Bulan suci Ramadan adalah bulan yang sangat mulia, karena di dalamnya terdapat malam yang lebih mulia dari pada 1000 bulan, yakni malam Lailatulqadar Seperti firman Allah dalam Q.S Alqadr [97]:3-4.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan (3) Pada malam itu turun para malaikaat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya, untuk mengatur semua urusan (4) Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar (5)
Baca Juga: Keunikan dan Rahasia Lailatulqadar
Sejarah Turunnya Lailatulqadar
Nabi Muhammad saw. pada suatu hari menyebutkan empat orang dari bani Israil yang beribadah kepada Allah selama 80 tahun. Mereka tidak pernah durhaka kepada-Nya sekejap matapun. Mereka adalah Nabi Ayyub, Nabi Zakaria, Hizqil bin ‘Ajuz, dan Yusak bin Nun.
Maka para sahabat Nabi saw. mengaguminya. Kemudian datanglah Jibril kepada Nabi saw., dan berkata “Wahai Muhammad, umatmu sangat mengagumi ibadah mereka, selama 80 tahun dan sekejap matapun tak pernah durhaka kepadaNya, sesungguhnya Allah menurunkan hal yang lebih baik daripada itu.” Kemudian Jibril membacakan Surat Alqadr [97]: 1-3.
Kemudian Jibril berkata, “Ini lebih utama daripada apa yang engkau dan umatmu kagumi. Maka bergembiralah Nabi saw. dan para sahabatnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4, 530).
Pernah disebutkan kepada Nabi saw., seorang dari Bani Israil yang selalu membawa senjata di pundaknya untuk jihad fi sabilillah selama seribu bulan. Maka kagumlah Nabi saw., serta mengharap hal itu ada pada umatnya.
Baca Juga: Menyambut Malam 27 Ramadhan dan Tafsir Isyari Ibnu Abbas Ra Tentang Lailatul Qadr
Maka Nabi saw. berdoa, “Ya Rabb, Engkau telah menciptakan umatku paling pendek umurnya dan sedikit amal perbuatannya.” Kemudian Allah memberikannya malam Lailatulqadar. Dan malam ini adalah khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. (Tafsir Shawi, Juz 4, 337)
Untuk bisa mendapatkan malam Lailatulqadar yang amal kebaikan di dalamnya lebih baik daripada amal kebaikan pada seribu bulan, maka hendaknya memperbanyak beribadah di bulan suci Ramadan. Lebih-lebih pada sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadan.
Rahasia Waktu Malam Lailatulqadar
Menurut madzhab Syafi’i, malam Lailatulqadar berada di antara sepuluh hari tersebut. Dan di antara sepuluh hari tersebut yang paling diharapkan adalah di antara malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27, 29.
Menurut Imam Nawawi, malam Lailatulqadar setiap tahunnya bisa berubah-ubah, di antara malam-malam tersebut. (I’anatut Tholibin, Juz 2, 257)
Malam Lailatulqadar disamarkan antara sepuluh hari terakhir bulan Ramadan agar supaya umat Islam bisa beribadah dan beramal kebaikan di semua malam-malam tersebut.
Sebagai umat Islam, sebaiknya tidak hanya menyibukkan ibadah pada 10 malam terakhir Ramadan, tetapi selalu berusaha memperbanyak amal kebaikan dan beribadah kepada Allah pada hari dan malam selama bulan suci Ramadan.
Baca Juga: Tips Mendapat Malam Lailatulqadar Ala M. Quraish Shihab
Nabi Muhammad saw. bersabda,
من صلى المغرب والعشاء في جماعة حتى ينقضي شهر رمضان فقد اخذ من ليلة القدر بحظ وافر (رواه البيهقي)
Barang siapa salat maghrib dan isya’ dengan berjamaah hingga selesai bulan Ramadan, maka sesungguhnya ia telah memperoleh bagian yang sempurna dari Lailatulqadar. (H.R Baihaqi)
Keajaiban Sa’atul Ijabah
Pada malam Lailatulqadar ada waktu yang disebut sa’atul ijabah. Siapa pun yang berdoa pada saat itu, maka akan dikabulkan oleh Allah swt. Dan para malaikat (yang jumlahnya lebih banyak dari jumlahnya kerikil) dan Jibril turun ke bumi dengan mendapat izin Allah untuk mengatur segala urusan yang telah dikehendaki oleh Allah.
Dan mereka mengucapkan salam kepada semua orang-orang mukmin. Malam itu benar-benar malam yang penuh salam dari malaikat kepada orang-orang mukmin, malam yang membawa keselamatan dari segala keburukan dan malam membawa kebaikan sampai terbitnya fajar.
Imam Ar Razi mengatakan bahwa ketika telah terbit fajar pada malam Lailatulqadar, maka berkatalah Jibril kepada semua malaikat, “Mari kembalilah!”, lalu para malaikat berkata, “Wahai Jibril, apa yang diperbuat Allah untuk kaum muslimin dari umat Nabi Muhammad saw. pada malam ini?”.
Jibril menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memandang mereka dengan kasih sayang dan mengampuni dosa-dosa mereka kecuali empat golongan.” Para malaikat berkata, “Siapa mereka?”. Jibril menjawab, “Mereka adalah orang yang selalu meminum minuman keras (khamr), orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang memutus silaturrahmi, dan orang yang mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari.” (Durratun Nashihin, 271)
Kendati demikian, umat muslim sebaiknya tetap beribadah dan berdoa sama giatnya selama bulan Ramadan. Karena keseluruhan Ramadan penuh dengan keberkahan. Pahala dilipatgandakan dan doa-doa menjadi mustajab di bulan suci ini.
Wallahu a’lam