BerandaTafsir TematikIni Cara Berdialog dengan Allah Melalui Al-Quran

Ini Cara Berdialog dengan Allah Melalui Al-Quran

Salah satu cara agar kita bisa berdialog dengan Allah adalah dengan memberi balasan ucapan atas rahmat, adzab, dan segala yang Allah sebutkan di dalam Al-Quran. Yakni menyela-nyelai satu ayat tentang rahmat, dengan doa agar kita diberi rahmat tersebut, sebelum kita berlanjut ke ayat selanjutnya. Dengan ini kita telah memberi tanggapan terhadap ayat tersebut. Dan seakan sedang berdialog dengan Allah yang Maha Berbicara.

Ya, hal ini memang membuat kita seakan-akan berbicara sendiri. Sebab kita seperti mengajak berbicara benda mati. Tetapi, begitulah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak mungkin Nabi melakukannya serta mendorong umatnnya untuk melakukan, tanpa ada suatu kebaikan di dalamnya. Inilah strategi dari Nabi untuk membangun komunikasi dengan Al-Quran, meski dengan sekedar menanggapi. Berikut anjuran serta contoh berdoa setelah ayat rahmat atau adzab.

Baca juga: Doa Untuk Orang Tua dalam Al-Quran dan Tafsir Surat Al-Isra’ [17]: 24

Nabi Memanjatkan Tasbih dan Doa di Sela Membaca Ayat

Dalam Shahih Muslim, terdapat hadis riwayat Khudaifah bin Yaman:

صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ فَقُلْتُ يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ. ثُمَّ مَضَى فَقُلْتُ يُصَلِّى بِهَا فِى رَكْعَةٍ فَمَضَى فَقُلْتُ يَرْكَعُ بِهَا. ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلاً إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ سَبَّحَ وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ

“Aku salat bersama Nabi, di suatu malam. Beliau lalu mulai membaca Surat Al-Baqarah. Aku berkata (dalam), Beliau akan ruku’ saat sampai ayat 100. Ternyata Beliau lanjut membaca. Aku berkata (dalam hati) mungkin Beliau mengisi satu rakaat dengan surat Al-Baqarah sampai khtam. Ternyata Beliau lanjut membaca. Beliau lalu mulai membaca Surat An-Nisa’ dan terus membaca. Lalu beliau mulai membaca surat Ala Imran. Beliau membacannya dengan pelan-pelan. Saat melewati ayat yang memuat tasbih kepada Allah, Beliau membaca tasbih. Saat melewati ayat yang berisi permintaan, Beliau meminta. Saat Beliau melewati ayat berisi meminta perlindungan, beliau meminta perlindungan” (H.R. Imam Muslim).

Dalam Sunan Abu Daud dan An-Nasai’ terdapat riwayat lain dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’i:

قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ لاَ يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلاَّ وَقَفَ فَسَأَلَ وَلاَ يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلاَّ وَقَفَ فَتَعَوَّذَ

“Aku salat bersama Rasulullah SAW, di suatu malam. Beliau berdiri kemudian membaca surat Al-Baqarah. Beliau tidak melewati ayat rahmat kecuali berhenti kemudia berdoa meminta. Dan tidak melewati ayat adzab kecuali berhenti kemudian meminta perlindungan” (H.R. Abi Dawud, An-Nasa’i dan lainnya).

Baca juga: Allahumma dan Yaa Rabbana dalam Al Quran, Samakah maknanya?

Imam as-Suyuthi mengaitkan dua hadis di atas dengan pentingnya membaca Al-Quran, disertai menghayati dan memahami kandungan maknanya. Inilah tujuan terbesar diturunkannya Al-Quran. Dan cara menghayati serta memahami Al-Quran adalah dengan memusatkan perhatiannya pada kandungan ayat yang sedang dibaca. Saat melewati ayat berisi perintah serta larangan Allah, ia menerima ajaran Al-Quran yang ia temui saat itu dengan sepenuh hati. Sedangkan, saat menyadari adanya kelalaian pada diri, ia kemudian berdoa meminta ampunan. Saat ada ayat rahmat, ia bergembira dan ikut berdoa meminta rahmat. Saat ada ayat adzab, ia berdoa meminta belas kasihan serta perlindungan (Al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an/283).

Doa-doa yang dipanjatkan di sela-sela ayat inilah yang membangun komunikasi antara pembaca dan Al-Quran. Al-Quran menyatakan sesuatu, dan pembaca menanggapinya. Imam an-Nawawi menyatakan, dianjurkan memanjatkan doa saat melewati ayat rahmat maupun adzab. Dan ini berlaku tidak hanya saat di luar salat, namun juga saat membaca ayat Al-Quran di dalam salat. Baik saat berposisi sebagai imam, makmum, maupun saat salat sendirian (At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an/72).

Baca juga: Doa Al-Quran: Doa Agar Diringankan Dari Beban Kehidupan

Beberapa Riwayat Doa Setelah Selesai Membaca Suatu Ayat Al-Quran

Berikut kami cantumkan riwayat tentang doa di sela-sela atau saat setelah selesai membaca satu ayat berisi tentang rahmat, adzab, serta selainnya:

  1. Setelah surat At-Tin ayat 8 membaca:

بَلٰى وَأَنٰا عَلٰى ذٰلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ

Balaa waanaa ‘alaa dzaalika minasy syaahidiin

“Ya, dan aku termasuk menjadi saksi atas hal itu” (H.R. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

  1. Setelah Surat Al-A’la ayat 1 membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلٰى

Subhaana rabbiyal a’laa

“Maha suci Allah, yang Maha Tinggi” (H.R. Imam Ahmad dan Abu Dawud)

  1. Dalam Surat Ar-Rahman, usai membaca ayat yang berbunyi فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان membaca:

وَلَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبِّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ

Walaa bisyaiin min ni’amika rabbinaa nukadzdzibu falakal hamdu

“Dan kami, wahai tuhanku, tidak mendustakan sedikitpun nikmat-nikmatmu. Segala puji milik-Mu” (H.R. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

Wallahu a’lam[]

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Mengenal Aquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar: Metode dan Perkembangannya

0
Kini, penerjemahan Alquran tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Muslim secara nasional, melainkan juga secara lokal salah satunya yakni Alquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar....