BerandaKisah Al QuranIkrar Setia Kaum Hawariyyun: Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Ikrar Setia Kaum Hawariyyun: Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Pemuda biasanya dikaitkan dengan orang yang umurnya berkisar antara 15-30 tahun. Pemuda memiliki karakter spesifik yang produktif, jiwanya  optimis, revolusioner dan visioner. Mereka juga memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan serta keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karakter pemuda ini juga digambarkan dalam Al-Quran dengan mengkisahkan kaum  Hawariyyun, sahabat Nabi Isa dari golongan Pemuda.

Kisah Nabi Isa dan Kaum Hawariyyun

Ketika Nabi Isa akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi, Nabi Isa mengumpulkan seluruh pengikut-pengikutnya dan bertanya kepada mereka.

“Siapakah diantara kalian yang ingin menjadi temanku di Surga dengan menyerupai diriku dan menggantikan posisiku untuk dibunuh oleh kaum Yahudi?”, tanya Nabi Isa.

Tentu, dibutuhkan loyalitas yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk melakukan itu. Semua pengikut Nabi Isa diam kecuali sekelompok Kaum Hawariyyun yang berjumlah 12 orang. Mereka para pemuda sekaligus sahabat Nabi Isa yang dengan tegas menyatakan siap berkorban demi keberlangsungan syariat yang dibawa Nabi Isa.

Kemudian Nabi Isa mengulangi pertanyaan hingga tiga kali, dan hanya mereka pulalah yang menyatakan siap berkorban. (al-‘Alusi, Ruhul Ma’ani)

baca juga: Ini Daftar 15 Bayi yang bisa Bicara Menurut Para Mufassir

Peristiwa ini terekam dalam Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat 52-53:

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri”

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”

Nabi Isa menguji keimanan dan komitmen para kaumnya dengan bertanya, “siapakah diantara kalian yang siap menjadi Penolong agama Allah?”

Baca juga: Inilah Tiga Mukjizat Al-Quran

Sekelompok Pemuda dari Hawariyyun menjawab dengan tegas bahwa kami siap menjadi penolong agama Allah. Diriwayatakan mereka terdiri dari dua belas orang dari keturunan Nabi Sham’un, Ya’kub dan Yuhana. Mereka menggunakan baju putih dan pekerjaannya mencari ikan. (as-Shabuni, Shafwatut Tafasir)

Para Mufassir berbeda pendapat terkait Makna “Man Anshari Ila Allaah” .  Al-Jilani menafsirkan siapa yang siap berdakwah dengan menunjukkan kebenaran kepada orang-orang yang tersesat dan menolong serta menjagaku (Nabi Isa) atas kedhaliman Mereka?  Kaum Hawariyyun pun Menjawab “Kami siap menjadi penolong Utusan Allah, kami akan menjaganya dengan sebaik-baiknya dan mengembangkan seluruh potensi yang kita miliki untuk melanjutkan syariat dan Hukum-hukum Allah agar senantiasa terus hidup dan berjalan di Muka bumi. Karena Sesungguhnya kami Telah bersaksi atas kerasulanmu dan Atas apa yang diwahyukan kepadamu, dan kami termasuk orang yang berpasrah diri dengan Iman yang Murni dan kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada kami semuanya datang dari Allah dan untuk dikembangkan demi kemaslahatan dibumi. (‘Abdul Qadir al-Jailani, Tafsir al-Jilani)

Pemuda Hawariyyun digambarkan Al-Quran sebagai pemuda yang loyal dan berkomitmen. Perubahan yang dibawa Nabi Isa menjadi momen bagi mereka untuk ikut menjadi pelopor perubahan dari kekufuran yang telah sekian lama tumbuh subur di masa itu.

Refleksi Sumpah Pemuda

Kisah ini dapat kita jadikan sebagai refleksi untuk mengingat sumpah pemuda. Sumpah pemuda dipelopori oleh para pemuda dan juga sebagai kristalisasi pembentukan negara kesatuan republic Indonesia. Karena keberanian dan sikap visioner para pemuda yang andil dalam sumpah pemuda terwujudlah kemerdekan Indonesia.

Kini, kita sebagai pemuda dapat meneladani semangat revolusioner dan loyalitas dari kisah pemuda Hawariyyun. Mereka siap berkorban dan melakukan apa saja demi menjaga ketauhidan. Kita dapat berkontribusi apapun potensi yang kita miliki untuk agama dan bangsa. Dengan membangun  keloyalitasan kita Pada Negara dan agama, maka hal-hal sulit dan berat menjadi mudah kita lakukan. Tapi perubahan tidak dapat kita lakukan sendirian, kita harus saling berkolaborasi dengan pemuda lainnya. Hal itu juga yang dikisahkan Al-Quran dengan pemuda hawariyyun, mereka berkolaborasi dan berkomitmen bersama. Sehingga tetap ada yang menjaga kebenaran dan berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca juga: Cara Elegan Merawat Keberagaman Menurut Al-Quran

Dengan berkolaborasi, perubahan menjadi lebih mudah dilakukan dan diwujudkan. Hal baik yang awal mulanya manfaatnya kecil bisa menjadi lebih besar kebermanfaatannya. Sesuatu yang dirasa berat dan sulit jika dilakukan sendiri, akan lebih mudah dan mungkin jika dilakukan bersama. Perubahan bisa dilakukan dimana dan apa saja, kontribusi kecil maupun besar dilingkungan kita yang sekiranya membawa manfaat lanjutkan dan terus lakukan inovasi. Wallahu a’lam[]

Shofia elmizan
Shofia elmizan
Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya, aktif di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...