BerandaTafsir TematikFenomena Pengemis Viewers di YouTube dan Perintah Menjaga Kehormatan Diri dalam Al-Qur’an

Fenomena Pengemis Viewers di YouTube dan Perintah Menjaga Kehormatan Diri dalam Al-Qur’an

Pada era sekarang, YouTube menjadi media yang banyak digandrungi. Selain viewers yang semakin meningkat, konten kreator pun juga demikian. Hal ini disebabkan karena YouTube menyajikan konten yang bervariasi, mulai dari konten pendidikan, politik, agama, atau hanya konten hiburan semata.

Dari sudut pandang konten kreator, YouTube menjanjikan pendapatan yang cukup besar untuk channel yang sudah dimonetisasi. Dilansir dari https://finance.detik.com, meng-upload video ke YouTube memang bisa mendatangkan cuan, syarat utamanya tentu adalah viewers yang banyak.

Seorang YouTuber dapat menghasilkan pendapatan antara US$ 0,01 hingga US$ 0,03 per tampilan iklan di video yang diunggah YouTuber tersebut. Namun, rata-rata yang diperoleh YouTuber mencapai US$ 0,18, atau setara Rp 2.610 (kurs Rp 14.500) per tampilan iklan untuk satu video.

Pendapatan yang menjanjikan ini tentu akan memikat banyak orang untuk menjadi YouTuber atau konten kreator di YouTube. Namun sayangnya, untuk mendapatkan viewers yang banyak, tidak sedikit orang yang membuat konten ‘nyeleneh’ atau tidak pantas. Sebab hal ini juga menjadi kebiasaan pengguna YouTube yang akan selalu penasaran ketika melihat konten-konten aneh.

Tidak hanya itu, demi mendapatkan penonton yang banyak, terkadang seorang YouTuber juga menggunakan teknik clickbait, yaitu membuat judul thumbnail yang memikat. Terkadang clickbait yang dibuat sebagian oknum YouTuber ini terlalu berlebihan sampai judul yang dicantumkan tidak sesuai dengan isi videonya.

Hal ini tentu sangat menganggu bagi viewer yang terlanjur mengklik video tersebut. Sebab terdapat unsur kebohongan yang telah dibuat oleh YouTuber, meskipun dari pihak YouTube tidak ada larangan atau hukuman ketika membuat clickbait. Namun tetap saja hal demikian tidaklah pantas dilakukan.

Bahkan dampak terparah dari hausnya para YouTuber akan viewers ini membuat mereka meng-upload konten yang tidak senonoh seperti konten berbau pornografi. Kominfo pernah merilis data konten pornografi berada di tempat teratas dengan jumlah 16.902 pemblokiran. Ditambah dengan berbagai konten negatif yang lain.

Sungguh mencengangkan bukan? Tentu hal ini perlu mendapat perhatian lebih dari berbagai pihak. Merebaknya YouTuber yang menghalalkan segala cara demi viewers yang banyak ini seakan menjadikan mereka layaknya pengemis yang meminta-minta dengan cara yang keliru.

Tentu fenomena ini mengingatkan kita pada satu kisah di dalam al-Qur’an yang menggambarkan keadaan orang-orang muslim yang memiliki kedudukan terhormat. Mereka mengabdikan dirinya ke jalan Allah, sehingga mereka lupa dengan kekurangan harta yang dimiliki. Namun hal itu, tidak menjadikan mereka mengemis kepada orang lain.

Lebih jelas, kisah tersebut diabadikan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 273 sebagai berikut:

لِلْفُقَرَاۤءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَرْضِۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَاۤءَ مِنَ التَّعَفُّفِۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْۚ لَا يَسْـَٔلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

Terjemahan: “(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga mereka tidak dapat berusaha di bumi. (Orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 273).

Baca juga: Belajar Tafsir dari Youtube? Berikut 9 Daftar Rekomendasi Pengajiannya! (Part 1)

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 273

Ibnu Katsir menyebut orang-orang fakir yang dimaksud dalam ayat tersebut yakni orang-orang Muhajirin yang telah meninggalkan segala kekayaan di Mekkah kemudian tinggal di Madinah dan belum mendapatkan usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka tidak dapat melakukan aktivitas di bumi karena terikat dengan jihadnya.

Namun orang-orang mengira bahwa mereka adalah orang kaya karena perilakunya yang tidak meminta-meminta. Hal tersebut terlihat dari tanda-tanda yang tampak dari diri mereka. Selain itu mereka juga tidak suka meminta-minta kepada orang lain dengan cara memaksa.

Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa ayat di atas mengisahkan tentang orang-orang fakir yang disebabkan sibuk jihad di jalan Allah, sehingga tidak dapat memperoleh peluang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah orang-orang terhormat, bersih walau miskin, rapi walau sederhana, taat beragama, dan menghargai diri sendiri. Sampai ketika orang lain melihat mereka, tidak akan menyangka mereka adalah orang fakir karena enggan meminta-minta.

Sayyid Qutub menambahkan penjelasan ayat tersebut dengan mengibaratkan orang-orang fakir mulia yang menyembunyikan kebutuhannya itu seakan-akan seperti menutup aurat mereka. Sehingga mereka tidak menodai dan melukai kehormatannya sedikit pun. Sejatinya ayat ini juga berpesan kepada orang yang berinfaq untuk memberikannya secara rahasia agar hanya ia sendiri yang tahu dan kebaikan di sisi-Nya tidak akan sia-sia.

Baca juga: Inilah Delapan Ciri-Ciri Mukmin Sejati Menurut Surah Al-Furqan

Ibrah Ayat dan Kaitannya dengan Fenomena YouTuber

Pesan tersirat ayat di atas adalah larangan untuk meminta-minta meski dalam kondisi yang sulit. Manusia sejatinya diberikan kekuatan untuk bisa bangkit dari permasalahan yang dihadapinya dengan jalan ikhtiar. Hal serupa telah dicontohkan oleh orang-orang Muhajirin yang mampu terlihat berwibawa, kuat, bahkan terlihat seperti orang kaya padahal mereka sedang dilanda kesusahan.

Sikap bijak yang tidak meminta-minta menjadikan pribadi mereka sangat terhormat. Wacana inilah kiranya menjadi pelajaran di era sekarang untuk bijak dalam bertindak, bukan mengerjakan berbagai cara hanya untuk pelampiasan kehendak. Bukan tentang uang atau kufur nikmat, tetapi tentang penjagaan muru’ah atau martabat.

Hal ini pula yang sejatinya diperhatikan oleh para YouTuber, tidak sepantasnya mereka membuat konten yang tidak pantas hanya demi viewers yang banyak. Maka semestinya, prinsip menjaga kehormatan dalam ayat di atas dapat dijadikan sebagai renungan ketika membuat konten-konten bermanfaat di YouTube dengan cara-cara yang kreatif.

Para YouTuber setidaknya dapat memberikan edukasi terhadap penontonnya tanpa harus membuat clickbait yang terlalu berlebihan. Buatlah konten yang menarik tanpa harus mengorbankan kehormatan diri sendiri sebagai konten kreator. Meski tak banyak viewers, tetapi tidak menghalalkan berbagai cara yang dapat mencoreng kehormatan. Wallahu A’lam.

Baca juga: Hoaks Seputar covid-19 dan Pesan Tabayyun dalam Al-Quran

 

Saibatul Hamdi
Saibatul Hamdi
Minat Kajian Studi Islam dan Pendidikan Islam
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...