BerandaTokoh TafsirKhaleel Ur Rahman Chishti: Pegiat Nidzam al-Qur’an Era Modern

Khaleel Ur Rahman Chishti: Pegiat Nidzam al-Qur’an Era Modern

Nidzam al-Qur’an adalah kajian dalam penafsiran Alquran yang memfokuskan pada aspek koherensi susunan atau struktur surah. Kajian nidzam al-Qur’an atau kestrukturan dalam Alquran ini terus mendapatkan perhatian di era modern ini dari berbagai kalangan kesarjanaan, salah seorang di antaranya yakni Khaleel Ur Rahman Chishti.

Dilansir dari kanal youtube yang disampaikan oleh Muhammad Asri Yusoff dengan judul Maulana Asri: Keistimewaan Aliran Tafsir Hameeduddin Farahi, bahwa Rahman mengikuti gaya penafsiran dari Hamiduddin al-Farahi. Secara gagasan atau cikal bakalnya, kajian nidzam al-Qur’an memang sudah ada sejak dulu, semisal pada karya tafsir Ibnu Jarir at-Tabari, Fakhruddin al-Razi, dan al-Biqa’i. (Mustansr Mir, Continuity, Context, and Coherence in The Qur’an: a Brief Review of The Idea of Nadm in Tafsir Literature, 2013, 16 – 23). Namun, penggunaan secara istilah dan kekonsistensiannya dalam penyebutan “nidzam” baru dimunculkan oleh Hamiduddin al-Farahi dalam Nidzam al-Qur’an wa Ta’wil al-Furqan bil Furqan.

 Baca Juga: Mengenal Tafsir Nidzam Al-Quran karya Hamiduddin Farahi

Biografi Khaleel Ur Rahman Chishti

Tidak banyak literatur yang memaparkan terkait biografi dari Rahman. Namun, ia dikenal sebagai sarjana berkebangsaan Pakistan. Secara Pendidikan akademiknya, Rahman bukanlah sarjana di bidang studi Alquran, akan tetapi justru ia ahli di bidang holtikultura. Bahkan ia sempat bekerja di beberapa wilayah seperti Kanada, Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain.

Di samping itu, Rahman juga aktif sebagai peneliti keislaman, penyair serta pendakwah. Ia memulai dakwahnya di Amerika Utara dengan ISNA dan ICNA pada tahun 1975. Kemudian, tahun 1994 ia mengabdikan dirinya untuk mendakwahkan Islam di Pakistan.

Selain aktif berdakwah, Rahman juga mempunyai kursus dakwah dengan tujuan dasar untuk menyampaikan ajaran Alquran, Hadis, fikih dan disiplin ilmu keislaman lainnya yang murni, otentik, tidak bias, non-sektarian, dan tidak dipalsukan.

Melalui berbagai kursus, Rahman memberikan bimbingan ideologis dan pelatihan praktis kepada kaum terpelajar modern, untuk mengatasi pemikiran sektarian dan mendakwahkan Islam yang benar, mengakhiri segala bentuk diskriminasi dan upaya untuk membangun suasana persatuan dan toleransi Islam. (Lihat di, http://www.shifastudentsociety.com/prof-khalil-ur-rahman-chishti.html)

Baca Juga: Inilah Ragam Pendapat Ulama tentang Nidzam Al-Quran

Karakteristik Karya Tafsir Khaleel Ur Rahman Chishti

Gagasan nidzam al-Qur’an versi Rahman dapat dicermati dalam karya tafsirnya yang berjudul Qurani Soorton Ka Nazm e Jali, yang diterbitkan tahun 2011 dalam bahasa Urdu. Kemudian dialihbahasakan dalam bahasa Inggris oleh Habib-ur-Rahman Qazi di tahun 2018. (Saqib Hussain, Q 63 (Sūrat al-Munāfiqūn): A Text-Critical and Structural Analysis, dalam Nicolai Sinai, Unlocking the Medinan Qur’an, 2022, 574)

Karya tafsir tersebut membahas lengkap 114 surah Alquran. Dan, pada setiap masing-masing suratnya, Rahman menyajikan konsep nidzam surah atau yang disebut Rahman sebagai macro-structure. Sebagaimana cuplikan gambar di bawah ini:                                                                                                 

Setidaknya ada tujuh poin yang dijelaskan Rahman dalam setiap tafsiran surah. Pertama, Rahman mendeskripsikan secara singkat tentang macro-structure yang meliputi nomor dan nama surah, dan jumlah ayat, termasuk dalam makkiyah atau madaniyah, jumlah paragraf, serta flow chart; bentuk melingkar yang disertai penjelasan pembagian ayat atau yang disebut dengan istilah paragraph. Dan ditengahnya tercantum tema sentral dari surah tersebut atau yang diistilahkan dengan markaziy madzmum atau central subject (theme).

Kedua, dijelaskan tentang peristiwa pewahyuannya; pada abad berapa, dimana, serta seperti apa konteksnya. Ketiga, jika surah tersebut mempunyai karakteristik tersendiri, maka dijelaskan ciri-ciri khusus atau keistimewaannya.

Keempat, fadhilah surah jika ada. Kelima, penjelasan tentang munasabah dengan surah sebelum atau sesudahnya. Keenam, penjelasan terkait kata kunci penting yang terkandung dalam surah. Penjelasan ini masuk dalam bagian micro-stucture. Dan, ketujuh, yaitu penjelasan tentang tema sentral surah.

Baca Juga: Hikmah Penyusunan Al-Qur’an dalam Bentuk Kumpulan Surah

Urgensi Nidzam al-Qur’an dalam Pandangan Khaleel Ur Rahman Chishti

Tujuan dasar dari disusunnya karya tafsir berbasis nidzam tersebut adalah untuk memperkenalkan kepada kaum terpelajar modern tentang macro-structure Alquran secara singkat dan terperinci, agar memudahkan mereka dalam memahami Alquran.

Menurut Rahman, selama ini banyak dari mereka yang memiliki keterampilan dalam Bahasa Arab, sehinga mereka bisa menerjemahkan Alquran. Namun dibalik itu, mereka tidak memerhatikan dan memahami konteks Alquran, sehingga mereka tidak tahu apa tujuan dari Alquran. Maka dari itu, urgensi disusunnya karya tafsir ini untuk memudahkan mereka dalam memahami tujuan Alquran. (Khaleel-ur Rahman Chishti, Macro Structure of Soorahs of Holy, 2018, 6)

Miatul Qudsia
Miatul Qudsia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...