BerandaKhazanah Al-QuranDoa Al-QuranDzikir Yasin Fadhilah KH. Maimun Zubair Serta Tata Cara Bacanya

Dzikir Yasin Fadhilah KH. Maimun Zubair Serta Tata Cara Bacanya

Surat Yasin merupakan qolbul qur’an. Maka tak heran surat ini punya banyak sekali keutamaan. Bahkan ada ulama yang membacanya dengan mengulang-ulang ayat tertentu dengan jumlah tertentu, menambahi beberapa dzikir dan do’a, yang dikemudian hari dikenal dengan Yasin Fadlilah.

Baca juga: Surah Al-Furqan [25] Ayat 67: Anjuran Bersedekah Secara Proporsional

Bagi sebagian orang, ada yang mempermasalahkan bacaan amaliyah Yasin Fadlilah, antaranya,  pertama, terkait pengulangan beberapa ayat dalam jumlah tertentu. Kedua, penambahan do’a setelah membaca ayat-ayat surat yasin. Dua hal itu dianggap sebagai bentuk menambahi bacaan ayat Al-Qur’an.

Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis mencoba mengulasnya secara singkat dan padat dengan menampilkan pendapat dari para ulama. Sekaligus mengenang salah satu ulama Nusantara yang akan diperingati haulnya yang ke-2, yaitu KH. Maimun Zubair, Ulama kharismatik dan juga pernah menjadi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), meminta untuk mengamalkan bacaan Yasin Fadhilah, yang disusun oleh Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Kemudian pada kitab At-Tibyan-nya  karya Imam Nawawi,  di dalamnya beliau telah juga mengutip dua hadis shahih tentang mengulang-ngulang membaca ayat tertentu atau disebut dengan dzikir menggunakan ayat Al-Qur’an.

Hadits Pertama: Mengulang-ulang Bacaan Ayat Tertentu

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِآيَةٍ يُرَدِّدُهَا حَتَّى أَصْبَحَ وَالْآيَةُ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ الآيَة

Dari Abu Dzar RA, beliau berkata: Suatu ketika Nabi SAW shalat dengan membaca satu ayat yang diulang-ulanginya hingga masuk waktu subuh. Ayat tersebut adalah:

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau”, dst. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)

Hadits Kedua: Bertasbih, Berdo’a, dan Minta Perlindungan Ketika Baca Suatu Ayat

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اَلْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ فَقُلْتُ يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ ثُمَّ مَضَى فَقُلْتُ يُصَلِّيْ بِهَا فِيْ رَكْعَةٍ فَمَضَى فَقُلْتُ يَرْكَعُ بِهَا ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلًا إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيْهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ

Dari Hudzaifah bin al-Yaman RA, beliau berkata: Suatu malam aku shalat bersama Nabi SAW. Beliau mulai shalat dengan membaca surat al-Baqarah. Saya berkata (dalam hati); (Semoga) Beliau rukuk setelah membaca seratus ayat. Kemudian melanjutkan shalatnya. Saya berkata; (Semoga) beliau shalat dengan membaca seratus ayat lagi dalam satu rakaat. Saya berkata; kemudian Nabi ruku’. Kemudian melanjutkan dengan membaca surat an-Nisa, lalu surat Ali Imran, beliau membacanya secara bersambung. Ketika beliau lewat ayat-ayat tasbih, maka beliau bertasbih. Bila lewat ayat-ayat terkait permintaan, maka beliau meminta (berdo’a). Bila lewat ayat-ayat perlindungan, maka beliau meminta perlindungan kepada Allah. (HR. Muslim)

Masih banyak riwayat lainnya yang serupa, selengkapnya ada pada kitab At-Tibyan. Mengulang-ulangi bacaan ayat tetentu dengan jumlah tertentu, bukan berarti menambah ayat Al-Qur’an. Walau demikian, dalam penulisan Yasin Fadhilah hendaknya dibedakan antara ayat yang diulangi, beberapa dzikir dan do’a dengan tulisan dari surat Yasinnya. Baik dengan font yang berbeda macamnya, ukurannya, tanda kurung, atau selainnya.

Baca juga: Tafsir Surah Al-A‘la Ayat 6-7: Membincang Sifat Lupa Nabi Muhammad

Kaifiyah (tata cara) Membaca Yasin Fadhilah

Dalam kitab Khozinatul Asror karya Sayyid Muhammad Haqqi An-Nazili (169) disebutkan kaifiyah (tatacara) membaca Yasin Fadhilah. Beliau mengutip dari sebagian ulama sebagai berikut:

وَقَالَ بَعْضُهُمْ- لَفْظَةُ يٰس سَبْعَ مَرَّاتٍ وَإِذَا بَلَغَ فِيْ الْقِرَاءَةِ إِلَى قَوْلِهِ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ يُكَرِّرُهَا أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَإِذَا بَلَغَ قَوْلَهُ سَلٰمٌ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ يُكَرِّرُهَا سِتَّ عَشر مَرَّةً وَإِذَا بَلَغَ قَوْلَهُ اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى يُكَرِّرُهَا أَرْبَعَ مَرَّاتٍ ثُمَّ يَقْرَأُ إِلَى آخِرِهَا 

Membaca lafadz Yasin 7 kali. Ketika sampai pada bacaan Firman Allah: Dzalika taqdirul azizil alim diulang 14 kali. Ketika sampai pada bacaan Firman Allah: Salamun Qaulan min Rabbir Rahiim diulang 16 kali, Awalaisalladzi kholaqossamawatiwalardho biqodirin ala anyyakhluqa mitslahum bala diulang 4 kali. Setelah itu dilanjutkan sampai akhir surat.  

Baca juga: Mengenal Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan Kitabnya, al-Qawaid al-Asasiyah fi Ulum al-Qur’an

Kaifiyah semacam inilah yang secara luas dikenal dengan bacaan Yasin Fadhilah. Di akhir penjelasan kaifiyah ini Sayyid Muhammad Haqqi An-Nazili mengatakan:

وَمَنْ قَرَأَ السُّوْرَةَ عَلَى هَذَا التَّرْتِيْبِ سَبْعَ مَرَّاتٍ يَحْصُلُ مُرَادُهُ وَمَقْصُوْدُهُ هَكَذَا أَخَذْتُ اْلإِجَازَةَ عَنِ الْمَشَايِخِ

Siapa saja yang membaca Yasin dengan susunan seperti ini 7 kali, maka dia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Seperti inilah saya mengambil ijazah dari para guru.

Dari pernyataan terakhir ini, dapat dipahami bahwa kaifiyah di atas merupakan “kreasi amalan” berdasar pengalaman dari para ulama dan sholihin. Juga tidak menutup kemungkinan itu berdasarkan ilham dari Allah. Biasanya para ulama ketika merasakan suatu faidah atau manfaat tertentu dari suatu amalan, mereka mengajarkan kepada murid-muridnya. Begitupun dengan Yasin Fadhilah. Sehingga sependek yang penulis tau tidak ditemukan sumber hadis terkait kaifiyah ini.

Namun, walaupun tidak bersumber langsung dari hadis Nabi SAW, susunan Yasin Fadhilah semacam ini dapat kita amalkan, selain datangnya dari para ulama, kaifiyah ini tidak bertentangan dengan satu hadispun. Bahkan ada banyak riwayat hadis yang menunjukkan diperbolehkannya mengulang-ulang suatu ayat dan anjuran berdzikir, berdo’a dsb sebagaimana yang telah disebutkan.

Dalam Kitab Abwabul Faraj (100), Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki juga menyebutkan kaifiyah dan khasiatnya sebagaimana di atas. Bahkan beliau juga menyebutkan berbagai macam susunan bacaan Yasin Fadhilah yang terdiri dari berbagai macam dzikir, sholawat dan do’a-do’a dari para ulama dan sholihin. Selengkapnya silahkan baca.

KH. Maimun Zubair dalam kata sambutan cetakan Yasin Fadhilah terbitan PP Al-Anwar Sarang Rembang mengatakan bahwa Sayyid Muhammad Al-Maliki memerintahkan kepadanya dan para santri PP Al-Anwar untuk mengamalkan Yasin Fadhilah yang telah disusun oleh Sayyid Muhammad al-Maliki setelah subuh dan maghrib, dan mendorong para pencinta ilmu dan ahlul ilmi untuk mengamalkannya. Wallahu a’lam[]

Muhammad Hisyam Wahid
Muhammad Hisyam Wahid
Alumni UIN KH. Abdurrahman Wahid, Pekalongan dan Mutakhorrijin PP. Nurul Huda, peminat kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

0
Manusia hidup dan berkembang seiring perubahan zaman. Berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya terus berubah seiring berjalannya waktu....