Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’

Hamzah Qatha' dan Hamzah Washal
Hamzah Qatha' dan Hamzah Washal

Salah satu huruf hijaiyah yang terbagi menjadi dua macam adalah hamzah. Satu bernama hamzah washal, yang lainnya disebut hamzah qatha’. Banyak perbedaan dari keduanya, mulai dari cara bacanya, penulisannya hingga karakter lainnya.

Perbedaan dari kedua hamzah ini yang kemudian menjadi alasan utama untuk mempelajarinya. Perbedaan ini nantinya akan mempengaruhi kebenaran dan kesalahan membaca Alquran.

Sebagai contoh yaitu kesalahan yang sering terjadi saat membaca awal surah Al-Fatihah. Jika sang qari’ (orang yang membaca Alquran) menyambung bacaan ayat pertama ke ayat kedua, membaca:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢

Bismillahirrahmanirrahimialhamdulillahirabbil‘alamin, maka itu kurang tepat bacaannya. Bacaan yang lebih tepat adalah Bismillahirrahmanirrahimilhamdulillahi rabbil ‘alamin. Ini karena hamzah pada lafaz (alhamdu) adalah hamzah washal.

Penjelasan lebih detail dan contoh-contoh lain tentang kedua macam hamzah ini sebagaikan dijelaskan berikut.

Baca Juga: Mengenal 8 Huruf HijaiyahTambahan dalam Ilmu Tajwid

Hamzah Qatha’ (هَمْزَةُ الْقَطْعِ)

Hamzah qatha’ adalah huruf hamzah yang ditetapkan/dibaca pada saat memulai bacaan (ibtida), menyambung bacaan (washal) dan penulisannya (khat). (Ghayatul Murid fi ‘ilmit-Tajwid/278). Penamaan hamzah qatha karena memutus huruf satu dengan lainnya saat ia diucapkan.

Jadi, Hamzah qatha’ adalah hamzah yang selamanya dibaca (berharakat). Penulisannya juga dapat ditulis di awal, di tengah maupun di akhir sebuah kata.

Namun demikian, ada perbedaan penulisan hamzah qatha’ pada mushaf terbitan Timur Tengah dan mushaf terbitan Indonesia. Ciri-ciri penulisan pada mushaf Timur Tengah tercetak dengan ada tanda baca kepala ain’ kecil (ء أ إ), sedangkan pada mushaf terbitan Indonesia tercetak dengan ada harakat (  ُ ِ َ) fathah/kasrah/dammah di atas atau di bawah alif (اَ  اِ اُ). (Metode Maisura/43).

Berikut ini beberapa contoh hamzah qatha’ dalam potongan ayat Alquran, termasuk juga bentuk penulisannya di berbagai tempat (di awal, di tengah dan di akhir) kata.

  1. Hamzah Qatha’ di awal kata
No Harakat Contoh Surah dan Ayat
1. Fathah اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُ At-Takasur: 1
2. Kasrah إِنَّا Al-Kautsar: 1
3. Dhammah أُوتُوا Al-Baqarah: 101

2. Hamzah qatha’ di tengah kata

No Harakat Contoh Surah dan Ayat
1. Fathah قُرْءَاناً Yusuf: 2
2. Kasrah سُئِلَتْ At-Takwir: 7
3. Dhammah الْمَوْءُودَةُ At- Takwir: 7
4. Sukun بِئْرٍ Al-Hajj: 45

3. Hamzah qatha’ di akhir kata

No Harakat Contoh Surah dan Ayat
1. Fathah  مَنْ جَاءَ Al-An’am: 160
2. Kasrah قُرُوءٍ Al-Baqarah: 228
3. Dhammah يَسْتَهْزِئُ Al-Baqarah: 15
4. Sukun إنْ نَشَأْ Asy-Syu’ara: 3

Baca Juga: Pengertian dan Macam-Macam Shifatul Huruf dalam Ilmu Tajwid

Hamzah Washal (هَمْزَةُ الْوَصْلِ)

Hamzah washal adalah Hamzah tambahan pada awal kata yang tetap dibaca (berharakat) ketika ibtida (memulai bacaan) dan gugur (tidak dibaca, secara bacaan dianggap tidak ada) saat ada di tengah kata. (at-Tajwidul-Muyassar/145)

Jadi, hamzah washal hanya berada di awal kata, bentuknya seperti alif, terbaca ketika ada di permulaan kata, namun lebur (tidak dibaca) ketika berada di tengah kalimat.

Untuk mengetahui hamzah washal pada mushaf terbitan Timur Tengah, ia tercetak dengan tanda baca kepala huruf sad kecil berekor (ٱ), misalnya pada lafadz:

ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ

Sedangkan pada mushaf terbitan Indonesia tercetak dengan ada harakat fathah/kasrah/dammah ( اَ اِ اُ ) , sebagai contoh:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Setelah mengetahui kedua jenis hamzah di atas dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki perbedaan. Adapun perbedaan hamzah qatha’ dan hamzah washal adalah sebagai berikut:

  • Hamzah washal hanya berada di awal kata, dan hanya dibaca ketika berada di awal kalimat.
  • Hamzah qatha’ bisa berada didepan, tengah, maupun akhir kata, dan bisa juga dibaca di mana pun ia berada.
  • Penulisan hamzah washal dan qatha’ pada mushaf terbitan Indonesia tercetak dengan harakat
  • Adapun pada mushaf terbitan Timur Tengah, tercetak dengan tanda kepala ain kecil untuk hamzah qatha’, dan kepala sad berekor untuk hamzah washal. Wallahu a’lam