BerandaTafsir TematikTafsir TarbawiMengenal Diksi Tanya Jawab dalam Alquran

Mengenal Diksi Tanya Jawab dalam Alquran

Salah satu diksi yang sering digunakan Alquran untuk menyampaikan informasi adalah diksi tanya jawab. Dalam kajian asbabunnuzul, disebutkan bahwa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad termasuk alasan diturunkannya Alquran (Al-Qawaid Al-Asasiyyah, 20). Kemudian sebagian tanya jawab tersebut dinarasikan di dalam Alquran.

Diksi yang digunakan untuk menarasikan tanya jawab dalam Alquran biasanya adalah kata yasalunaka (mereka bertanya kepadamu (Muhammad) lalu dilanjutkan dengan jawaban sesuai dengan porsinya. Ada yang dijawab secara singkat, ada yang mendetail, ada juga yang sedang. Bahkan, ada pula pertanyaan yang tidak diberi jawaban, karena hanya diketahui oleh Allah dan dirahasiakan oleh-Nya.

Kata yasalunaka sendiri dalam Alquran disebutkan beberapa kali, di antaranya di ayat-ayat berikut.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah … (Q.S. Al-Baqarah: 189)

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah … (Q.S. Al-Baqarah: 215)

Baca juga: Ilmu Gramatika Alquran: Definisi dan Perkembangannya

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada Bulan Haram. Katakanlah … (Q.S. Al-Baqarah: 217)

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah … (Q.S. Al-Baqarah: 219)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَىٰ ۖ قُلْ

Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. Katakalah… (Q.S. Al-Baqarah: 220)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah … (Q.S. Al-Baqarah: 222)

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ

Mereka menanyakan kepadamu, “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah … (Q.S. Al-Maidah: 4)

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Kapan terjadi?” Katakanlah … (Q.S. Al-A’raf: 187)

Baca juga: Balaghah Alquran: Seni Tata Krama dalam Bahasa Alquran

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنفَالِ ۖ قُلِ

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah … (Q.S. Al-Anfal: 1)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah … (Q.S. Al-Isra’: 85)

وَيَسْأَلُونَكَ عَن ذِي الْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ

Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah … (Q.S. Al-Kahfi: 83)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ

Mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah … (Q.S. Taha: 105)

Dua model diksi tanya jawab

Diksi tanya jawab dalam Alquran setidaknya ada dua model. Pertama, jawaban disebutkan sebagai respon atas pertanyaan yang telah diajukan kepada Nabi. Kedua, pertanyaan dan jawabannya sudah dibocorkan kepada Nabi sebelum ditanyakan. Seolah Allah memberi “kisi-kisi soal” dan “kunci jawaban” kepada Nabi-Nya. Ini sekaligus sebagai bukti atas ilmu Allah yang tidak terbatas, karena mengetahui apa yang akan ditanyakan oleh orang-orang sebelum mereka bertanya.

Dua macam pola tadi dibedakan hanya dengan huruf fa’. Setelah kata yasalunaka, misalnya, langsung dijawab qul dst., tapi khusus dalam Q.S. Taha: 105 jawaban menggunakan kata faqul. Mengapa demikian?

Baca juga: Balaghah Alquran: Keindahan Penggunaan Huruf Athaf Tsumma

Syekh Ali As-Shabuni (Shafwatut Tafasir, I/113) mengutip dari kitab Al-Futuhat Al-Ilahiyyah yang menyebutkan bahwa semua jawaban dari pertanyaan dalam Alquran ada setelah pertanyaan. Sedangkan jawaban yang dalam Q.S. Taha: 105 ini sudah ada sebelum ditanyakan kepada Nabi. Sehingga kira-kiranya adalah “Jika mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya”.

Metode tanya jawab dalam pembelajaran

Memberikan informasi melalui pertanyaan dan jawaban semacam ini kemudian dikembangkan dalam dunia pendidikan, sehingga muncul metode tanya jawab. Metode tanya jawab sangat efektif untuk merangsang rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Di beberapa kitab karya ulama sering ditemukan hal serupa, misalnya ungkapan فَإنْ قِيْلَ (jika dikatakan) atau فَإِنْ سَأَلْتَ (jika kamu bertanya), قُلْتُ (maka aku jawab), فَالْجَوَابُ (maka jawabannya), dsb. Bahkan ada beberapa kitab yang menggunakan judul yasalunaka.

Namun, sayangnya akhir-akhir ini untuk menumbuhkan rasa ingin tahu menurut penulis sedikit terganggu oleh ungkapan “Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?”. Ungkapan yang viral ini mungkin awalnya sebatas candaan, tapi bagi sebagian orang yang baperan berdampak “mematikan” keingintahuan mereka melalui pertanyaan, karena akhirnya mereka mengurungkan diri untuk bertanya kembali. Padahal, ilmu akan berkembang bila rasa ingin tahu mengenai sesuatu terus dikembangkan, termasuk melalui bertanya. wallahua’lam.

Muhammad Hisyam Wahid
Muhammad Hisyam Wahid
Alumni UIN KH. Abdurrahman Wahid, Pekalongan dan Mutakhorrijin PP. Nurul Huda, peminat kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...