BerandaUlumul QuranBeda Pendapat Tentang Ayat Al-Quran yang Terakhir Diturunkan

Beda Pendapat Tentang Ayat Al-Quran yang Terakhir Diturunkan

Pernahkah anda ditanya tentang ayat Al-Quran yang terakhir kali diturunkan? Lalu anda tidak bisa menjawabnya, atau malah menjawab bahwa ayat tersebut adalah ayat yang berbunyi “pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian”? Atau malah punya anggapan bahwa ayat Al-Quran yang terakhir kali diturunkan adalah ayat yang berbunyi “Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah.”?

Tema tentang ayat yang terakhir kali diturunkan, adalah salah satu tema yang mendapat perhatian tersendiri di kalangan ulama ahli ilmu-ilmu Al-Quran. Tidak seperti tema tentang surat yang pertama kali diturunkan, dimana beberapa ulama mengunggulkan pendapat terkuat adalah yang meyakini Al-‘Alaq adalah yang pertama kali diturunkan, ada sekitar 10 pendapat mengenai ayat Al-Quran yang terakhir diturunkan dan belum ada yang menilai secara mendalam.

Berbagai Pendapat Tentang Ayat Al-Quran yang Terakhir Turun

Banyaknya atsar yang sahih tentang ayat Al-Quran yang terakhir diturunkan, tapi tidak sampai berstatus marfu’ (disandarkan pada Nabi). Hal ini membuat keberadaan pendapat tentang ayat yang terakhir turun menjadi beragam. Az-Zamzami dalam nadham tafsirnya hanya menyebutkan secara ringkas 3 pendapat saja. Imam As-Suyuthi di dalam Al-Itqan menyebutkan sekitar 8 pendapat. Az-Zarqani dalam Manahil Al-Irfan menyebutkan sekitar 10 pendapat.

Baca juga: Sababun Nuzul Mikro dan Makro: Pengertian dan Aplikasinya

Berikut 10 ayat yang diyakini ke-10 pendapat tersebut sebagai ayat terakhir yang diturunkan (Manahilul ‘Irfan/1/70):

  1. Surat Al-Baqarah ayat 281. Berdasar riwayat An-Nasa’i dari Ibn ‘Abbas.
  2. Surat Al-Baqarah ayat 278. Berdasar riwayat Al-Bukhari dari Ibn ‘Abbas, dan Imam Al-Baihaqi dari Ibn ‘Umar.
  3. Surat Al-Baqarah ayat 282. Berdasat riwayat Ibn Jarir dari Sa’d Ibn Musayyab.
  4. Surat Ali Imran ayat 195. Berdasar riwayat Ibn Marduwaih dari Ummi Salamah.
  5. Surat An-Nisa ayat 93. Berdasat riwayat Al-Bukhari dari Ibn ‘Abbas.
  6. Surat An-Nisa ayat 176. Berdasat riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Barra’ ibn ‘Azib
  7. Surat Al-Maidah. Berdasat riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari ‘Aisyah.
  8. Surat At-Taubah ayat 128. Berdasat riwayat Al-Hakim dan Ibn Marduwaih dari Ubay Ibn Ka’ab.
  9. Surat Al-Kahfi ayat 110. Berdasat riwayat Ibn Jarir dari Mu’awiyah.
  10. Surat An-Nasr. Berdasat riwayat Muslim dari Ibn ‘Abbas.

Baca juga: Jangan Keliru! Jumlah 6666 Ayat Itu Perspektif Kandungan Al-Quran, Bukan Jumlah Matematis

Pendapat Ulama Terkait Ragam Perbedaan Ayat Al-Quran yang Terakhir Diturunkan

Terkait banyaknya perbendaan pendapat mengenai ayat yang terakhir diturunkan serta tidak ada yang disandarkan pada Nabi (marfu’), Hasan Al-Musawa dalam Faidul Khabir berkomentar, banyaknya pendapat itu bisa saja dilatar belakangi: 1) Itu adalah pendapat pribadi sang pengucap; 2) Bisa saja itu ayat terakhir yang didengar sang rawi dan ia tidak tahu ada ayat lain yang turun setelahnya; 3) Maksud dari ayat terakhir adalah terakhir dalam tema tertentu; 4) Maksud dari terakhir adalah, setelah ayat tersebut tidak ada ayat lain yang menusakhnya (Faidul Khabir/59-60).

Imam Az-Zarqani memberikan komentar berbeda. Ia memberi catatan-catatan penting dalam setiap pendapat dari 10 pendapat yang disebutkan di atas. Untuk pendapat ke-1 sampai 3, mengutip dari Imam As-Suyuthi, melihat ketiganya dari surat yang sama bisa jadi 3 ayat itu turun bersamaan. Hanya saja, mungkin ada beberapa orang yang menunjuk ayat tersebut lewat bagian yang berbeda-beda.

Az-Zarqani juga mengungkapkan pendapat pribadinya, bahwa dirinya memiliki kecondongan bahwa ayat yang terakhir turun adalah Surat Al-Baqarah ayat 281 atau sesuai pendapat yang pertama. Az-Zarqani memberikan dua alasan: pertama, ayat tersebut berisi isyarat telah selesainya wahyu dengan adanya dorongan bersiap menghadapi kematian, serta perhitungan amal yang takkan ada kecurangan di dalamnya; kedua, adanya atsar dari Sa’d ibn Jubair yang diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad wafat sembilan hari setelah ayat tersebut turun. Pendapat serta alasan serupa juga diungkapkan Yasin ibn Isa Al-Fadani dalam catatan kakinya atas kitab Nahjut Taisir (Nahjut Taisir/60).

Untuk pendapat ke-4, 5, 6, 8, dan 9, melihat redaksi hadis yang dijadikan pijakan oleh kesemuanya, disebut-sebut ayat terakhir yang diturunkan adalah hanya terbatas pada tema tertentu. Tidak secara mutlak. Sedang untuk pendapat ke-7 dan 10, bisa dengan mudah dilihat bahwa yang sedang mereka bicarakan adalah soal surat, bukan ayat (Manahilul ‘Irfan/1/70).

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

kisah pengkhianatan bani Quraizhah

Kisah Pengkhianatan Bani Quraizhah di ‘Bulan Haram’

0
Di antara peristiwa yang terjadi di bulan haram (mulia) dan disinggung oleh Alquran adalah pengkhianatan Bani Quraizhah terhadap Rasulullah saw. dan umat Islam. Hal...