BerandaUlumul QuranBeberapa Makna Istifham (Kalimat Pertanyaan) dalam Al-Quran (2)

Beberapa Makna Istifham (Kalimat Pertanyaan) dalam Al-Quran (2)

Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan pengertian dari istifham, macam-macam adat al-istifham (perangkat yang digunakan untuk bertanya), dan 4 makna istifham dari 18 makna istifham yang disebutkan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam karyanya Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran. Artikel ini akan melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang makna-makna istifham tersebut.

Baca Juga: Beberapa Makna Istifham (Kalimat Pertanyaan) dalam Al-Quran

  1. Al-‘Itab (العتاب)

Itab artinya adalah sindiran atau teguran. Makna istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Hadid [57]: 16.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah

Dalam al-Quran QS. At-Taubah [9]: 43, Allah menegur Nabi Muhammad Saw. atas pemberian izinnya terhadap orang munafik yang tidak ingin ikut perang Tabuk dengan selembut-lembutnya teguran. Teguran tersebut Allah sampaikan dengan menggunakan kalimat pertanyaan. Allah Swt. berfirman:

عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ (43)

Artinya: Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?

  1. At-Tadzkir (التذكير)

Makna istifham yang keenam adalah at-Tadzkir, yaitu memberi peringatan. Salah satu contohnya terdapat dalam al-Quran Q.S. Al-Baqarah [2]: 33

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)

Artinya: Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Baca Juga: Empat Model Al Quran dalam Menyampaikan Informasi

  1. Al-Iftikhar (الإفتخار)

Al-Iftikhar artinya membanggakan diri. Contoh dari istifham yang memiliki makna al-Iftikhar adalah Q.S. Az-Zukhruf [43]: 51

أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ (51)

Artinya: Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?

  1. At-Tafkhim (التفخيم)

At-Tafkhim berarti mengagungkan atau membesar-besarkan. Istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 49

مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا

Artinya: Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;

  1. At-Tahwil (التهويل) & At-Takhwif (التخويف)

At-Tahwil dan at-Takhwif memiliki arti yang sama, yaitu menakut-nakuti. Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Haqqah [69]: 1-2 dan Al-Qariah []: 1-2

الْحَاقَّةُ (1) مَا الْحَاقَّةُ (2)

Artinya: Hari kiamat, apakah hari kiamat itu?

الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2)

Artinya: Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu?

  1. At-Tashil (التسهيل) & At-Takhfif (التخفيف)

Makna istifham yang kesepuluh adalah At-Tashil & at-Takhfif, yang artinya memudahkan dan meringankan. Makna istifham ini adalah lawan atau antonim dari makna istifham nomor sembilan, yaitu menakut-nakuti. Contohnya terdapat dalam Q.S. An-Nisa [4]: 39

وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا (39)

Artinya: Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.

  1. At-Tahdid (التهديد) & Al-Wa’id (الوعيد)

At-Tahdid & al-Wa’id artinya adalah mengancam atau ancaman. Contoh istifham yang memiliki makna ancaman terdapat dalam Q.S. Al-Mursalat [77]: 16

أَلَمْ نُهْلِكِ الْأَوَّلِينَ (16)

Artinya: Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?

  1. At-Taswiyyah (التسوية)

At-Taswiyyah artinya adalah menyamaratakan. Istifham jenis ini adalah istifham yang masuk pada jumlah (kalimat) yang posisinya dapat digantikan oleh masdhar. Contoh istifham ini terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 6

سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

  1. Al-Amru (الامر)

Istifham yang memiliki makna al-Amru berarti istifham tersebut menunjukkan perintah. Contohnya terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 20

وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ

Artinya: Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam.”

Maksud dari kalimat pertanyaan أَأَسْلَمْتُمْ itu adalah ‘masuk islamlah kalian.

Istifham ini juga terdapat dalam Q.S. Al-Furqan [25]: 20

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

Artinya: Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.

Maksud dari kalimat tanya pada ayat tersebut adalah ‘bersabarlah.’

  1. At-Tanbih (التنبيه)

AtTanbih berarti memberi peringatan. Istifham yang bermakna tanbih itu juga termasuk dalam bagian perintah (الامر). Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Furqan [25]: 45

أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ

Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang

Karena istifham yang memberikan peringatan juga bermakna perintah, maka istifham pada ayat di atas dapat diartikan dengan ‘lihatlah.’

Baca Juga: Kontribusi Al-Qur’an terhadap Perkembangan Bahasa Arab

  1. At-Targhib (الترغيب)

At-Targhib artinya adalah menumbuhkan kecintaan, membujuk, atau memberi sesuatu yang ia sukai. Contohnya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 245

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.

  1. An-Nahy (النهي)

An-Nahy berarti menunjukkan makna larangan. Contohnya terdapat dalam Q.S. At-Taubah [9]: 13

أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Dalil yang mendasari istifham tersebut bermakna nahy adalah Q.S. Al-Maidah [5]: 44

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ

Artinya: Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.

  1. Ad-Du’a (الدعاء)

Makna istifham selanjutnya adalah doa. Doa itu sebenarnya sama dengan larangan, yaitu sama-sama permintaan. Perbedaannya adalah larangan itu permintaan dari orang yang derajatnya lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah, sedangkan doa itu sebaliknya. Contoh istifham bermakna doa adalah Q.S. Al-A’raf [7]: 155

أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا

Artinya: Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?

Maksud dari pertanyaan Nabi Musa tersebut sebenarnya adalah doa, yaitu ‘janganlah Engkau membinasakan kami’

  1. Al-Istirsyad (الاسترشاد)

AlIstirsyad berarti meminta petunjuk. Istifham seperti ini salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 30

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ

Artinya: Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

Itulah 18 makna istifham yang disarikan dari Kitab Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Masih ada beberapa makna lain dari istifham yang disebutkan dalam kitab yang lebih panjang penjelasannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Ahmad Qoys Jamalallail
Ahmad Qoys Jamalallail
santri PP. Al-Bidayah Jember dan siswa MAN 1 Jember. Minat kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...