Hari Disabilitas Internasional: Ini 4 Artikel tentang Disabilitas dalam Tafsir Al-Quran

Hari Disabilitas Internasional
Hari Disabilitas Internasional

Tepat hari ini tanggal 3 Desember Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap tahunnya. Sejak tahun 1992 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan tanggal ini sebagai Hari Disabilitas Internasional.

Peringatan Hari Disabilitas Internasional ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas dan memberikan dukungan untuk meningkatkan kemandirian dan kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.

Tema Hari Disabilitas Sedunia tahun ini adalah Building Back Better: toward a disability-inclusive, accessible and sustainable Covid-19 World, atau membangun kembali kehidupan yang lebih baik, lebih ekslusif, lebih berkelanjutan pasca pandemi Covid-19.

Dalam rangka memperingati hal tersebut, tafsiralquran.id merangkum 4 artikel yang membahas seputar disabilitas dalam Al-Quran. Keempat artikel ini menerangkan bagaimana Al-Quran mendorong kesamaan hak dan kesetaraan tanpa diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

Prinsip Humanisme dan Wacana Disabilitas dalam al-Quran

Artikel ini menjelaskan beberapa ayat dalam Al-Quran yang memberikan pesan baik secara tersurat maupun tersirat mengenai pentingnya bersikap humanis di kehidupan sosial. Ayat pertama yaitu Surat Al-Hujurat Ayat 11. Dalam konteks wacana disabilitas, ayat ini menegaskan bahwa sudah semestinya manusia melihat manusia lainnya dengan kacamata kemanusiaan—melihatnya benar-benar sebagai manusia.

Ayat lain adalah Surat Al-Hujurat Ayat 13. Melalui ayat ini, Al-Quran melengkapi pengajaran sebelumnya pada Q.S. al-Hujurat [49]: 11 dan menegaskan bahwa kehadiran ragam jenis manusia di muka bumi ini merupakan suratan takdir dari Allah. Artikel ini juga menerangkan Ayat 61 Surat An-Nur.

Perspektif Al-Quran terhadap Penyandang Disabilitas: Tafsir Surat An-Nur Ayat 61

Artikel ini mengulas secara spesifik Surat An-Nur Ayat 61. Menurut penulis artikel, setidaknya ada tiga poin yang penting dicatat dari Ayat ini: Pertama, tidak ada dosa bagi penyandang disabilitas atau orang sakit jika tidak mampu melaksanakan ibadah dengan sempurna karena kesulitan yang diakibatkan oleh disabilitasnya ataupun sakitnya.

Kedua, tidak apa-apa jika seseorang makan bersama penyandang disabilitas dan orang sakit di manapun dan kapanpun sebagaimana ia makan dengan orang lain biasanya. Ketiga, setiap kali memasuki rumah, sebaiknya seseorang mengucap salam.

Tafsir Surat Al-Fath Ayat 17: Islam Memberi Kemudahan Bagi Penyandang Difabel

Artikel ini secara spesifik membahas Surat Al-Fath Ayat 17. Menurut Penulisnya, Ayat ini  menegaskan bahwa Islam memberi kemudahan bagi penyandang difabel dengan membolehkan mereka untuk tidak ikut berperang. Namun ayat ini tidak menunjukkan keharaman bagi mereka untuk mengikuti hal tersebut.

Dalam konteks kekinian, penyandang difabel dapat ikut berjihad dalam situasi dan konteks tertentu seperti menjaga keutuhan bangsa dan negara melalui jihad literasi atau jihad ilmiah dan sebagainya.

Kisah Abdullah bin Ummi Maktum: Penyandang Disabilitas Penyebab Turunnya Surah ‘Abasa

Artikel ini mengulas tentang seorang sahabat terkenal bernama Abdullah bin Ummi Maktum atau sering dikenal Ibnu Ummi Maktum. Ia adalah seorang penyandang disabilitas penyebab turunnya surah ‘Abasa.

Penulis artikel menyimpulkan bahwa Al-Quran melalui Surat ‘Abasa ingin mengajarkan kepada rasul-Nya bahwa tugasnya adalah menyampaikan ayat-ayat-Nya kepada seluruh manusia tanpa kecuali. Wallahu A’lam.