Ad-Du’a (الدعاء)
Makna istifham selanjutnya adalah doa. Doa itu sebenarnya sama dengan larangan, yaitu sama-sama permintaan. Perbedaannya adalah larangan itu permintaan dari orang yang derajatnya lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah, sedangkan doa itu sebaliknya. Contoh istifham bermakna doa adalah Q.S. Al-A’raf [7]: 155
أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا
Artinya: Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?
Maksud dari pertanyaan Nabi Musa tersebut sebenarnya adalah doa, yaitu ‘janganlah Engkau membinasakan kami’
- Al-Istirsyad (الاسترشاد)
Al–Istirsyad berarti meminta petunjuk. Istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 30
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
Artinya: Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Itulah 18 makna istifham yang disarikan dari Kitab Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Masih ada beberapa makna lain dari istifham yang disebutkan dalam kitab yang lebih panjang penjelasannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.