BerandaIlmu TajwidKitab Yanbu’a: Pembelajaran Metode Tajwid Secara Praktis

Kitab Yanbu’a: Pembelajaran Metode Tajwid Secara Praktis

Salah satu metode pembelajaran membaca dan menghafal al-Qur’an adalah metode Yanbu’a. Suatu metode pembelajaran membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an yang disusun sistematis terdiri 7 jilid, cara membacanya tepat, benar dan tidak putus-putus, sesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Maka dengan itu, untuk mengenal lebih dalam tentang metode yanbu’, pada tulisan ini akan mengurai bagaimana metode Yanbu’ pada kitab Yanbu’a.

Baca juga: Tafsir Surah Ali Imran Ayat 42: Meneladani Kebersihan dan Kesucian Diri Siti Maryam

Sejarah Metode Yanbu’a

Metode Yanbu’a bisa dipraktikkan oleh kalangan pembelajar al-Qur’an hingga sekarang karena adanya kitab Yanbu’a dengan judul Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur’an Yanbu’, Karangan Muhammad Ulin Nuha Arwani. Yang diprakasai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus antara lain KH. M. Arwani Amin (alm) yaitu KH. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Manshur Maskan (alm).

Hal ini dilakukan karena sebagai upaya agar tidak terjadi putusnya hubungan keakraban antara alumni dengan Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, maka para alumni mengusulkan untuk menyusun Kitab Yanbu’a dan menjadi sebuah awal metode tersebut lahir. Dan atas desakan yang terus menerus dan memang dirasa perlu dalam menjaga dan memelihara keragaman bacaan. 

Adapun dalam pengambilan nama Yanbu’a sendiri diambil dari kata Yanbu’ul Qur’an yang berarti sumber al-Qur’an. Konon katanya, nama tersebut sangatlah digemari oleh seorang guru besar al-Qur’an al-Muqari’ KH. M. Arwani Amin. (Muhammad Ulin Nuha Arwani. Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur’an YANBU’A. (Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004). hlm. iii Kata Sesepuh)

Baca juga: Tafsir Ahkam: Beda Pendapat Tentang Batas Mengusap Kepala Saat Wudhu

Dalam penyusunan Kitab Yanbu’a memerlukan waktu 2 tahun lamanya dengan penerbitan awal 2004 atas perintah KH. M. Ulil Albab Arwani. Dimana kitab ini dicetak menjadi 8 jilid sesuai tahapan dalam ajaran pembacaan al-Qur’an. Pada tahun 2007 disusul penerbitan buku Yanbu’a hafalan surat-surat pendek dan do’a.

Karakteristik Kitab

Sebuah kitab pastinya mempunyai karaktersitik dan ciri khas masing-masing. Tidak luput di dalam Kitab Yanbu’a ini, dimana pada penulisannya disesuaikan dengan Rasm Utsmani dan pada contoh-contoh yang gandeng yang tertulis di dalam kitab semuanya bersumber di dalam al-Qur’an.

Terdapatnya tanda-tanda khusus sebagai tanda pelajaran inti. Misalnya pelajaran pokok ditandai dengan lingkaran hitam kecil pada halaman bagian bawah (footnote). Terdapat materi tulis Arab Jawa Pegon, menjadi pelatihan pengenalan sisi lokalitas.

Selain itu, di dalam per jilid kitab diberikan bimbingan pengajaran sesuai jilid masing-masing tingkatan dan lebihnya diberikan persyaratan yang dapat mengajar kitab Yanbu’a tersebut. Seperti halnya, orang yang sudah pandai dalam membaca al-Qur’an dan berguru kepada Ahlil Qur’an. (Muhammad Ulin Nuha Arwani. Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur’an YANBU’A ‘Jilid 1’. (Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, 2004). hlm. 1&2)

Baca juga: Mengenal Klasifikasi Madrasah Tafsir dari era Kenabian Hingga era Media Sosial dalam Kajian Ulya Fikriyati

Sebagai Metode Praktis

Metode Yanbu’a sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan berupa materi yang tersusun secara sistematis sebagai pengantar dalam pembelajaran al-Qur’an. Memberikan tercapainya tujuan yang digapai yaitu membiasakan terlatihnya kefasihan mulai usia anak-anak.

Cara tersebut dikenal dengan tajwidul al-Qur’an dengan penyampaian beberapa sistem yang bertujuan memudahkan siswa baik secara musyafahah (guru membaca terlebih dahulu kemudian siswa menirukan), ardul qiraah (siswa membaca di depan guru sedangkan guru menyimak dengan baik), dan pengulangan.

Hal ini memudahkan siswa dalam menerima pesan pembelajaran dari penyampaian materi tajwid al-Qur’an yang diutarakan oleh pengajar. Tidak terlepas dari penyampaian materi yang begitu praktis dan sederhana yaitu siswa menirukan secara langsung dari yang dibacakan guru secara perlahan.

Kemudian, guru juga mengkoreksi secara langsung baik dari makhorijul huruf, tajwid, sehingga dari pengulangan bacaan dari seorang guru dapat diterima secara benar dalam mempraktekkan bacaan al-Qur’an oleh siswa.

Wallahu’alam.

Laili Noor Azizah
Laili Noor Azizah
Mahasiswi IAIN Kudus. Alumni MA NU Banat Kudus dan PP.Yanabi’ul Ulum Warohmah Kudus.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

penamaan surah Alquran

Penamaan Surah Alquran: Proses Penamaan Nonarbitrer

0
Penamaan merupakan proses yang selalu terjadi dalam masyarakat. Dalam buku berjudul “Names in focus: an introduction to Finnish onomastics” Sjöblom dkk (2012) menegaskan, nama...